Happy Death Day 2U (2019) : Terungkapnya Misteri Time Loop
![]() |
Courtesy of Universal Pictures, 2019 |
Anda wajib nonton Happy Death Day (2017), jika tidak
ingin pusing ketika menonton sekuelnya ini … dan terjawab sudah penyebab
karakter Tree yang pernah terperangkap dalam time
loop yang menyebalkan itu!
Film Happy Death Day 2U mulai dirilis di
bioskop tanah air dan masih diisi oleh kru yang sama, baik sutradara Christopher Landon,
produser Jason Blum, serta masih dibintangi oleh Jessica Rothe, Israel Broussard, Phi Vu dan Ruby Modine serta beberapa
peran pendukung lainnya, ditambah denga karakter baru yang diperankan oleh
Shuraj Sharma dan Sarah Yarkin.
Setelah saya
tonton, formula film ini mirip dengan film Back
to the Future Part II (1989) namun tetap saja masih menyisakan sebuah
misteri, mengapa karakter Tree terlibat dalam insiden tersebut. Kali ini,
Landon sendiri yang menulis naskah Happy
Death Day 2U, yang tampaknya berusaha keras menjelaskan menyimpulkan situasi dari film pertamanya,serta mengembangkan kelanjutan yang sengaja disimpan sebagian, antisipasi untuk dibagi dalam beberapa sekuel. Jika filmnya sukses,
jelas bakal ada kelanjutannya seperti yang saya mentioned barusan, mungkinkah
sebuah trilogi?
Happy Death Day 2U memberikan porsi
yang lebih besar kepada karakter Ryan (Phi Vu) yang merupakan teman sekamar
Carter (Israel Broussard). Ryan adalah karakter yang selalu mengetuk pintu
kamar Carter, tak lama setelah Tree yang selalu terbangun dari tempat tidurnya.
Namun kali ini Ryan-lah yang terperangkap time
loop dan terbunuh oleh sosok bertopeng tersebut.
![]() |
impawards.com |
Lalu sebuah insiden terjadi,
sehingga mengakibatkan Tree kembali terperangkap dalam time loop, dan mengulangi serangkaian kejadian yang ia alami dalam
cerita di film pertamanya. Namun, usaha Tree dengan meminta bantuan Carter,
Ryan, Samar dan Dre, ternyata diluar perkiraannya, maka beberapa kejutan yang
tak terduga pun hadir …
Cerita dalam film
ini memberikan penjelasan yang cukup gamblang tentang terjadinya time loop, namun tetap saja detailnya
masih berupa teka-teki, mengapa hanya Tree, dan kini Ryan yang terperangkap?
Wajar akan keutuhan sebuah cerita dengan genre
campur sari ini, sengaja diuraikan untuk sekuel berikutnya, terkait
komersialisme. Film Back to the Future Part
II pun sempat direferensikan lewat sebuah dialog percakapan yang
dilontarkan Carter dan Ryan.
![]() |
Courtesy of Universal Pictures, 2019 |
Dengan pengungkapan
misteri tersebut, maka film ini terkesan menjadi klise dan kurang fresh, seperti membuat ulang dari
beberapa film klasik sejenis, dengan skenario berbeda, itulah mengapa saya
tidak pernah berekspektasi tinggi terhadap sebuah sekuel. Pengembangan cerita
dalam film inipun dan (mungkin) selanjutnya, mungkin saja menular terhadap
beberapa karakter lain yang akan terperangkap dalam time loop dan bertemu maut layaknya film Final Destination.
Meski demikian,
alur cerita yang disajikan lebih variatif, terlebih saat karakter Tree kembali
terperangkap time loop, tercipta berbagai peristiwa alternatif seperti halnya
di film Groundhog Day (1993). Dalam
perjalanannya, karakter Tree menemukan sebuah pelajaran berharga dari apa yang
ia inginkan dalam hidupnya, sehingga sebuah saat tiba dalam konklusi pun, alurnya
diselesaikan dengan mudah dan terprediksi. Hingga menuju sebuah ending pun, tidak terasa istimewa.
![]() |
Courtesy of Universal Pictures, 2019 |
Terlihat adanya
penurunan akan berbagai adegan aksi, terutama unsur fun akan interaksi antara karakter Tree dengan karakter lain dan
lingkungannya, Pengecualian adalah satu-satunya adegan humor yang memorable saat Tree bunuh diri, dengan
memakai bikini, melompat dari sebuah pesawat dan jatuh tepat dihadapan Carter
dan Danielle yang sedang bercumbu.
Penyingkapan karakter
pembunuh bertopengnya itu sendiripun, sepertinya dipaksakan. Alih-alih ingin
memberikan kejutan kepada audiens dengan kompleksitas akan motivasi beberapa karakter
antagonis, namun sayangnya kurang diberikan penjelasan seklias dan kurang akurat,
sehingga boleh jadi banyak plot holes
yang tersisa.
![]() |
Courtesy of Universal Pictures, 2019 |
Unsur dramatisasi
dalam film ini lebih ditonjolkan terhadap hubungan emosional karakter Tree,
baik dengan Carter, maupun dengan keluarganya. Hal tersebut, mampu membantu
mengangkat film ini menjadi lebih hidup, untuk menutup segala kelemahan
pemaksaan cerita dan kejenuhan aksi yang ada. Sedangkan intensitas ketegangan
saat berhadapan dengan pembunuh bertopeng dalam beberapa adegan, adanya jump scares dan cukup mengejutkan
sekaligus membingungkan.
Terdapat konsistensi
performa masing-masing aktor/aktris yang mengulang karakternya, terutama
Jessica Rothe sebagai Tree dalam pengembangan karakternya lebih dalam dan
matang dalam bersikap dan bertindak. Penambahan karakter baru seperti Samar dan
Dre, hanya sebagai penggembira saja, tidak ada peran signifikan, termasuk
karakter Ryan yang porsinya diberikan lebih besar. Sisi excitement-nya adalah kekompakkan mereka akan solusi yang dihadapi
bersama.
Film Happy Death Day 2U tidak bisa menyamai
kualitas seperti film pendahulunya, seperti yang saya prediksikan sebelumnya,
baik dalam pengembangan cerita maupun standarisasi keseruan yang ada.
Bagaimanapun juga, film ini masih menghibur dan fun, dengan penyajian alur alternatif
serta berbagai kejutan ringan.
Score : 2.5 / 4 stars
Happy Death Day 2U | 2019 | Slasher,
Thriller, Misteri, Fiksi Ilmiah | Pemain: Jessica Rothe, Israel Broussard, Phi Vu,
Shuraj Sharma, Sarah Yarkin, Ruby Modine, | Sutradara: Christopher Landon | Produser: Jason Blum |
Penulis: Berdasarkan kisah
karya Scott Lodbell. Naskah: Christopher Landon | Musik: Bear
McCreary | Sinematografi: Toby Oliver | Distributor: Universal
Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 100 Menit
Baca juga : Horor Rasa Baru itu ada di Film “Happy Death Day” | Groundhog Day (1993) : Intropeksi dalam Pusaran Waktu
Comments
Post a Comment