Casablanca (1942) : Egoisme Cinta dan Patriotisme

casablanca egoisme cinta patriotisme
Warner Bros Pictures

Sinema drama romantis klasik review Casablanca dibintangi Humphrey Bogart dan Inggrid Bergman tentang egoisme cinta dan patriotisme.

Casablanca adalah film drama periode Hollywood Golden Age klasik tentang egoisme cinta dalam geopolitik di sebuah kota di Afrika Utara. 

Sebagai salah satu drama romantis klasik yang tidak biasa dengan latar Perang Dunia II saat itu, Casablanca merupakan salah satu yang terbaik sepanjang masa.

Jika saja saya hidup dan tonton di bioskop dalam era tersebut, mungkin lebih terasa dan paham betul kondisi nya, baik di dalam maupun di luar film nya itu sendiri.

Casablanca adalah film drama romantis politik dengan pengaruh besar dalam dunia film global, melalui premis sepasang kekasih dalam dilema besar diantara egoisme cinta dan patriotisme.

Film ini memiliki sejumlah elemen terbaik dan ikonik, hingga jadi inspirasi banyak karya sejenis dalam generasi berikutnya, terhitung sudah tujuh dekade berlalu dan tidak pernah usang.

Casablanca mendapatkan Oscar untuk tiga kategori yaitu Penulisan Naskah, Sutradara, serta Film Terbaik, juga masuk dalam Pelestarian FIlm Nasional, serta masih banyak pencapaian bergengsi lain.

Sebagai legenda dan bagian dari sejarah industri film dalam "Golden Age of Hollywood Cinema", Casablanca diisikan dua bintang utama, yaitu Humphrey Bogart yang populer dalam High Sierra (1941), The Maltese Falcon (1941), serta The Treasure of Sierra Madre (1947).

Sedangkan aktris legendaris Swedia, Ingrid Bergman dikenal dalam beberapa film Alfred Hitchcock seperti Spellbound (1945) dan Notorious (1946), selain juga terlibat dalam film From Whom the Bell Tolls (1943).

Kisah Casablanca yang dirilis dalam waktu kontemporer Perang Dunia II saat itu, berlokasi di Kota Casablanca yang 
merupakan persinggahan para pengungsi Perancis menuju Kota Lisbon hingga menuju Amerika.

review film casablanca
Warner Bros Pictures
 
Casablanca adalah kota terbesar di Maroko yang saat itu masih menjadi bagian dari Koloni Perancis, namun karena Perancis dikuasai Nazi, maka kota tersebut secara resmi dikontrol oleh Nazi.

Rick (Humphrey Bogart) seorang warga Amerika pemilik "Rick’s Café Américain" yang bertemu kembali dengan Ilsa (Ingrid Bergman), cinta lama saat mereka menjadi sepasang kekasih di Paris, sebelum invasi Nazi yang memisahkan mereka.

Melalui sahabat Rick yaitu Ugarte (Peter Lorre), Ilsa datang ke Casablanca bersama Victor Lazlo (Paul Henreid), seorang pejuang Cekoslovakia yang menentang Nazi.

Mereka ingin bertemu dan meminta surat transit kepada Ugarte agar bisa melarikan diri dari kejaran Nazi menuju Amerika.

Namun Ugarte terlanjur ditangkap Nazi pimpinan Mayor Heinrich (Conrad Veidt) yang dibantu Kapten Louis (Claude Rains), seorang polisi koloni Perancis. Sebelumnya, Ugarte sempat menitipkan surat tersebut kepada Rick.

Heinrich yang memburu Lazlo sekian lama, berniat menangkap dan melakukan interogasi, dengan tujuan mendapatkan sejumlah nama pejuang yang dianggap pemberontakan terhadap Nazi. 

Sementara itu, Louis mendapatkan informasi dari rekan bisnis Rick bernama Ferrari (Sydney Greenstreet), lalu curiga bahwa surat tersebut berada di tangan Rick.

Rick sendiri sedang patah hati setelah bertemu kembali dengan Ilsa yang meninggalkan dirinya saat berada di Paris, namun Ilsa menjelaskan kepadanya apa yang sesungguh nya terjadi saat itu.

Maka, segala drama konflik tersebut, semuanya tergantung dari tindakan Rick berikutnya, berkenaan dengan Ilsa, Lazlo, Louis, serta Heinrich. 

Premis film Casablanca sepertinya menekankan hubungan percintaan rumit diantara Rick dengan Ilsa, tapi sesungguhnya lebih daripada itu. 

Kisah cinta mereka berdua yang sempat hilang setelah peristiwa di Paris, namun dipertemukan kembali di Casablanca yang jadi dilema bagi keduanya, terlebih Ilsa bersuamikan Lazlo.

ulasan sinopsis film casablanca
Warner Bros Pictures
 
Saya pun sulit menebak, apakah selanjutnya Ilsa tetap dengan Lazlo atau kembali kepada Rick. Mungkin tema lagu yang dinyanyikan Sam (Dooley Wilson) yaitu "As Time Goes By" bisa menjawabnya, serta relevan terhadap dialog diantara Rick dengan Ilsa di akhir cerita.

Rick sendiri merasakan kepahitan setelah ditinggalkan Ilsa, lambat laun mulai terbuka pikiran dan hati nya, melalui konsekuensi tindakan dengan resiko teramat besar.

Sebuah pergumulan terjadi dalam diri nya, apakah masih pertahankan egoisme cinta kepada Ilsa atau menolong mereka demi patriotisme melawan penindasan Nazi.

Keunggulan film Casablanca adalah narasi kuat, cerita dibangun tidak hanya atas ikatan hubungan percintaan Rick dengan Ilsa saja, namun jadi awal pertemanan dirinya dengan Lazlo.

Sementara ia sendiri sebagai warga sipil, harus hadapi secara diplomatis terhadap Heinrich, lawan dalam perang, namun tidak permusuhan dalam bisnis yang ia jalani.

Figur paling menarik yaitu Louis yang diperankan impresif oleh Claude Rains, bagaikan pisau bermata dua, sulit ditebak kepada siapa ia memihak ataukah ia seorang hipokrit atas nama Koloni Perancis. 

Begitu pula dengan karakter figur Heinrich yang diperankan Conrad Veidt, sebagai Perwira Nazi yang jauh dari kata kejam, namun punya cara intimidasi cerdas terhadap Lazlo.

Sam seorang pianis kafe yang setia kepada Rick menjadi figur pendukung kuat cerita, sedangkan Sacha adalah bartender asal Rusia yang cenderung humoris. Figur tambahan berupa seorang pencopet, mengundang tawa di film ini. 

Performa prima Humphrey Bogart mampu membawakan karakter Rick sebagai anti hero, sinis, sekaligus netral terhadap pandangan politik. 

Motivasi dan tujuan akhir seorang Rick belum diketahui hingga lebih dari tiga perempat cerita, terkait masa lalu nya sebagai tentara bayaran. Performa Humphrey Bogart dalam menghidupkan figur nya itu memang berwibawa, namun terasa klise. 

egoisme cinta patriotisme film casablanca
Warner Bros Pictures
 
Pesona Inggris Bergman melalui sorotan kedua mata yang indah namun sering diteteskan air mata, dengan kecantikan wajah natural punya hati tulus, menjadikan kisah romansa film ini sangat kuat.

Melalui durasi lebih dari 1,5 jam, wajar penuturan film Casablanca terasa sangat padat namun efektif, langsung sampaikan esensi cerita secara utuh.

Pada awal cerita setelah voice over narasi, terasa lompatan adegan cukup cepat sehingga harus fokus, namun tempo diperlambat terutama dalam adegan di Rick’s Café Américain, hingga seterusnya.

Alur kilas balik film ini mengisahkan momen romantis Rick dan Ilsa di Paris hingga menjelang kedatangan Nazi.

Sejumlah adegan memorable sangat terasa saat Ilsa bertemu kembali dengan Sam lalu mengucapkan kalimat populer “Play it, Sam. ‘As time goes by’”.

Ekspresi wajah dan gestur tubuh Ilsa saat berjumpa kembali dengan Rick juga sangat terasa, juga beberapa kali Rick berkata kepada Ilsa “Here’s looking at you, kid” atau kalimat “We’ll always have Paris” adalah beberapa momen terpenting film ini,

Meski disajikan dalam format hitam putih, atmosfir seluruh adegan Casablanca itu sederhana namun memikat, berkenaan dengan objek dan latar.

Suasana kafe milik Rick tersebut terasa ada kehangatan dan kebersamaan sebagai tempat berkumpul nya berbagai bangsa, meski beberapa diantaranya tidak menyukai satu sama lain.

Film Casablanca merupakan roman sesungguhnya yang terjebak dalam dunia politik kompleks, sehingga menimbulkan sebuah dilema besar antara egoisme cinta dan patriotisme.

Demikian sinema drama romantis klasik review Casablanca dibintangi Humphrey Bogart dan Inggrid Bergman tentang egoisme cinta dan patriotisme.

Score: 4 / 4 stars

Casablanca | 1942 | Drama, Romantis | Pemain: Humphrey Bogart, Ingrid Bergman, Paul Henreid, Claude Rains, Conrad Veidt, Sydney Greenstreet, Peter Lorre | Sutradara: Michael Curtiz | Produser: Hal B. Wallis | Penulis: Berdasarkan drama Everybody Comes to Rick’s karya Murray Burnett dan Joan Alison. Naskah: Julius J. Epstein, Philip G. Epstein, Howard Koch | Musik: Max Steiner | Sinematografi: Arthur Edeson | Distributor: Warner Bros Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 102 Menit

Comments