Avatar: The Way of Water (2022), Kisah Petualangan Epik Keluarga Sully

avatar the way of water petualangan epik keluarga sully
20the Century Studios

Sinema petualangan fiksi ilmiah review Avatar: The Way of Water, kisah petualangan epik keluarga Sully.

Jake Sully dan Neytiri melanjutkan kisah peutualangan epik mereka sekeluarga dengan keempat anaknya dalam Avatar: The Way of Water.

Avatar: The Way of Water merupakan sekuel langsung dari Avatar yang dirilis tahun 2009 lalu.

Baca juga: Avatar (2009): Pergumulan Dua Dunia, Antara Manusia dengan Na'vi

Avatar: The Way of Water adalah sekuel yang dinantikan para penggemarnya, masih diarahkan sineas James Cameron.

Meski demikian, dalam era semakin canggih dan serba digital, antisipasi film Avatar: The Way of Water mungkin tidak sebesar Avatar

Belum lagi isu WOKE terkait pernyataan James Cameron yang "menyingkirkan" maskulinitas lelaki dalam Avatar: The Way of Water.

Ironisnya, semua itu sangat mengganggu bisnis perilisan film, yang justru waralaba Avatar kini dimiliki Disney.

Avatar: The Way of Water butuh minimal pemasukan satu miliar Dollar Amerika, hanya untuk balik modal saja.

Jika memang benar, apakah istilah "Get Woke, Go Broke" masih tetap eksis?

Empat bintang Avatar kembali dalam sekuel nya kali ini yakni Sam Worthington, Zoe Saldaña, Sigourney Weaver, serta Stephen Lang.

ulasan avatar the way of water
20th Century Studios

Sedangkan bintang Titanic (1997), Kate Winslet baru bregabung.

Avatar: The Way of Water mengisahkan Jake Sully (Sam Worthington) dan Neytiri (Zoe Saldaña) kini memiliki lima anak.

Mereka adalah Neteyam (Jamie Flatters), Lo'ak (Britain Dalton), dan Tuk (Trinity Jo-Li Bliss).

Sedangkan Kiri (Sigourney Weaver), putri Grace yang diadopsi Jake dan Neytiri.

Adapun Miles (Jake Champion) merupakan anak manusia dari markas Hell's Gate yang diselamatkan dan diadopsi.

Suatu hari, umat manusia kembali mendarat di Pandora, dengan tujuan berbeda.

Adapun memori Kolonel Quaritch (Stephen Lang) ditransfer kepada fisik Na'vi, guna melancarkan sebuah misi.

Rupanya Quaritch masih dendam terhadap Jake, dan bahkan nyaris menculik anak-anak Jeks kecuali Miles.

Keluarga Sully kemudian mengungsi Metkayina dan bertemu sang pemimpin Tonowari (Cliff Curtis) dan istrinya, Ronal (Kate Winslet).

alur cerita avatar the way of water
20th Century Studios

Maka dari situlah, petualangan epik sesungguhnya dari keluarga Sully dimulai.

Jarak waktu sebuah sekuel lebih dari sepuluh tahun termasuk COVID-19, tidak mengakibatkan jadwal rilis Avatar: The Way of Water menjadi terlambat.

Selain kemajuan teknologi dalam satu dekade terakhir, tampak James Cameron sangat jeli dalam membuat narasi Avatar: The Way of Water.

Sekuel ini sangat menghibur, meski disajikan dalam durasi tiga jam lamanya.

Aspek penceritaan adalah yang utama dan paling kuat dalam Avatar: The Way of Water, tidak kalah dengan film terdahulu.

Meski demikian, film Avatar (2009) masih menjadi sebuah fondasi absolut sebagai pembuka jalan terhadap sekuel ini.

Sebuah premis dalam tema "keluarga adalah yang utama" menjadikan semboyan positif dalam Avatar: The Way of Water.

Tema tersebut kini sangat langka dalam perfilman Hollywood yang semakin ke Kiri, menjauhi aspek "keluarga" dan malah terjerumus kepada moral negatif.

Lima penulis Avatar: The Way of Water termasuk James Cameron, patut mendapatkan apresiasi tinggi.

Selain itu, cara Cameron dalam menyajikan tiga babak dalam Avatar: The Way of Water, sungguh menakjubkan.

Tidak ada kejenuhan dalam satu adegan pun, malah begitu dramatis, meski tidak memiliki emosi kuat dari film sebelumnya. 

review avatar the way of water sekuel
20th Century Studios

Begitu pula karakterisasi kuat masih dominan dalam film ini, meski tidak berlaku bagi Jake Sully.

James Cameron pernah membuat pernyataan kontroversial terkait maskulinitas yang harus disingkirkan, sesaat sebelum rilis film.

Mungkin hal tersebut tercermin dalam karakter Jake yang kini terasa lebih lemah, hanya karena ingin melindungi keluarga.

Karakterisasi Neytiri masih sama seperti sebelumnya, mampu menjadi tumpuan keseimbangan keluarga Sully.

Yang menarik adalah karakterisasi keempat anak Sully, terutama Neteyam dan Lo'ak.

Bagaimana Jake terlalu mengandalkan Neteyam, sedangkan Lo'ak juga tidak mau kalah.

Jake sendiri juga belajar dari sebuah peristiwa yang menjadi pelintiran besar nantinya.

Ternyata pada akhirnya, karakterisasi Jake tidak seburuk yang saya sangka berkenaan dengan pernyataan Cameron tersebut.

Perlakuan narasi Avatar: The Way of Water terhadap karakterisasi Quaritch juga mengagumkan.

Quaritch bukan figur antagonis belaka dan klise, namun mampu diperlihatkan sisi lain yang lebih manusiawi.

Ya betul, dalam dua dekade terkahir ini, kita seringkali disajikan sejumlah film 3D animasi impresif.

sinopsis avatar the way of water
20th Cenutry Studios

Secara visual, karena pengalaman saya telah tonton Avatar di bioskop pada 2009 lalu, tidak ada yang istimewa.

Hanya saja setting di perairan, memberikan nuansa baru yang lebih segar dalam film ini.

Avatar: The Way of Water juga bisa dikatakan sebagai salah satu sekuel terbaik Cameron seperti Terminator 2: Judgment Day (1991).

Film ini sama sekali tidak mengecewakan saya, karena saya tidak menaruh ekspektasi dan antusiasme.

Avatar: The Way of Water patut ditonton sebagai sekuel unggul meski Avatar tetap sebagai pembuka jalan terbaik.

Demikian sinema petualangan fiksi ilmiah review Avatar: The Way of Water, film yang mengisahkan petualangan epik keluarga Sully.

Score:  3.5 / 4 stars

Avatar: The Way of Water | 2022 | Petualangan, Fiksi Ilmiah | Pemain: Sam Worthington, Zoe Saldaña, Sigourney Weaver, Stephen Lang, Kate Winslet, Cliff Curtis | Sutradara: James Cameron | Produser: James Cameron, Rick Jaffa, Amanada Silver | Penulis: James Cameron, Rick Jaffa, Amanda Silver, Josh Friedman, Shane Salerno | Musik: Simon Franglen | Sinematografi: Russell Carpenter | Distributor: 20th Century Studios | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 192 menit

Comments