High Noon (1952) : Keterasingan Seorang Penegak Hukum

film high noon keterasingan penegak hukum
United Artists

They’re making me run. I’ve never run from anybody before.”
 
Sinema western drama review 
High Noon yang mengisahkan keterasingan seorang penegak hukum.

Bagaimana rasanya jika semua orang menolak saat meminta bala bantuan terhadap ancaman besar?

Film High Noon dengan telak menyajikan keterasingan seorang penegak hukum yang harus menghadapi musuhnya seorang diri, setelah semua orang menghindarinya.

Merupakan salah satu film Western terbaik yang pernah ada, High Noon memperoleh tiga penghargaan Oscar dari total tujuh nominasi.

High Noon juga memiliki pengaruh besar dalam budaya populer sebagai inspirasi terhadap film fiksi ilmiah Outland (1981) dan seringkali menjadi referensi dalam serial The Sopranos.

High Noon mengisahkan seorang Marshall yang akan pensiun bernama Will Kane (Gary Cooper).

Ia baru saja melangsungkan pernikahan dengan Amy (Grace Kelly), dan berencana meninggalkan kota tersebut guna membangun kehidupan baru.

Namun para penduduk kota tersebut gempar, tatkala datang tiga orang menjemput Frank Miller (Ian McDonald), yang akan tiba di stasiun kereta tepat jam 12 siang hari.

Miller adalah seorang kriminal yang pernah dipenjarakan oleh Kane dan berniat menuntut balas terhadapnya.

Amy menginginkan dirinya dan Kane bergegas meninggalkan kota tersebut, namun Kane akhirnya memilih untuk menunggu.

Kane bertekad menghadapi Miller untuk menuntaskan urusan, terkait posisinya sebagai Marshall masih berlaku.

film high noon penegak hukum terasingkan
United Artists
 
Amy bersikeras meninggalkan kota tersebut dengan memesan tiket kereta jam dua belas siang. 

Ia bertemu dengan mantan kekasih Miller dan Kane, yakni Helen Ramirez (Katy Jurado) yang membenci kota tersebut. Amy dan Helen berencana pergi bersama dalam satu kereta.

Persoalan semakin rumit saat seorang Deputy muda Harvey (Lloyd Bridges) tidak direkomendasikan Kane sebagai penerus dirinya. 

Lalu ada Hakim Percy yang bergegas pergi meninggalkan kota tersebut.

Kane dalam usaha mencari para Deputy dan sejumlah orang untuk menghadapi kawanan Miller, ditolak mereka dengan berbagai alasan.

Mereka malah menyarankan Kane untuk meninggalkan kota tersebut demi kebaikan bersama.

Marshall senior bernama Howe (Lon Chaney Jr.) pun tidak bisa membantu karena usia dan kondisi fisik yang tidak memungkinkan.

Sementara, Deputy Sam menghindari Kane dengan bersembunyi di dalam rumah saat ia dikunjungi. 

Adapun Jimmy bersedia menjadi sukarelawan, namun kondisi penglihatannya tidak baik serta dalam keadaan setengah mabuk.

Lucunya, Herb yang sudah siap malah mundur di menit-menit terakhir, begitu menyadari bahwa mereka hanya berdua.

Maka dalam keadaan tertekan, Kane harus menghadapi kawanan Miller sendirian dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Alur cerita yang disajikan 
High Noon, sesuai dengan waktu nyata berdasarkan durasi yang berlangsung sekitar 1,5 jam, dimulai dalam adegan awal, saat jarum jam menunjukkan pukul 10.40.

review film high noon
United Artists
 
Yang paling menarik di film ini yakni dalam rentang waktu tersebut, Kane sebagai seorang Marshall berada dalam sebuah dilema besar.

Kane terjebak dalam kondisi yang sangat kritis menuju tengah hari tepat jam dua belas siang.

Ia bagaikan seseorang yang terasing dan dihindari oleh semua penduduk kota.

Tidak ada seorang pun yang mendukung prinsip, kewajiban, serta tanggung jawab sebagai penegak hukum, dalam menghadapi ancaman bahaya dari kawanan kriminal di kota tersebut.

Padahal Kane melakukan semua itu demi kebaikan mereka yang malah menjadi sebuah kesalahpahaman fatal.

Mereka semua berdalih, bahwa kedatangan Miller merupakan urusan pribadi dengan Kane.

ulasan film high noon
United Artists
 
Adegan adu argumen di dalam Gereja, menjadi sebuah konklusi terhadap problema yang dihadapi Kane dan penduduk kota, maka semua orang menyarankan Kane meninggalkan kota itu.

Meski pada akhirnya, di saat bersamaan dengan jarum jam mendekati angka 12, Kane sudah tidak mungkin menghindari kawanan Miller.

Apalagi insiden tersebut harus melibatkan Amy, karena mereka pasti dikejar-kejar oleh kawanan Miller jika segera pergi meninggalkan kota tersebut.

Kane sendiri merupakan tipikal heroik klise dalam dunia Western, sebagai seorang Marshall protagonis yang disegani penduduk kota.

Saat berada dalam transisi dan belum mendapatkan calon pengganti yang tepat, sebuah persoalan besar menimpanya, melalui kedatangan Miller. 

Kane sendiri masih memiliki tanggung jawab penuh secara moral, serta sosial terhadap keamanan penduduk kota.

Puncak persoalan dalam film inilah yang menarik, saat Kane harus menghadapi kondisi  terburuk dalam hidupnya.

Tidak ada seorang pun yang mendukung prinsip dan pendirian nya, bahkan turut ditentang sang istri, Amy.

Salah satu kekurangan dari narasi 
High Noon, yakni tak ada seorang pun yang berani berdampingan dengan Kane menghadapi kawanan Miller.

Mereka semua beralih-alih dengan berbagai alasan klasik. Padahal mereka mengetahui bahwa Miller bukan orang baik.

sinopsis film high noon
United Artists
 
Juga yang ingin saya soroti yakni figur Harvey yang sudah siap dan memiliki antusias untuk menggantikan Kane menjadi seorang Marshall. 

Harvey ternyata menjadi figur yang tidak pantas sebagai Marshall sebagai penerus Kane.

Aspek psikologis dalam figur Herb memang menarik, yang terungkap dalam dialog saat Kane berupaya mengumpulkan beberapa orang lagi.

Herb penuh dnegan janji manis, meski pada akhirnya menyerah sesaat dalam kedatangan Miller.

Sejumlah adegan menarik diperlihatkan cukup megah, saat tiga orang kawanan Miller, menunggu di sebuah stasiun kecil satu setengah jam lamanya.

Adegan itu beberapa kali diselingi adegan Kane dalam menghadapi sejumlah persoalan, sementara sorotan kamera tertuju kepada detak jarum jam.

Lain lagi dalam adegan di stasiun kereta, tampak kamera menyoroti sebuah rel menghadap jauh ke arah bakal datangnya kereta yang ditumpangi Miller.

Kereta pun akhirnya datang, ditandai dengan suara klakson dari kejauhan, kumpulan asap mengepul, hingga dari titik jauh tampak lokomotif kereta kian mendekat.

Puncak intensitas sesungguhnya pun dimulai.

Adegan paling epik tentu saja di saat bersamaan, Kane berjalan menuju kantor nya seorang diri, di tengah terik matahari.

Di atas jalanan lenggang, tidak ada seorang dan bahkan seekor kuda pun yang eksis, sekilas hanya tampak dua orang melewati Kane, spontan langsung melarikan diri menghindarinya.


film high noon western klasik
United Artists
 
Adegan paling memilukan, yakni saat Kane menatapi Amy yang mengendarai kereta kuda bersama dengan Helen.

Kereta kuda itu melewati Kane yang terpana seorang diri tanpa dialog sepatah kata pun.

Tatapan mata Kane yang sayu mengindikasikan bahwa ia harus menuntaskan sesuatu, sementara tatapan mata Amy mengindikasikan bahwa ia bersikeras untuk pergi..

High Noon merupakan sebuah Western yang tidak biasa dalam penuturan kisah akan intrik yang dialami sejumlah figur nya satu sama lain.

Film ini menekankan elemen keterasingan seorang penegak hukum dalam menghadapi persoalan besar.

Disuguhkan melalui format hitam-putih, tampak High Noon
 dengan sengaja mengeksploitasi drama tentang penolakan dan pergumulan terhadap situasi kritis.

Masa keputusasaan dan depresi yang teramat besar, diperkuat melalui visual hitam-putih suram yang seharusnya kontras dengan panas terik matahari di hari Minggu siang.

Ironis, bahwa hari Minggu identik dengan suasana istriahat yang penuh kedamaian.

Dibalik smeua itu, Kane harus menanggung sekaligus melindungi warga kota dari ancaman Miller, dan malah dirinya sendiri yang terasingkan!

Demikian sinema western drama review High Noon yang mengisahkan keterasingan seorang penegak hukum.

Score : 3 / 4 stars

High Noon | 1952 |  Western |  Pemain: Gary Cooper, Thomas Mitchell, Lloyd Bridges, Katy Jurado, Grace Kelly, Otto Kruger, Lon Chaney Jr., Henry Morgan, Ian McDonald | Sutradara: Fred Zinnemann  | Produser: Stanley Kramer | Penulis: Berdasarkan adaptasi lepas dari cerita pendek The Tin Star karya John W. Cunningham. Naskah: Carl Foreman | Musik: Dimitri Tiomkin | Sinematografi: Floyd Corsby | Distributor: United Artists | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 85 Menit

Comments