Escape From New York (1981) : Aksi Snake Plissken di Manhattan

escape from new york aksi snake plissken di manhattan
AVCO Embassy Pictures

One you go in you don't come out.

Kota megapolitan yang menawarkan segala kemewahan, kesenangan dan surga dunia itu, tiba-tiba menjadi sebuah tempat mengerikan yang penuh dengan segala kriminalitas, kejahatan, kengerian dan neraka dunia.

Wilayah Manhattan, di kota New York tahun 1997, berubah menjadi tempat penampungan para orang buangan dan kriminal mulai dari kelas teri hingga kelas kakap.
 
Secara geografis, wilayah Manhattan yang eksklusif, terpisah oleh lautan Atlantik dan dihubungkan dengan jembatan Brooklyn, sehingga memang strategis akan lokasi terisolir yang di bagian luarnya dikelilingi oleh penjagaan super ketat dan maksimum.

Escape From New York adalah film cult classic, boleh dibilang sebagai acuan dari film aksi laga fiksi ilmiah. Film Carpenter tersebut melahirkan karakter ikonik Snake Plissken yang menyulap Kurt Russel menjadi bintang laga yang badass, jauh dari kesan pria Disney saat itu, sekaligus kolaborasi mereka yang kedua kali.

Carpenter menulis ide film ini berdasarkan reaksi atas Skandal Watergate di era 70'an, serta terinspirasi oleh Death Wish (1974) yang menggambarkan kota New York bagaikan hutan belantara yang dipenuhi oleh para kriminal jalanan, padahal lokasi syuting dilakukan di kota East St. Louis dalam beberapa sudut landskap tertentu mirip New York.

Sukses secara komersial dan dipuji kritik melalui jalur independen oleh studio medioker AVCO Embassy, film yang dinominiasikan Saturn Awards tersebut, diperankan oleh jajaran cast diantaranya Lee Van Cleef, Ernest Borgnine, Donald Pleasence, Harry Dean Stanton, Adrienne Barbeau hingga musisi Isaac Hayes.

Escape From New York dalam prolog-nya menjelaskan bahwa tahun tingkat kriminalitas di Amerika meningkat tajam dan sangat ekstrim hingga 400% di tahun 1988, sehingga wilayah Manhattan terpilih sebagai penjara bagi para kriminal.

Tahun 1997, pesawat Air Force One yang ditumpangi Presiden (
Donald Pleasence) ketika sedang melintasi Amerika untuk menghadiri Pertemuan Damai antara Amerika Serikat, Uni Soviet dan China, dibajak oleh sekelompok teroris dan jatuh di Manhattan. Presiden selamat dan disandera oleh Duke (Isaac Hayes) penguasa Manhattan, yang meminta sejumlah tebusan kepada pemerintah.

review ulasan sinopsis film escape from new york
AVCO Embassy Pictures

Komisioner Bob Hauk (Lee Van Cleef) lalu mengutus seorang buronan mantan prajurit pasukan khusus bernama Snake Plissken (Kurt Russell), untuk membebaskan Presiden dalam waktu 24 jam, dengan kompensasi berupa amnesti hukuman.

Sebuah chip yang ditanam dalam leher Plissken akan meledak, jika ia berusaha melarikan diri atau gagal dalam misinya. Berhasilkah Plissken?

Premis Escape From New York sangatlah sederhana namun begitu mengena. Yang menarik yakni berbagai momen saat Plissken di Manhattan bertemu dengan sejumlah karakter unik.

Ironisnya, pesimisme pemerintah untuk melakukan permainan "nothing to lose" dalam usaha menyelamatkan Presiden, dengan mengorbankan dan mengumpan Plissken, sehingga bakal terjadi perang dengan sesama kriminal.
 
Film bertemakan dystopian tersebut memang menceritakan tentang masa depan yang kelam, penuh kejahatan di area Manhattan. Sebuah dunia yang terisolasi dan menunjukkan sisi gelap manusia dalam melakukan aksi kriminal mengerikan.

Berbagai aksi kekerasan nan kejam dipertontonkan secara eksplisit namun estetis, seperti dalam awal-awal cerita saat seorang anak buah Duke memperlihatkan potongan jari Presiden kepada Hauk atau ada kepala manusia tertancap di tiang di pinggir jalan.

Baca juga: John Carpenter: Sang Maestro Independen

Juga bagaimana saat Duke menganiaya Presiden, hingga adegan pertarungan ala barbar antara Plissken dengan "slag"

Karakter Plissken memang anti-hero, sekaligus anti-Presiden. Hal tersebut merefleksikan narasi akan rakyat Amerika yang benci dengan pemerintahannya sendiri, sejak Skandal Watergate.


Plissken digambarkan secara karismatik, dengan muka garang dan sinis dengan memakai penutup satu mata khas ala bajak laut, serta nada bicara yang cenderung mendesis seperti ular.

Lain pula dengan Bob Hauk yang dipderankan Lee Van Cleef yang tak kalah sinis, kejam serta dingin. Adapun sang Presiden yang diperankan Donald Pleasence, sebagai seorang hipokrat dan egois. Kemudian ada Harold "Brain" Hellman (
Harry Dean Stanton) dan Maggie (Adrienne Barbeau) yang juga hipokrat dan tricky

Satu-satunya karakter yang baik hati dan menyenangkan yakni sang supir taksi bernama Cabbie (Ernest Borgnine) yang dapat menghidupkan serta mencairkan suasana melalui berbagai dialog dan aksi humornya.

Sedangkan karakter Duke yang diperankan Isaac Hayes sama kuatnya sebagai seseorang yang kejam dan jahat namun juga memiliki beberapa kelemahan.

Dialognya pun tidak banyak basa-basi, terlebih karakter Plissken yang saya suka dari berbagai ucapan yang keluar dari mulutnya, merespon lawan bicaranya.


Apalagi dialognya dengan Hauk dan dengan "Brain" yang begitu dikenang dan mengandung sarkasme tajam. Diantara semua dialog sepanjang cerita film, hanya ada satu kalimat sama, yang diucapkan semua karakter saat berjumpa dengan Plissken :

 “I heard you were dead

aksi snake plissken dalam escape from new york
AVCO Embassy Pictures

Atmosfir kengerian mencekam area Manhattan saat malam hari, begitu terasa dalam adegan saat Plissken hampir putus asa dalam mencari Presiden, lalu ia mengambil sebuah kursi dan duduk di atas trotoar sendirian, termenung sebentar.

Lalu tak lama kemudian dari kejauhan muncul gerombolan manusia barbar kelaparan yang mencari daging segar, mereka berasal dari lorong bawah tanah.

Atau intensitas yang dibangun perlahan pada saat rombongan mobil Duke hendak mendatangi kediaman "Brain", sambil diiringi tema musik The Duke Arrives/Barricade yang dimainkan oleh Carpenter sendiri. Namun puncaknya tentu saja laga epik kejar-kejaran mobil di jembatan Brooklyn!

Arah sorot kamera saat Plissken menggunakan paralayang diatas Manhattan, melintasi berbagai gedung tinggi pada malam hari dan mendarat di World Trade Center, begitu mengaggumkan. 


Baca juga: Escape from L.A. (1996): Prediksi Los Angeles Menuju Kehancuran Saat Ini

Juga pengaturan sudut kamera pun dibuat sedemikian rupa, terutama dalam mengekspos gaya gerak Plissken, seperti saat menodongkan senjatanya sambil mengancam kepada "Brain". 

Set desain miniatur Manhattan dalam awal cerita saat Plissken menuju WTC, benar-benar fantastis. Perpaduan gedung, lighting dan painting matte yang dikerjakan James Cameron saat itu, mampu memanipulasi visual audiens dengan sangat detail.


Begitu pula penggambaran gedung WTC mulai dari rooftop hingga lobby, suasana di Liberty Island, serta banyak bangkai mobil di jembatan Brooklyn dan pertarungan di arena gladiator eks-Grand Central Station.
 
Tema utama Escape From New York yang dimainkan Carpenter dalam kredit pembuka maupun penutup, yang awalnya terdengar sedikit norak, ternyata belakangan enak didengar akan emosi heroik dalam dystopian futuristik.

Escape From New York sangat direkomendasikan sebagai film aksi petualangan yang kaya akan tema kriminalitas di masa depan suram Manhattan, satir dan kritisi terhadap penguasa yang dianggap tirani, serta aksi heroik manusiawi sebagai antitesis seorang Snake Plissken yang dianggap mudah dikelabui oleh para lawannya.

Saya akan tertawa terbahak-bahak jika Hollywood merealisasikan pembuatan ulang film ini.

Score : 4 / 4 stars

Escape From New York | 1981 | Aksi Laga, Fiksi Ilmiah, Thriller | Pemain: Kurt Russell, Lee Van Cleef, Ernest Borgnine, Donald Pleasence, Isaac Hayes, Harry Dean Stanton, Adrienne Barbeau | Sutradara: John Carpenter | Produser: Larry Franco, Debra Hill | Penulis: John Carpenter, Nick Castle | Musik: John Carpenter | Sinematografi: Dean Cundley, Jim Lucas | Distributor: AVCO Embassy Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 99 Menit

Comments