The French Connection (1971) : Koneksi Maut Narkoba

the french connection koneksi maut narkoba
20th Century Fox

"The son of the b**ch is here. I saw him. I'm gonna get him." 

Film The French Connection diadaptasi dari peristiwa nyata tentang koneksi maut narkoba melalui peredarannya dari Turki ke Perancis, hingga menuju Amerika Serikat dan Kanada sejak tahun 1930’an.

Mencapai puncaknya di akhir 60’an hingga awal 70’an, dengan jenis narkoba terutama heroin, yang dikelola oleh para kriminal asal Pulau Korsika, Perancis. Kota Marseille berupa pelabuhan internasional, menjadi lokasi dimulainya kegiatan kriminal tersebut.

Jika ditelusuri lebih lanjut, banyak terjadi konspirasi mengejutkan yang melibatkan beberapa pihak. Film yang diangkat dari sebuah buku non-fiksi karya Robin Moore tersebut, hanyalah sepenggal kisah nyata yang terjadi di akhir 60’an.

The French Connection yang kontroversial itu, menjadi film aksi kekerasan pertama yang berhasil menggondol lima Oscar dalam kategori utama, yakni Film, Sutradara, Aktor Utama, Adaptasi Naskah serta Film Editing Terbaik. 

Baca juga: 10 Film Kontroversial Rilisan Tahun 1971 

Alur cerita di film ini terbagi dua bagian, berdasarkan perbedaan lokasi secara bergiliran di awal cerita.

Kota Marseille: Seorang polisi yang membuntuti Alain Charnier (Fernando Rey), tiba-tiba ditembak mati oleh algojo Charnier sendiri, yakni Pierre Nicoli (Marcel Bozzuffi). Charnier adalah seorang gembong narkoba, yang ingin mengirim sejumlah besar heroin ke Amerika.

Caranya yaitu dengan menyelundupkan di dalam mobil seorang figur acara televisi yang sekaligus temannya, yakni Henri Deveraux (Frédéric de Pasquale).

Kota New York: Duo polisi detektif Jimmy “Popeye” Doyle (Gene Hackman) dan Buddy “Cloudy” Russo (Roy Scheider) yang sedang dalam penyamaran, berhasil meringkus transaksi narkoba di sebuah bar. Setelah mereka menginterogasi salah satu tersangka, akhirnya diketahui adanya jaringan besar narkoba yang sedang berlangsung.
 
Melalui pengamatan dan pengintaian terhadap Salvatore “Sal” Boca (Tony Lo Bianco), diketahui bahwa Boca menjadi perantara penjualan heroin dari Charnier kepada salah satu pembeli bernama Weinstock.

The Gathering: Charnier yang juga tiba di New York, menyadari bahwa ia sedang diawasi polisi. Ia lalu bertemu dengan Boca di kota Washington. Ia menekan Boca, yang sengaja memperlambat transkasi, agar segera cepat dilakukan. 

Transaksi pun akhirnya dilakukan antara kedua pihak, namun mereka tidak menyadari bahwa Doyle, Russo dan sekelompok polisi sedang bersiap-siap untuk menangkap mereka!

Film The French Connection yang
dibumbui drama dan aksi spektakulernya, mempersingkat alur cerita yang sesungguhnya membutuhkan waktu berbulan-bulan.

koneksi maut narkoba film the french connection
20th Century Fox

Beberapa nama karakternya pun diganti, seperti Eddie Egan diubah menjadi Jimmy “Popeye” Doyle, sedangkan Sonny Grosso menjadi Buddy “Cloudy” Russo. Untuk karakter antagonis, Jean Jehan diubah menjadi Alain Charnier, Pasquale “Patsy” Fuca menjadi Salvatore “Sal” Boca, Jacques Angelvin menjadi Henri Deveraux.

Energi film ini menjadi kekuatan utama, berkat performa jempolan dari Gene Hackman dan Fernando Rey. Hackman sebagai Doyle adalah seorang yang keras, tangguh, bandel dan seringkali melabrak prosedur.


Ia pantang menyerah, jika perlu mengejar penjahat hingga ke ‘ujung dunia’ (lihat adegan pengejaran mobil terhadap kereta metro dan tonton The French Connection II). 

Kontras dengan Charnier yang diperankan secara karismatik oleh aktor berkebangsaan Spanyol, Fernando Rey. Ia berperilaku kalem, tenang, pandai sekaligus cekatan dan licin. Ia tidak digambarkan sebagai seorang kriminal yang gemar membunuh dan emosional.

Oh ya, di film ini Eddie Egan bermain sebagai Walt Simonson, bosnya Doyle dan Russo, sedangkan Grosso sebagai detektif Clyde Klein.

Film ini karena berdasarkan kisah nyata, bisa dikategorikan sebagai film drama crime thriller dengan bumbu action spektakuler. Sepanjang cerita film, memang dihabiskan untuk berbagai adegan pengintaian Doyle, Russo dan rekan-rekannya terhadap aktivitas Charnier dan Nicoli, Boca serta Weinstock.

Sineas William Friedkin yang setelah film ini menggarap horor terbaik sepanjang masa, The Exorcist (1973), memang piawai dalam mengarahkan keseluruhan rangkaian cerita, adegan, akting, dialog yang terekam oleh visual dan sound yang menarik.

The French Connection dibuat seakan-akan seperti sebuah docudrama yang brilian dan penuh gaya. Dengan permainan kamera yang cukup dinamis, dalam hal ini terkadang menggunakan teknik shaky, namun tidak mengganggu.

Baca juga: Sorcerer (1977) : Takdir Hidup dalam Realitas 'Sihir' 

Juga ketepatan momen dalam menggerakan angle secara cepat dan perubahan zoom, tanpa diganggu oleh efek suara (seperti halnya di film modern masa kini), tetap masih bisa dinikmati.

Sejumlah adegan dikenang pun juga turut andil besar dalam tingkatan kualitas film ini, seperti bagaimana pergerakan Doyle dan rekan-rekannya saat mengintai dan mengamati aktivitas Charnier, Nicoli dan Boca di jalanan kota New York yang khas dengan jajaran pertokoan komersil, hotel dan resto/kafe pada suasana senja di musim dingin.

Dalam adegan tersebut juga diekspos bagaimana kedinginan dan kesalnya Doyle yang mengintai di seberang jalan, sedangkan Charnier dan Nicoli tengah asyik menyantap makanan di sebuah restoran.


review film the french connection
20th Century Fox

Adapun adegan saat kawanan Doyle membuntuti Charnier dari sebuah hotel, hingga menuju stasiun kereta, benar-benar tricky. Charnier yang sudah tahu bahwa sedang dibuntuti, turut mengerjai Doyle.

Namun diantara semua adegan yang ada, pengejaran Doyle dengan menggunakan mobil terhadap Nicoli yang naik kereta metro, adalah yang terbaik dan paling menegangkan! 

Berawal dari usaha penembakan Nicoli terhadap Doyle yang gagal, Doyle malah mengejar Nicoli yang lari menuju stasiun kereta metro di jalur atas jalan raya. Usaha Doyle gagal namun sempat memperingati kondektur kereta, setelah Nicoli masuk ke dalam kereta.

Adrenalin audiens pun terpacu, saat Doyle
memacu mobilnya untuk mengejar kereta diatasnya. Berbagai sudut kamera yang diambil begitu dinamis dari berbagai sisi. Pengejaran Doyle harus berhadapan dengan hiruk-pikuknya jalan raya.

Baca juga: 5 Jenis Film Klasik Balapan Mobil yang Menginspirasikan

Sudut kamera yang paling mengena yakni dari sudut pandang Doyle sendiri saat mengendarai mobil, bagaimana rasanya kita mengebut kencang mengejar kereta diatas, sedangkan di jalan raya harus tetap mengontrol keadaaan!

Aksi pun bertambah tegang, disaat yang bersamaan, Nicoli lari dari satu gerbong ke gerbong lainnya, setelah dikejar kondektur kereta. Nicoli pun terpaksa mengancam masinis, agar tidak berhenti di stasiun berikutnya. Dan adegan puncaknya ketika terjadi penembakan di dalam kereta, dan kereta tersebut menabrak kereta di depannya.

The French Connection juga memperlihatkan adanya adegan kekerasan eksplisit yang cukup ekstrim di jamannya, seperti penembakan seorang detektif polisi oleh Nicoli di awal cerita, yang ditembak di bagian kepala dan dipenuhi darah.


Juga ada adegan lain yang memperlihatkan beberapa jasad yang penuh darah di sekujur tubuh dan muka, karena kecelakaaan mobil.

Di tahun yang sama dengan perilisan Dirty Harry, film The French Connection boleh dikatakan merubah pola dan gaya perfilman dengan tema polisi dan kekerasan. Film ini memang kontroversial penuh dengan kekerasan dan dialog kasar, berkenaan dengan koneksi maut narkoba serta kriminalitas yang semakin meningkat.

Film ini sangat direkomendasikan, dengan memberikan pengetahuan tentang salah satu metode dari penyelundupan narkoba, melalui berbagai adegan yang lugas dan berani.

Score : 4 / 4 stars

The French Connection | 1971 | Drama, Aksi Laga, Thriller, Kriminal | Pemain: Gene Hackman, Fernando Rey, Roy Scheider, Tony Lo Bianco, Marcel Bozzuffi | Sutradara: William Friedkin | Produser: Philip D’Antoni | Penulis: Berdasarkan buku The French Connection : A True Account of Cops, Narcotics and International Conspiracy oleh Robin Moore. Naskah: Ernest Tidyman | Musik: Don Ellis | Sinematografi: Owen Roizman | Distributor: 20th Century Fox | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 104 Menit

Comments