Lifeforce (1985) : Film yang Mematahkan Legenda Vampir

film lifeforce mematahkan legenda vampir
TriStar Pictures, MGM

Sinema fiksi ilmiah horor review Lifeforce, film yang mematahkan legenda vampir.

Legenda Vampir pertama kali dikenal di awal abad 19 yang berasal dari wilayah Balkan, Eropa Timur.

Kisahnya menginspirasikan seorang Bram Stoker untuk menulis Dracula di tahun 1897.

Bagi yang percaya akan keberadaan kehidupan di luar angkasa sana, mengkinkah Vampir berasal dari luar angkasa, sehingga mematahkan legendanya itu sendiri?

Novelis Colin Wilson terinspirasi dari mitos Vampir dan beberapa karya H.P. Lovecraft.

Ia memadukan elemen dongeng horor dan fiksi ilmiah melalui novelnya berjudul Space Vampires, yang kemudian diadaptasi ke dalam bentuk film berjudul Lifeforce.

Premisnya sendiri memiliki sebuah konsep berupa entitas mahluk luar angkasa yang berbentuk humanoid dan menghisap energi manusia di muka Bumi.
 
Naskah film Lifeforce sendiri ditulis oleh Dan O’ Bannon yang sukses lewat genre yang sama sebelumnya, yakni Alien (1979) serta disutradarai Tobe Hooper.

Mengingat film ini merupakan produksi Inggris, maka para aktor/aktrisnya meski gabungan dengan Amerika tidak saya kenali, kecuali Patrick Stewart.

Sebuah Komet Halley (dalam peristiwa nyata muncul di langit Bumi pada tahun 1986 silam) yang akan melintasi Bumi, sedang dalam kondisi koma. 

Pesawat luar angkasa bernama Churchill dengan kru gabungan Inggris-Amerika, menemukan tiga jasad berupa humanoid yakni seorang perempuan dan dua orang lelaki.

ulasan sinopsis film lifeforce
TriStar Pictures, MGM

Tak lama kemudian seluruh kru Churchill tewas, hingga misi penyelamatan dari Bumi membawa ketiga jasad humanoid menuju European Space Research Centre di London untuk diteliti.

Humanoid wanita (Mathilda May) dan dua humanoid pria kemudian bangkit dan menewaskan beberapa orang, kemudian mereka melarikan diri. 

Kolonel Colin Caine (Peter Firth) ditugaskan untuk memimpin misi perburuan tersebut. 

Sementara di Texas, sebuah Pod yang dikemudikan oleh Kolonel Tom Carlsen (Steve Railsback) dari pesawat luar angkasa mendarat. 

Tom lalu dibawa menuju London dan bertemu dengan Colin.

Saat bertemu Colin, Tom lalu menceritakan kisah lalunya, sekaligus mereka berusaha memburu dan menghentikan teror yang akan membawa kekacauan dan kiamat di Bumi.
 
Kredit pembuka Lifeforce dalam beberapa adegan awal memperlihatkan keadaan di luar angkasa, yakni permukaan komet, pesawat luar angkasa, dan pesawat mahluk asing.

Namun setting beralih ke Bumi hingga akhir cerita, tentang bagaimana ketiga humanoid tersebut merupakan sebuah ancaman bencana mengerikan.

Mereka akan memusnahkan penduduk Bumi, dengan cara menularkan wabah vampir kepada manusia. Penggambaran vampir di film ini bukan merupakan versi standar. 

Hal itu juga diperlihatkan tatkala humanoid tersebut menguras habis energi terhadap korbannya.

Korba yang tewas, menyisakan tulang yang masih dibungkus kulit keriput tanpa daging di dalamnya.

Satu hal yang paling menggelikan adalah ketiga vampir humanoid itu pertama kali ditemukan dan melakukan aksinya yakni dalam keadaan telanjang bulat, terutama sang wanita. 

Penampilan aktris Mathilda May begitu total dalam melakukan berbagai adegan melalui full frontal nude, baik dari depan, samping maupun belakang.

review film lifeforce
TriStar Pictures, MGM

Faktor itulah yang menjadi ‘kelucuan’ terhadap hal-hal yang vulgar namun menarik bagi para pria tentunya.

Motif vampir humanoid wanita itu tentunya ingin menularkan keberadaan entitasnya terhadap umat manusia seperti halnya dalam film The Hidden (1987).

Perbedaan dengan film ini yakni entitasnya berupa kilatan energi listrik. Maka korban yang dipilihnya pun tak tanggung-tanggung, yakni seorang pria.

Entitas tersebut membutuhkan raga pria, dengan cara berhubungan badan, yang mengingatkan saya akan film Species (1995).

Hingga pada babak ke-2, jelas terlihat bagaimana figur Carlsen dan Colin masih fokus dalam penyelidikan dan perburuan, dengan hanya menyisikan sedikit sekali adegan aksinya. 

Carlsen sendiri merupakan karakter kunci dalam melacak keberadaan humanoid wanita yang paling kuat dibandingkan dua pria lainnya.

Dalam bagian inilah aura suspense thriller-nya sangat terasa, meski sarat akan dialog yang menekankan unsur psikologis.

Hingga memasuki babak terakhir, maka keseruan dimulai hingga memuncaklah berbagai ketegangan dan horor yang terjadi.


Efek spesial berupa animatronic puppet untuk beberapa korban vampir humanoid tersebut, benar-benar impresif dan mendetail, tanpa kebelakaan CGI! 

Begitu pula dengan sekuen terjadinya kehancuran di berbagai sudut kota London, cukup epik. Lifeforce tidaklah buruk, namun juga tidak istimewa. 

Masih layak dan sangat menghibur untuk diikuti, meski terkesan konyol namun memiliki daya tarik yang tak akan bisa dilepaskan begitu saja. 

FIlm ini berhasil mematahkan legenda vampir klasik yang melulu menghisap darah.

Score : 2.5 / 4 stars

Lifeforce | 1985 | Fiksi Ilmiah, Horor, Thriller | Pemain: Steve Railsback, Peter Firth, Frank Finlay, Mathilda May | Sutradara: Tobe Hooper | Produser: Yoram Globus, Menahem Golan | Penulis: Berdasarkan novel Space Vampires karya Colin Wilson. Naskah: Dan O’ Bannon, Don Jakoby | Musik: Henry Mancini | Sinematografi: Alan Hume | Distributor: TriStar Pictures | Negara: Inggris | Durasi: 101 Menit

Comments