Edward Scissorhands (1990) : Dongeng Si Tangan Gunting

edward scissorhands dongeng si tangan gunting
20th Century Fox

Tak mungkin nama Johnny Depp bisa bertahan hingga sekarang, karirnya bakal tenggelam atau bahkan ia bisa pensiun dini, jika tidak terlibat dalam film Edward Scissorhands tentang dongeng si Tangan Gunting.

Lewat film inilah langkah awal terobosan karirnya sebagai aktor sejati, yang berhasil menghapus citranya sebagai idola remaja, setelah ia hengkang dari serial 21 Jump Street yang membesarkan namanya.

Edward Scissorhands menandakan awal kolaborasi antara Depp dengan Tim Burton dengan total sembilan kali sejauh ini. Yang menarik, terdapat banyak kandidat sebagai karakter Edward seperti Gary Oldman, Tom Hanks, William Hurt, Robert Downey Jr, Jim Carrey hingga Michael Jackson, bahkan pihak studio pun memaksakan Tom Cruise.

Adalah Depp yang akhirnya terpilih saat proses seleksi dengan raut muka, tatapan mata serta aksi dan gaya yang ia peragakan, mengesankan Burton. Adapun Winona Ryder yang menjadi kekasih Depp saat itu, malah sudah terpilih sejak awal sebagai karakter Kim yang merupakan love interest Edward dalam film.

Edward (Johnny Depp) adalah produk ciptaan oleh seorang yang disebut "The Inventor" (Vincent Price) yang tinggal di sebuah kastil yang terletak tepat diatas sebuah pemukiman. Namun sayang, sang "Inventor" wafat mendadak saat hendak mengganti tangan artifisial Edward yang masih berupa gunting.

Suatu hari, Peg Boggs (Dianne Wiest) seorang ibu rumah tangga yang berjualan kosmetik dan jasa kecantikan, penasaran dengan mengunjungi kastil tersebut untuk menangkap peluang. Ia terkejut bertemu Edward dan akhirnya membawa pulang untuk tinggal di rumahnya yang mengakibatkan munculnya gosip dari para tetangga.

Edward diperkenalkan oleh Peg kepada suaminya, Bill (Alan Arkin) dan anak bungsunya, Kevin (Robert Oliveri) yang mengagumi keunikannya. Kehadiran Edward pun mengejutkan putri Peg bernama Kim (Winona Ryder), sehingga ia ketakuan dan merasa risih.


Lingkungan pemukiman keluarga Boggs, yakni para tetangganya pun akhirnya mengenal Edward dan memuji ketrampilannya dalam menata kebun serta rambut wanita, melalui kehandalan tangan guntingnya itu.
Sejumlah insiden yang menimbulkan fitnah dimulai saat Edward yang tertarik kepada Kim, terbeban oleh kehadiran kekasih Kim yang arogan bernama Jim (Anthony Michael Hall), serta Joyce (Kathy Baker) yang gagal merayu Edward.

Akibatnya, orang-orang di sekitarnya merasa takut terhadapnya termasuk Peg dan Bill, namun Kim melihat sisi sesungguhnya dari diri Edward.

Edward Scissorhands adalah sebuah film drama yang mengkombinasikan romantisme, tragedi, misteri dan sedikit thriller, serta dark comedy yang cukup unik sekaligus aneh dengan memadukan elemen gothic, dark fantasy, dongeng romansa, fiksi ilmiah, hingga sentuhan horor minor akan sosok Edward yang semula menyeramkan.

 
review film edward scissorhands
20th Century Fox

Semuanya dikemas melalui premis, karakterisasi, akting, aksi dan gaya, dialog, efek spesial, setting, visual hingga sound dan musik.

Film ini berangkat dari ide brilian Burton dan Thompson yang saya anggap sebuah dongeng semi-realistis dalam dunia modern kontemporer, sekaligus mempertegas ciri khas Burton setelah film Beetlejuice (1988).

Baca juga: A Nightmare Before Christmas (1993) : Mimpi Buruk di Malam Natal

Karakter Edward adalah manusia artifisial, digambarkan dengan begitu ikonik sebagai seorang manusia yang belum sempurna secara fisik, namun memiliki hati yang manusiawi sekaligus naïf. Edward seperti terlahir kembali dan mulai belajar bagaimana hubungan dalam konteks sosial yang bertemu dengan berbagai karakter di dunia nyata.

Rasa kesepian atas kesendirian Edward sepeninggal sang "Inventor", mulai larut sejak ia menjadi bagian dari keluarga Boggs, terutama kisah romansa yang tidak biasa dengan Kim, namun atas berbagai insiden yang dialaminya mengakibatkan ia mempertanyakan kembali kepantasannya untuk hidup dalam lingkungan sosial manusia.

Arahan Burton membuai audiens untuk larut ke dalam dua dunia yang dituturkan dengan ritme yang perlahan dibangun menarik di semua sekuen, mulai dari adegan pembuka saat Kim menceritakan pengalaman kepada cucunya, maka kilas balik pun dimulai.

Karakter Peg digambarkan sebagai seorang ibu yang memiliki hati tulus untuk menerima kehadiran Edward sebagai sosok misterius yang menakutkan, namun bukanlah seperti yang disangka oleh sejumlah orang pada umumnya.

Alur cerita yang berjalan pun bersamaan dengan pengenalan berbagai karakter unik satu sama lainnya, bagaimana penggambaran suasana pemukiman di area pinggiran kota yang tenang dan damai, berdampingan dengan sebuah kastil misterius yang dihuni oleh sang "Inventor" dan Edward yang mengisolasikan diri.

Juga keseruan kocak saat para ibu rumah tangga yang selalu penasaran habis, bergosip ria lewat telepon serta aktivitas para suami dengan kompak saat pagi hari berangkat kerja dan senja harinya pulang kerja dengan mobil masing-masing bergerak beriringan.

Hingga setengah cerita, suasana saat Edward diterima dalam lingkungan sosial, digambarkan dengan penuh warna dan perasaan ceria, bahagia serta kebersamaan yang indah.

 
ulasan sinopsis edward scissorhands
20th Century Fox
 
Namun setelahnya mulai muncul berbagai intrik dan aksi yang cukup seru bersamaan dengan suasana muram mengarah pada gelap dan sendu, meski berada di tengah malam Natal saat turun salju, lengkap dengan pernak-pernik yang seharusnya bahagia.

Dua momen paling dikenang yakni saat Kim menikmati semburan pahatan es yang dilakukan Edward, sehingga ia terbuai dan menari dalam teknik gerak lambat yang diiringi scoring indah dari Danny Elfman.

Sedangkan momen kedua tentu saja saat Kim merasa kehilangan Edward dan ketika Edward muncul, Kim memeluknya di dekat jendela rumah, saat diluar malam hari turun salju, setelah ada konflik antara Kim dan Jim serta di tengah suasana yang tidak mengenakan terjadi dalam lingkungan pemukiman tersebut.

Masih banyak lagi berbagai adegan menarik lainnya seperti Peg berada dalam kebun indah di depan kastil, serta para istri membubarkan diri dari rumah Peg ketika para suami pulang serentak.


Juga saat Edward menata bulu anjing peliharaan yang dibawa antrian oleh para istri yang akhirnya rambut mereka pun ditata secara unik, atau momen kebersamaan Edward dengan sang Inventor yang menjadi figur ayah bagi dirinya.

Setting yang paling mengaggumkan tentu saja lingkungan pemukiman tenang dan asri, terdiri dari deretan blok puluhan rumah berjajar yang memiliki masing-masing pekarangan di setiap sisinya.
Namun yang paling menarik adalah setiap rumah memiliki warna cerah berbeda satu sama lain, seperti hijau tosca, merah muda, krem hingga biru langit yang dipadukan dengan warna mobil yang juga berlainan tiap pemiliknya.

Sementara di satu sisi, menjulang tinggi sebuah bukit curam dengan kastil berada di puncaknya, padahal dalam beberapa adegan tertentu. Lokasi kastil tersebut seakan bukan berada di sebuah bukit tinggi.

Sejumlah mise-en-scéne pun diperlihatkan dengan menunjukkan sebuah landskap pemukiman warna-warni menarik tersebut, dengan sorotan kamera dari jarak jauh seperti orang berjalan atau bersepeda, menyiram rumput, anak-anak bermain di halaman dan sebagainya.

 
dongeng si tangan gunting film edward scissorhands
20th Century Fox
 
Eksterior tadi juga diserasikan dengan interior rumah yang sepertinya bergaya modern minimalis dengan kombinasi furnitur neo klasik yang diperkaya dengan berbagai hiasan eksentrik.

Yang paling indah tentu saja berbagai pepohonan berbentuk dinosaurus, anak-anak atau hewan lainnya, dikombinasikan dengan warna-warni bunga diantara semak-semak taman, baik di depan kastil maupun di depan rumah.

Tak lupa pula busana yang mereka pakai berwarna cerah sesuai dengan iklim semi-tropis ala California, hingga rambut Winona Ryder berubah menjadi pirang untuk memerankan karakter Kim. 

Adapun pakaian kulit slim-fit dan sepatu boot ala abad pertengahan yang dipakai oleh Edward pun sungguh unik dengan gaya rambutnya yang acak, dilengkapi dengan gunting-gunting besar serta panjang sebagai tangannya, hasil desain yang detail dari maestro artis efek spesial, Stan Winston.

Performa brilian Depp itulah yang membuat namanya layak diperhitungkan sebagai aktor serius. Ia mampu mewujudkan visi Burton dan Thompson secara sempurna melalui sorotan mata, mimik dan ekspresi muka, gaya bicara hingga gaya berjalan dan kehebatan efek riasan yang dipakainya.

Seperti biasa, pesona Ryder dalam performanya selalu mencuri perhatian, meski tidak sebaik di film Heathers (1988), sedangkan performa apik aktris Dianne Wiest sebagai Peg adalah seorang karakter seorang “figur ibu” yang baik hati, tanpa ada celaan sedikitpun dalam dirinya.

Edward Scissorhands yang mengisahkan dongeng si tangan guntung adalah sebuah tontonan menarik, sangat direkomendasikan sebagai pembelajaran Edward menjadi manusia, menemukan kasih dan cinta, mengalami perasaan dan emosi, meskipun kesendirian selalu menghantuinya setiap saat.

Score : 4 / 4 stars 

Edward Scissorhands
| 1990 | Drama, Fiksi Ilmiah, Fantasi | Pemain: Johnny Depp, Winina Ryder, Dianne Wiest, Anthony Michael Hall, Kathy Baker, Vincent Price, Alan Arkin  | Sutradara: Tim Burton | Produser: Denise Di Novi, Tim Burton | Penulis: Tim Burton, Caroline Thompson. Naskah: Caroline Thompson | Musik: Danny Elfman | Sinematografi: Stefan Czapsky | Distributor: 20th Century Fox | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 105 Menit

Comments