Referensi Horor Era 80an itu Ada di Film Dokumenter In Search of Darkness


review in search of darkness referensi horor era delapan puluhan
CreatorVC Studios

Review film dokumenter In Search of Darkness, sebuah referensi lengkap tentang sinema horor era 80'an yang tiada duanya.

Jika anda penggemar film horor, sebutkan berapa banyak karakter horor ikonik yang berasal dari waralaba yang besar di era 80’an, dibandingkan semua dekade?

Itu baru yang populer secara global, belum lagi yang dikenal terbatas atau yang bersifat kultus, dalam arti tidak semua audiens umum mengenalnya, tentu semakin banyak jumlahnya.

Film In Search of Darkness adalah sebuah dokumentasi utuh tentang film horor dalam dekade 1980’an terhadap perkembangan serta pengaruhnya, untuk generasi baru.

Proyek dokumentasi yang ditulis, disutradarai sekaligus diproduseri bersama oleh David A. Weiner ini, berawal dari kegiatan pendanaan melalui situs Kickstarter dan kemudian beralih pada Indiegogo

Diproduksi oleh CreatorVC Studios kepunyaan Robin Block sebagai produser eksekutif, film ini tayang perdana di acara Beyond Fest pada Oktober 2019 lalu.

Dokumentasi ini dijejali nara sumber, baik yang pernah terlibat di era 80’an maupun masa kini, mulai dari aktor/aktris, sineas, produser, artis efek spesial, komposer musisi, jurnalis, hingga para influencer sebagai penggemar horor.

Selama hampir 4.5 jam, audiens disuguhkan referensi lengkap tentang film horor era 80’an yang membahas dan berkomentar sekilas beberapa film terpilih berdasarkan tahun perilisan, diuraikan per tahun rilis.

ulasan in search of darkness horor dokumenter
CreatorVC Studios/Cassandra Peterson

Selain itu ada pula selipan bahasan diantara sejumlah film antar-tahun rilis, yang pertama yakni “Ravenous Consumption: The Home Video Revolution”.

Bagian itu berupa kemunculan video saat itu dalam format VHS maupun BETA, memberikan alternatif sekaligus eksplorasi pilihan film yang lebih luas kepada konsumen.

Yang kedua yakni “SFX Magic Tricks: The Practical Effects Explosion".

Bagian ini yang membedakan film horor era 80’an begitu terasa lebih riil dan mengerikan dibandingkan horor masa kini yang mengandalkan CGI. 

Efek praktis dalam masa itu semakin membaik dan lebih rinci dibandingkan era sebelumnya.

Yang ketiga yakni “The Holiday Slasher Subgenre”. 

Hal itu berkenaan dengan maraknya film horor slasher tematik sesuai dengan Hari Raya seperti Halloween, Christmas, New Year , Valentine, Mother’s Day, dan lain sebagainya.

Yang keempat yakni “Horror Burns Bright in 3D”.

Membahas momen pemanfaatan teknologi 3D terhadap sejumlah film horor maupun sekuelnya yang terintegrasi dengan pemakaian sub judul angka “3”.

review in search of darkness horor era delapan puluhan
CreatorVC Studios/Stuart Gordon

Yang kelima yakni “Horror Villain and the Franchise Formula”.

Bagian itu membahas sebuah ide murni setelah menciptakan sosok horor antagonis, bisa diterima dengan baik oleh audiens.

Maka filmnya terus dilanjutkan menuju beberapa seri, hingga akhirnya di jaman sekarang sebagian dibuat ulang.

Yang keenam yakni “Horror Heroes and Rise of the Final Girls”.

Bagian yang membahas peraturan umum dalam standar film horor saat itu, bahwa wanita dengan mudahnya bisa dijadikan sebagai objek korban sekaligus menjadi heroik karena mampu bertahan paling akhir.

Yang ketujuh yakni “What You Can’t See Will Scare You: Music and Sound Design”. 

Tak hanya tema musik dan scoring, namun di era 80’an sarat akan soundtrack dalam banyak film dari genre lainnya, termasuk horor.

Yang kedelapan yakni “Gratuitous Thrill: Sex and Nudity in 80s Horror”.

Sebuah eksploitasi dan vulgarisme di era tersebut, meski terkadang umumnya bergaya komik dan cenderung konyol.

Sedangkan yang terakhir yakni “Misfits United: The Horror Fandom Base”. 

Efek merupakan pengaruh besar film horor ikonik era 80’an, terhadap audiens dan bahkan para kru film horor dalam generasi berikutnya. 

Sembilan bagian yang telah saya sebutkan di atas adalah alasan utama mengapa film horor era 80’an begitu signifikan dalam kontribusi terhadap sinema secara global, sehingga memiliki pengaruh besar untuk generasi selanjutnya.

film in search of darkness dokumenter horor era delapan puluhan
CreatorVC Studios/Barbara Crampton

Konten dalam film dokumenter In Search of Darkness tidaklah asing bagi saya pribadi yang memang saat itu mulai terobsesi dengan film di akhir 80’an dan awal 90’an.

Kebetulan di televisi swasta dan juga kaset video, sering diputar film di era 70’an dan 80’an, termasuk horor.

Film ini tidaklah sempurna atau lengkap, karena mungkin berkenaan dengan durasinya, sejak ada beberapa film yang menurut saya seharusnya dimuat karena pengaruhnya cukup signifikan dalam sumbangsih film horor.

Memang tidak mudah dalam mengumpulkan sejumlah figur populer yang berkenaan dengan film horor, terutama aktor/aktris dan sineas. 

Terdapat banyak sekali nara sumber yang terlibat, termasuk nama besar sineas John Carpenter maupun voklais Slipknot yakni Corey Taylor.

Adapun sebagian lainnya adalah yang kerap dengan film horor cult seperti Barbara Crampton ataupun Tom Akins. 

Sedangkan Heather Langenkamp, Ken Hodder ataupun Doug Bradley yang populer karena satu waralaba horornya, juga tampil.

Film In Search of Darkness adalah tontonan wajib seklaigus menjadi referensi yang cukup lengkap bagi para penggemar film horor.

Bahkan audiens umum yang penasaran untuk bereksplorasi harta karun horor ikonik, baik yang populer maupun yang bersifat kultus.

Sekuelnya yakni In Search of Darkness: Part II juga telah dirilis di tahun 2020.

Sedangkan rencana selanjutnya, CreatorVC Studios akan merilis In Search of Tomorrow yang membahas sejumlah film fiksi ilmiah ikonik dari era 80'an.

Demikian sinema horor review In Search of Darkness, berupa dokumenter lengkap sebagai referensi dari era 80'an.

Score: 3.5 / 4 stars

In Search of Darkness | 2019 | Horor, Dokumentasi | Sutradara: David A. Weiner | Produser: David A. Weiner, Jessica Dwyer, Heather Wixson | Penulis: David A. Weiner | Musik: Weary Pines | Editor: Samuel Way | Produksi: CreatorVC Studios | Negara: Inggris Raya, Amerika Serikat | Durasi: 244 Menit

Comments