Trilogi Prekuel ‘Star Wars’ yang Pantas Anda Tonton

trilogi prekuel star wars pantas tonton
Lucasfilm, 20th Century Fox

A Long Time Ago in a Galaxy Far, Far Away …

Sinema petualangan fiksi ilmiah, simak trilogi prekuel Star Wars di bawah ini yang pantas anda tonton.

George Lucas memberikan kejutan dalam rangka menyambut 20 tahun Star Wars, dengan memproduksi trilogi prekuel.

Trilogi tersebut mengisahkan saga Anakin Skywalker dalam transisinya sebagai Darth Vader.

Namun demikian, trilogi prekuel Star Wars sempat dihujani kritik dari para penggemar, terutama 
karakterisasi Anakin semasa belia dan mulai dewasa, dalam dua film awal.

Belum lagi figur Jar Jar Binks, efek CGI yang buruk, serta film Attack of the Clones terkesan sebagai filler semata.

Walau demikian, tetap saja trilogi prekuel tetap menjadi satu kesatuan utuh yang setia terhadap mitologi Star Wars sejati.

Trilogi ini tidak seburuk yang dinilai sebagian pihak, terlebih setelah perlakuan Disney dalam trilogi sekuel kontroversial. 

Dalam trilogi prekuel inilah, sub judul dibubuhkan, sehingga langsung menyambungkan kisah menuju film Star Wars (1977). 

trilogi prekuel star wars the phantom menace
Lucasfilm, 20th Century Fox
Star Wars Episode I: The Phantom Menace (1999)

Dalam masa ini, sebuah Republic dalam jagad raya telah terbentuk. 

The Trade Federation akan menyerang Planet Naboo.

Pimpinan Naboo, Queen Padmé Amidala (Natalie Portman), dilindungi dua Ksatria Jedi yakni Qui-Gon Jinn (Liam Neeson) dan muridnya, Obi-Wan Kenobi (Ewan McGregor).

Saat menuju Coruscant, ibukota Republic, mereka terdampar di Planet Tatooine dan bertemu Anakin Skywalker (Jake Lloyd).

Qui-Gon meyakini potensi The Force dalam diri Anakin, dan segera akan melatihnya untuk menjadi seorang Jedi.

Meski awalnya, hal itu sempat diragukan oleh Master Yoda  (Frank Oz) yang melihat sisi gelap Anakin. 

Sementara, Senator Palpatine (Ian McDiarmid) membujuk Amidala untuk memilih ulang dirinya atas dasar lemahnya performa Kanselir Agung Valorum terhadap ancaman Federation.

Amidala bersama Qui-Gon dan Obi-Wan kembali menuju Naboo, lalu mereka disergap murid Lord Sith yakni Darth Maul (Ray Park).

Film The Phantom Menace merupakan pengenalan awal terhadap figur legendaris seperti Obi-Wan, Anakin dan Palpatine yang telah muncul sebelumnya di trilogi orisinal.

Film ini juga memuat kisah yang cukup kompleks, berkenaan dengan kondisi politik terhadap skenario besar akan kekuasaan melalui sejumlah trik halus.

review film star wars the phantom menace
Lucasfilm, 20th Century Fox
Pertentangan besar antar Dewan Jedi dengan Qui-Gon pun muncul karena kehadiran Anakin.

Karakterisasi para Ksatria Jedi memang impresif, seperti kewibawaan Qui-Gon yang diperankan Neeson.

Ada pula proses kematangan menuju level atas terhadap Obi-Wan yang diperankan baik oleh McGregor.

Ia memiliki karakter vokal mirip Alec Guinness, serta yang signifikan tentu saja Mace Windu yang diperankan Samuel L. Jackson.

Anakin yang diperankan aktor cilik Jake Lloyd sebenarnya juga impresif dan memorable, bagaimana dengan detail diperlihatkan sifat, sikap, gaya bicara dan pemikirannya.

Melalui mimik dan ekspresi yang terkadang ada kebencian dan kemarahan dalam diri Anakin, serta rasa kehilangan akan ibunya, memperkuat sisi manusiawi Anakin.

Performa Natalie Portman sebagai Amidala, meski medioker namun tetap saja menjadi daya tarik khusus karena karakternya yang bersahaja. 

Jar Jar Binks memang sangat mengganggu di setiap adegannya, padahal telah hadir C-3PO (Anthony Daniels) yang jauh lebih superior atau bahkan R2-D2 (Kenny Baker).

Tak lupa, figur antagonis ikonik Darth Maul begitu impresif dan nyata mendekati karisma Darth Vader.


ulasan sinopsis star wars the phantom menace
Lucasfilm, 20th Century Fox
Elemen CGI Jar Jar Binks juga berlebihan, sebanding dengan beberapa adegan pesawat seperti milik Droid dan pasukan Naboo. 

Kediaman bangsa Gungan di dalam lautan itupun termasuk para figurnya, beserta monster laut, terasa seperti menonton animasi belaka.

Untungnya, pertempuran di area hijau terbuka yang indah itu, masih bisa sedikit  mengimbangi akan buruknya CGI yang ditampilkan.

Adapun keindahan setting dari kediaman Queen Amidala of Naboo, mampu memanjakan mata.

Aksi laga paling mengesankan yakni Pod Race yang dieksekusi dengan begitu seru dan intens.

Pod Race menghadirkan berbagai gerakan arah kamera, setting serta sekuen menakjubkan, termasuk cameo Jabba the Hutt yang akan kembali muncul dalam Return of the Jedi (1983).

Bagaimanapun juga, Lucas tampaknya merusak harmonisasi yang sinkron antara efek CGI dengan latar nyata.

Maka, sangat disayangkan film ini malah menurunkan nilai estetika sebagai bagian dari waralaba Star Wars.

Meski demikian, The Phantom Menace secara keseluruhan masih layak untuk bisa dinikmati sebagai awal perkenalan dari saga Anakin Skywalker.

Score: 2.5 / 4 stars | Pemain: Liam Neeson, Ewan McGregor, Natalie Portman, Jake Lloyd, Ian McDiarmid, Anthony Daniels, Kenny Baker, Pernilla August, Frank Oz, Samuel L. Jackson | Sutradara: George Lucas | Produser: Rick McCallum | Penulis: George Lucas | Musik: John Williams | Sinematografi: David Tettersall | Distributor: 20th Century Fox | Negara: Amerika Serikat  | Durasi: 133 Menit
 


trilogi prekuel star wars attack of the clones
Lucasfilm, 20th Century Fox
Star Wars Episode II: Attack of the Clones (2002)

10 tahun berselang, kini Galactic Republic yang dipimpin Kanselir Agung Palpatine (Ian McDiarmid) mendapat ancaman serangan Droids.

Adalah sebuah persekutuan untuk menentang Galactic Republic, termasuk The Trade Federation.

Federasi itu merupakan separatis yang dipimpin Count Dooku (Christopher Lee).

Obi-Wan (Ewan McGregor) dan muridnya Anakin (Hayden Christensen) diberikan tugas  melindungi Senator Amidala (Natalie Portman) dari ancaman pembunuhan.

Amidala mengusulkan kekuatan militer untuk Republic terhadap ancaman separatis.

Obi-Wan melacak dalang usaha pembunuhan dan sabotase, hingga menuju kepada seorang pemburu bayaran bernama Jango Fett (Temuera Morrison).

Maka diketahui, ada sebuah pemesanan rahasia berupa pasukan militer kloningan.

Obi-Wan mengejar 
Jango Fett hingga ke planet Geonisis, lalu ia diserang serta ditawan oleh kelompok Dooku. 

Sementara Anakin dan Amidala yang saling tertarik satu sama lain dan merahasiakan hubungan mereka, menerima komunikasi dari Obi-Wan.

Mereka meneruskan pesan tersebut kepada Dewan di Coruscant, sehingga Para Jedi dan pasukan kloning mendatangi planet Geonisis untuk melawan Count Dooku.

Attack of the Clones terkesan menjenuhkan bagaikan filler yang kurang penting, seperti skenario gerakan separatis terhadap Republic melalui boneka para antagonis.

Namun demikian, film kedua trilogi prekuel Star Wars ini tetap ada hal baru yang ditawarkan.

Yang pertama yakni munculnya The Clone Wars yang mengenalkan pasukan Stormtrooper.

Sedangkan yang kedua adalah pengembangan hubungan Anakin dengan Amidala yang menjadi kisah kuncinya.

Selain itu ada transisi Obi-Wan yang telah menjadi Master Jedi.  

Aksi laga pertempuran epik terjadi dalam kisah film ini, sekaligus awal dari kisah The Clone Wars di planet Geonisis.

Pertempuran itu berlangsung antara para Jedi yang dibantu pasukan Stormtrooper dengan kelompok separatis dan pasukan Droid.

review ulasan sinopsis star wars attack of the clones
Lucasfilm, 20th Century Fox
Laga yang cukup seru juga diperlihatkan saat Obi-Wan dan Anakin bahu-membahu mengejar seorang pemburu bayaran.

Aksi mereka terjadi dalam keramaian lalu lintas udara kota Coruscant, cukup mengasyikan.

Selebihnya adalah kisah ala neo-noir akan penyelidikan Obi-Wan terhadap dalang usaha pembunuhan dan sabotase.

Juga, ada sejumlah momen romantis yang cukup menyentuh antara Anakin dan Amidala, dan rasanya tidak berlebihan.

Berbagai benih akan kebencian, kemarahan, kepedihan serta lepas kendali yang terdapat dalam diri Anakin yang diperankan cukup baik oleh Hayden Christensen.

Peringai Anakin juga mulai diperlihatkan, yang sekaligus menjadi sebuah transisi yang nantinya menjadi radikal.

Performa Lee sebagai Dooku yang memang pas seperti hanya figur Dracula atau antagonis lainnya. 

Attack of the Clones juga memperkenalkan figur Senator Organa, serta Owen dan Beru yang akan muncul di dua episode berikutnya.

Untung saja George Lucas peka, dengan menyingkirkan Jar Jar Binks, melalui peran cameo.

Visual dan efek CGI film ini kualitasnya masih sama, hanya saja dibantu oleh eksotisme berbagai pemandangan dan setting di Planet Naboo.

Darth Vader Theme mulai muncul sekilas saat Anakin sedang emosi dan puncaknya terdapat di akhir cerita.

Ada pula tema musik Across the Stars begitu menyentuh. 

Attack of the Clones meski tidak memiliki keunggulan substansial, namun masih menjadi jembatan layak menuju transformasi final Anakin Skywalker. 

Score: 2.5 / 4 stars | Pemain: Ewan McGregor, Hayden Christensen, Natalie Portman, Ian McDiarmid, Samuel L. Jackson, Christopher Lee, Anthony Daniels, Kenny Baker, Frank Oz | Sutradara: George Lucas | Produser: Rick McCallum | Penulis: George Lucas. Naskah: George Lucas, Jonathan Hales | Musik: John Williams | Sinematografi: David Tettersall | Distributor: 20th Century Fox | Negara: Amerika Serikat  | Durasi: 142 Menit
 


trilogi prekuel star wars revenge of the sith
Lucasfilm, 20th Century Fox

Star Wars Episode III: Revenge of the Sith (2005)

Obi-Wan (Ewan McGregor) dan Anakin (Hayden Christensen) kembali berkonfrontasi dengan Master Count Dooku (Christopher Lee).

Kali ini Dookue dibantu General Grievous (Matthew Wood) yang menyandera Kanselir Palpatine (Ian McDiarmid).

Sementara Amidala (Natalie Portman) telah mengandung seorang anak, buah dari pernikahan rahasia dengan Anakin.

Di saat bersamaan, Palpatine membujuk Anakin sebagai sebagai perwakilan dan informan terhadap musuh politik. 

Namun Dewan Jedi yang dipimpin Master Yoda (Frank Oz) serta Master Windu (Samuel L. Jackson) belum siap untuk mengangkat Anakin sebagai Master Jedi. 

Malah bersama dengan Obi-Wan, mereka mengutus Anakin untuk berhati-hati terhadap Palpatine.

Hingga suatu malam Anakin mendapat visi melalui mimpi buruk bahwa Amidala akan tewas.

Ia pun terjebak akan perasaan takut sekaligus mempertanyakan motif Dewan Jedi yang curiga terhadap Palpatine, serta menduga skenario pemberontakan.

Melalui kesempatan itulah, Palpatine semakin membujuk Anakin dan memberitahukan sebuah solusi rahasia yang bisa menyelamatkan Amidala.

Anakin akan diberikan pengetahuan mengalahkan maut, dan akan menjadi sosok Jedi terkuat di jagat raya.

Tak pelak lagi, Revenge of the Sith adalah film terbaik dalam trilogi prekuel Star Wars, karena mengungkap semua kejadian yang berujung pada awal film Star Wars (1977).


review film star wars revenge of the sith
Lucasfilm, 20th Century Fox

Film ini dengan gamblang dan detail memperlihatkan sejumlah hal signifikan.

Yang pertama yakni sosok Sith Lord Darth Sidious sesungguhnya, berkenaan dengan perubahan dari Republic menjadi Empire.

Kedua yakni transformasi Anakin menjadi Darth Vader, kelahiran Luke dan Leia, serta memori Droid C-3PO dan R2D2.

Selain itu, diperkenalkan pula sosok Chewbacca dari kaum Wookie, juga sekilas muncul Grand Moff Tarkin dan objek Death Star di akhir cerita.

Elemen suram and mature di film memang mirip dengan The Empire Strikes Back (1980), melalui atmosfir serta tragedi yang dihadirkan.

Adegan eksekusi Order 66 dan tindakan Sidious terhadap aliansinya, disajikan drmaatis dan mengejutkan.

Ada kesedihan dan kecemasan mendalam Amidala terhadap Anakin, serta aura menakutkan yang muncul saat Sidious menampilkan wujud aslinya.
 
Sejumlah aksi laga fantastis diperlihatkan saat seperti bagaimana Obi-Wan dan Anakin dalam pesawat sedang bertempur di luar angkasa.

Lalu ada peperangan para Jedi dan pasukan Stormtrooper yang membantu kaum Wookie dari serbuan pasukan Droid.

Meski selanjutnya menjadi sebuah pelintiran besar, serta tak lupa ada perkelahian Obi-Wan dengan General Grievous.

Puncaknya tentu saja pertarungan epik lightsaber antara Obi-Wan dengan Anakin dengan lokasi di pengolahan lava vulkanik Planet Mustafar.

Sementara di mimbar Senat yang sangat luas itu, pertarungan Yoda dan Sidious juga tak kalah seru dan mengegangkan.

Adegan memorable yang paling ditunggu-tunggu tentu saja ketika Anakin mengenakan jubah dan helm Darth Vader! 

Tak lupa suara nafasnya serta vokal dari pengisi suara khas yang diisi oleh James Earl Jones. 

ulasan sinopsis star wars revenge of the sith
Lucasfilm, 20th Century Fox

Figur Anakin sendiri memang sangat terasa lebih emosional dan matang, sekaligus menjadi dilema berat.

Ia terjebak dalam memilih jalan antara terang dan gelap, perasaan akan takut kehilangan serta ambisi kuat.

Terkadang tatapan tajam mata Anakin penuh dengan dendam dan amarah.

Sedangkan efek riasan Darth Sidious memang menyeramkan, apalagi mendengar ringkihan tawa nya itu. 

Efek spesial dalam visual film ini menunjukkan kemajuan yang lebih baik dari dua film sebelumnya, meski CGI masih kentara dengan latarnya. 

Penggambaran kota megapolitan Coruscant terlihat semakin megah.

Begitu pula keindahan landskap Tatooine saat matahari terbenam sehingga menyamakan sebuah rasa yang sama dengan adegan Luke dalam Star Wars (1977).

Selain itu, interior kapal menjelang akhir cerita, terlihat berbagai panel dengan desain hasil imajinasi di era 70’an.

Revenge of the Sith adalah akhir sempurna dari trilogi prekuel Star Wars yang cenderung kepada dunia politik akan permainan sekaligus kebangkitan kegelapan. 

Film ini membuka jalan saga Luke Skywalker, beserta Princess Leia dan Han Solo sebagai simbol perlawanan terhadap tirani The Empire.

Score: 3.5 / 4 stars | Pemain: Ewan McGregor, Hayden Christensen, Natalie Portman, Ian McDiarmid, Samuel L. Jackson, Christopher Lee, Anthony Daniels, Kenny Baker, Frank Oz | Sutradara: George Lucas | Produser: Rick McCallum | Penulis: George Lucas | Musik: John Williams | Sinematografi: David Tettersall | Distributor: 20th Century Fox | Negara: Amerika Serikat  | Durasi: 140 Menit

Comments