The Addams Family (1991) : Humor Keluarga Supranatural Aneh, Namun Memikat

the addams family humor keluarga supranatural
Paramount Pictures, Metro-Goldwyn-Mayer

Sinema drama komedi review The Addams Family, humor keluarga supranatural aneh, namun memikat.

Film The Addams Family, sebuah humor keluarga supranatural aneh namun memikat, diadaptasi dari karakter kartun dan serial televisinya di tahun 1964-1966. 

Kesuksesan film tersebut berlanjut pada sekuelnya berjudul Adams Family Values dua tahun berikutnya.

Film pertamanya merupakan debut penyutradaraan dari Barry Sonnenfeld yang kemudian dikenal lewat trilogi Men in Black dan film Wild Wild West (1999).

Aktris veteran Anjelica Huston, Raúl Juliá, Christopher Lloyd beserta aktris cilik saat itu, Christina Ricci meramaikan film laris tersebut.

Visual The Addams Family bergaya gothic dengan basis komedi supranatural. 

Di tahun ini, waralaba yang memiliki humor supranatural tersebut, kembali diadaptasi melalui penyajian 3D animasi.

Baca juga: The Nightmare Before Christmas (1993) : Mimpi Buruk di Malam Natal

Kisah The Addams Family merupakan potret kehidupan keluarga Addams yang terdiri dari Gomez Addams (Raúl Juliá) dan istrinya Morticia (Anjelica Huston).

Mereka mempunyai dua orang anak yakni Wednesday (Christina Ricci) dan Pugsley (Jimmy Workman).

Keluarga Addams tinggal bersama Grandmama (Judith Mailina), seorang pengurus rumah yakni Lurch (Carel Struycken), serta Thing (Christopher Hart).

Gomez merindukan kakaknya bernama Fester yang telah lama hilang, semenjak pertengkaran mereka.

Suatu hari, pengacara Gomez bernama Tully (Dan Hedaya) berhutang kepada seorang artis penipu bernama Abigail (Elizabeth Wilson).

Ketika Tully melihat anak angkat Abigail bernama Gordon (Christopher Lloyd) yang mirip dengan Fester, ia pun mengusulkan sebuah rencana.

supranatural aneh memikat the addams family
Paramount Pictures, Metro-Goldwyn-Mayer
 
Gordon menyamar sebagai Fester yang telah lama menghilang, akhirnya ditemukan oleh Dr. Greta Pinder-Schloss (sebuah penyamaran yang dilakukan oleh Abigail).

Tully pun mengantar mereka menuju rumah keluarga Addams dan menjelaskan, bahwa Fester mengalami amnesia dalam sebuah persitiwa di Segitiga Bermuda.

Gomez pun bahagia melepas kerinduan akan kembalinya sang kakak, meski dalam proses penyembuhan memori nya yang hilang itu.

Rupanya keluarga Addams tidak menyadari, bahwa rencana Abigail dan Gordon yang diatur Tully adalah mencuri harta karun tersembunyi di rumah tersebut.

Adaptasi live-action ke dalam layar lebar terhadap kartun dan serial televisi di tahun 1964 ini, terasa begitu menghibur dan memikat.

The Addams Family memuaskan dari berbagai aspek yang dieksekusi dengan baik oleh Barry Sonnenfield.

Sebagai sebuah drama komedi supranatural, film ini boleh dikatakan mirip dengan gaya penyajian dua filmnya Tim Burton, yakni Beetlejuice (1988) dan Dark Shadows (2012).

Narasi The Addams Family sepertinya menggabungkan beberapa figur manusia normal umumnya, dengan manusia setengah ‘monster’ dan bahkan supranatural.

Kombinasi tersebut tampak mempertegas bahwa dua dunia dapat digabungkan melalui simbiosis mutualisme.

Hal itu berlangsung tanpa membedakan secara gamblang bahwa mahluk selain manusia adalah antagonis.

Klise memang, namun elemen supranatural itulah yang menarik perhatian, apalagi disajikan secara komedi.

Dari semua figur keluarga Addams, tampak hanya Gomez dan Pugsley yang berciri rupa seperti manusia biasa.

Morticia dan Wednesday memiliki warna kulit pucat seperti mayat, Grandmama seperti penyihir di abad pertengahan, lalu Lurch seperti monster Frankenstein.

Mereka ditemani oleh Thing, berupa sepotong tangan manusia yang bisa jadi disimbolkan sebagai "peliharaan" setia keluarga Addams.

review film the addams family
Paramount Pictures, Metro-Goldwyn-Mayer

Kontras memang, saat fisik Abigail adalah manusia, sedangkan Gordon malah berbeda. 
Ia berkepala plontos dan bertubuh tambun, namun pucat seperti vampir Nosferatu.

Gordon yang menyamar sebagai Fester merupakan figur kunci terhadap kebangkitan kembali akan rasa nostalgia kebersamaan kompak antara Gomez dengan Fester.

Rupa fisik Gordon merupakan kombinasi fisik Nosferatu dengan pembawaan tingkah seperti Frankenstein, yang terlihat mudah dikontrol oleh sang ibu tirinya, yakni Abigail.

Sedangkan Tully yang juga manusia biasa, digambarkan sebagai seorang hipokrat yang berada dalam dua pihak bertentangan.

]Figur Gomez mahir bertarung menggunakan pedang, selalu romantis dengan Morticia dan sebagai seorang ayah yang menyayangi anak-anaknya.

Namun karakter dirinya yang rapuh, mudah diperdaya Abigail, Gordon, dan Tully, meski lambat laun ia mencurigai Gordon.

Morticia sendiri adalah figur yang mempesonakan dan pribadi yang hangat, kontras dengan penampilan yang terkesan kejam.

Sejumlah humor ala komedi horor pun selalu terjadi dalam kelakuan Wednesday dan Pugsley yang bermain dengan benda-benda berbahaya.

Penampilan cilik Christina Ricci begitu apik sebagai seorang bocah ‘freak’ tanpa emosi, yang gemar dengan sesuatu berbau horor, serta selera aneh.

Performa kartun Anjelica Huston dan Raúl Juliá mampu menyita atensi, melalui serangkaian dialog dan adegan menarik.

Semuanya masih kalah apik dengan performa Christopher Lloyd sebagai Gordon yang menjadi bintang sesungguhnya The Addams Family.

Perkembangan karakternya akan transisi halus, mampu menyimpan berbagai misteri terhadap narasi.

Adanya motif dan pergumulan diri, sekaligus pertanyaan besar akan sampai pada tujuan akhir dari segala tindakan Gordon tersebut.

ulasan sinopsis film the addams family
Paramount Pictures, Metro-Goldwyn-Mayer
 
Efek spesial melalui teknik kamera optik terhadap figur Thing pun dirasa baik dalam eksekusinya, dalam setiap adegan aksi yang menggelitik itu. 

Puncak film ini terdapat dalam sekuen saat Thing bekerja sebagai kurir ekspedisi dari kantor ke kantor, melalui gerakan yang dipercepat ala komedi slapstick, serta efek rias impresif.
 
Setting rumah creepy Keluarga Addams, baik eksterior maupun detail interiornya, busana yang dikenakan para figur, mobil klasik 1932 Packard Twin Six (906), mampu dikombinasikan dengan sorotan pencahayaan terhadap pewarnaan natural.

Adapun kejutan dalam satu adegan pementasan drama sekolah yang dilakukan Wednesday dan Pugsley cukup mengganggu ala film Monty Phyton, meski jelas bohongan. 

Namun reaksi para penonton itulah yang sangat kontras dengan sambutan meriah dari Keluarga Addams, benar-benar mencampur-adukan perasaan antara tertawa sekaligus perih.

Rupanya upaya menggabungkan tema gothic dengan gaya kontemporer dalam film ini juga terasa canggung sekaligus menggelikan.

Hal itu dapat ditinjau, saat dalam salah satu adegan pesta terdengar lantunan rap dari Hammer lewat lagu "Too Legit to Quit".

Adapun saat kredit penutup, diputarkan soundtrack yang juga dibawakan oleh Hammer, yakni "Addams Groove".

The Addams Family sejatinya bertemakan hubungan keluarga yang merupakan nilai penting dari apapun yang terjadi dalam segala kondisi, dibalut dalam elemen supranatural aneh namun memikat.

Film ini memiliki selera humor aneh namun cukup segar, kisah klasik yang klise namun memberi kejutan.

Sedangkan para aktor/aktris-nya juga mampu memberikan energi besar untuk menghidupkan masing-masing figur bergaya kartun supranatural aneh, namun tidak konyol.

The Addams Family merupakan live-action yang menarik untuk ditonton, sebelum simak versi terbarunya berupa 3D animasi. 

Demikian sinema drama komedi review The Addams Family, humor keluarga supranatural aneh, namun memikat.

Score : 3 / 4 stars

The Addams Family | 1991 |  Komedi, Supranatural |  Pemain: Anjelica Huston, Raúl Juliá, Christopher Lloyd, Christina Ricci, Jimmy Workman, Judith Mailina, Carel Struycken, Christopher Hart, Elizabeth Wilson, Dan Hedaya, Dana Ivey, Paul Bennedict | Sutradara: Barry Sonnenfield | Produser: Scott Rudin  | Penulis: Berdasarkan karakter karya Charles Addams. Naskah: Caroline Thompson, Larry Wilson | Musik: Marc Shaiman | Sinematografi: Owen Roizman | Distributor: Paramount Pictures, Metro-Goldwyn-Mayer | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 99 Menit

Comments