The Green Knight (2021): Versi Lain Ksatria Sir Gawain, Modernisme Legenda Arthurian

film the green knight versi lain sir gawain
A24

Sinema fantasi review film The Green Knight, versi lain Ksatria Sir Gawain, dalam modernisme Legenda Arthurian.

Tidak banyak film yang mengisahkan Legenda Arthurian, sosok heroik Britania di abad pertengahan Eropa, karena tidak ada tolak ukur dari sisi sejarah.

Sir Gawain merupakan salah satu Ksatria Knight of the Round Table, sekaligus keponakan Raja Arthur (King Arthur). 

Film The Green Knight produksi A24, mempersembahkan kisah berdasarkan roman ksatria berjudul Sir Gawain and the Green Knight.

Baca juga: Dari Romawi hingga King Arthur dalam Empat FIlm

Sebelum era Woke Culture dan munculnya para SJW modern, film berlatar abad pertengahan Eropa dengan figur protagonisnya, selalu berada dalam lingkaran tradisi asli Kulit Putih.

Kali ini, sineas David Lowery menghadirkan versi lain dari sudut pandang pribadinya, mungkin unsur modernisme terhadap figur Ksatria Gawain yang diperankan Dev Patel, aktor Inggris keturunan India.

Saya tegaskan, bahwa artikel ini tidak ada maksud rasis sama sekali, namun skeptis dan kritis terhadap sejumlah film yang biasanya kontroversial.

Film The Green Knight mengisahkan di Hari Natal, Gawain (Dev Patel) yang memiliki kekasih bernama Essel (Alicia Vikander).

Ia diundang ke Istana Raja Arthur (Joel Edgerton) dalam sebuah jamuan, bersama dengan para ksatria setianya.

Sementara ibu Gawain yakni Morgan le Fay (Sarita Choudury) menggunakan sihirnya memanggil Ksatria Hijau atau Green Knight (Ralph Ineson), mendatangi istana.

ulasan review film the green knight ksatria hijau
A24

Ksatria tersebut mengadakan tantangan bagi siapa saja yang mampu memenggal lehernya, akan diberikan senjata kapak hijau miliknya. 

Adapun syarat yang ia berikan yakni orang tersebut harus dipenggal olehnya di Hari Natal tahun berikutnya.

Saat semuanya bersiap menghunus pedang, seketika Gawain bersedia melakukan ‘permainan’ tersebut. 

Ia berhasil memenggalnya, namum Ksatria Hijau tidak mati, lalu membawa kepalanya dengan meninggalkan mereka disertai tawa nyaring.

Setahun berlalu dan menjelang Natal, Gawain diperingati Raja Arthur untuk menghadapi Ksatria Hijau. 

Dengan membawa kapak hijau, serta ikat pinggang hijau pemberian ibunya sebagai pelindung dari bahaya, Gawain memulai perjalanannya ke Kapel Hijau untuk menepati sebuah janji.

Dalam perjalanannya, Gawain mengalami berbagai hal yang janggal.

Film The Green Knight versi modern dalam pandangan kaum progresif itu, memang keluar tradisi terhadap roman dan legenda Britania, sejak saudara perempuan Raja Arthur adalah orang Non-Kulit Putih. 

Sedangkan Arthur sendiri di film ini berkulit putih, bagaimana bisa? Hal tersebut adalah sebuah kejanggalan fundamental di luar akal sehat. 

Selain itu, sejumlah fenomena berdasarkan surealisme yang dialami Gawain, semakin memperkuat elemen fantasi yang misterius.

Lambatnya alur yang dipermainkan secara acak, serta irama yang membosankan, turut memiliki andil dalam memberikan penyajian yang semakin berat untuk ditonton. 

Sementara beberapa pewarnaan dominan seperti hijau atau juga merah, terkadang memberikan kesan dan penegasan dalam momen yang menarik dan emosional.

sinopsis the green knight modernisme legenda arthurian
A24

Sepertinya film ini ingin menyampaikan berbagai hal simbolis, visi yang bersifat supranatural, yang terkadang sulit dicerna. Akibatnya, kejenuhan pun tak terhindarkan.

Hanya desain produksi yang mampu menolong film ini, melalui latar dan pemandangan eksotis, meski terkadang pencahayaan minim seringkali disajikan, saat Gawain berada di dalam ruangan.

Bagaimanapun juga, menjelang akhir cerita adalah yang mengesankan, karena memang tak terduga.

Film The Green Knight versi modern dari Lowery, selain keluar dari jalur tradisinya.

Film ini juga bukan merupakan tontonan Legenda Arthurian yang seharusnya bisa menghibur secara umum, tanpa dibebani dengan berbagai kiasan ambigu.

Demikian sinema fantasi review film The Green Knight, versi lain Ksatria Sir Gawain, dalam modernisme Legenda Arthurian.

Score: 1.5 / 4 stars

The Green Knight | 2021 | Petualangan, Fantasi, Period | Pemain: Dev Patel, Alicia Vikander, Joel Edgerton, Sarita Choudhury, Sean Harris, Ralph Ineson | Sutradara: David Lowery | Produser: Toby Halbrooks, James M. Johnston, David Lowery, Tim Headington, Theresa Steele Page | Penulis: Berdasarkan kisah Sir Gawain and The Green Knight. Naskah: David Lowery | Musik: Daniel Hart | Sinematografi: Andrew Droz Palermo | Distributor: A24 | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 130 Menit

Comments