Review 28 Years Later: Isolasi Distopia Zombie
![]() |
Sony Pictures Releasing |
"...Boots—boots—boots—boots—movin' up an' down again ... There's no discharge in the war! ..."
Rudyard Kipling
Sinema horor review 28 Years Later tentang isolasi distopia zombie rasa original.
Komunitas yang berada dalam isolasi distopia zombie dalam film 28 Years Later, adalah sekuel terbaru waralaba populer.
28 Years Later adalah sekuel terbaru dari film horor 28 Days Later (2022) dan 28 Weeks Later (2007).
Film ini menandakan kembalinya kolaborasi penuh antara sutradara Danny Boyle dengan penulis Alex Garland sejak film perdana.
Tak hanya itu, aktor Cillian Murphy yang kini jadi bintang populer kembali terlibat berperan sebagai produser eksekutif.
28 Years Later melengkapi "28 Days Later Trilogy" dan mendapatkan sambutan positif kritik, dan kini sudah tayang di bioskop.
28 Years Later mengisahkan Desa Lindisfarne yang berada di salah satu kepulauan kecil, merupakan tempat isolasi dari distopia zombie.
Desa tersebut merupakan salah satu tempat karantina komunitas manusia normal, 28 tahun setelah virus zombie merebak di seluruh daratan Eropa.
Jamie (Aaron Taylor-Johnson) mengajak sang putra berusia 12 tahun, Spike (Alfie Williams) pergi menuju daratan Inggris Raya untuk praktek membunuh zombie.
Meski ditentang sang ibu yang sedang sakit, Isla (Jodie Comer), namun mereka mendapatkan dukungan penuh komunitas.
Setelah Spike berhasil memenuhi target, mereka tak sengaja berhdapan dengan sekelompok zombie Alpha yang kuat dan ganas.
Kehabisan amunisi berupa anak panah, Jamie dan Spike terjebak hingga terpaksa bermalam di sebuah rumah kosong.
![]() |
Sony Pictures Releasing |
Setibanya kembali, Spike disambut dengan pesta meriah, namun ia mengetahui rahasia sang ayah yang membuaatnya kecewa.
Sempat dibertiahukan sang kakek, Spike mempelejari bahwa ada seorang dokter bernama Kelson (Ralph Fiennes) yang ia yakini bakal menyembuhkan sang ibu.
Setelah konflik dengan sang ayah, Spike nekat membawa sang ibu untuk pergi menemui dokter yang pernah ia lihat sebelumnya, melalui pertanda asap api dari kejauhan.
Spike berhasil mengelabui penjaga perbatasan melalui sebuah pengalihan, lalu berhasil bersama dengan sang ibu menuju daratan.
Maka, petualangan penuh bahaya pun dimulai, mengingat Alfie belum cukup pengalaman menghadapi para zombie Alpha tersebut.
Sebagai film ketiga, 28 Years Later sungguh kembali hadirkan rasa original secara utuh berkat duo Danny Boyle dan Alex Garland.
Selama hampir dua jam film berlangsung, kekuatan cerita film ini sangat bisa dinikmati, meski terkadang merasa jenuh sesekali.
Kekuatan narasi 28 Years Later terletak pada penyingkapan misteri dalam ikatan keluarga menuju kepada petualangan mendebarkan sekaligus penuh tanda tanya.
Sebgai sekuel kedua, 28 Years Later tentu saja jauh lebih unggul daripada 28 Weeks Later yang buruk dalam hampir semua aspek.
Sebuah cerita baru yang berdiri sendiri, meski alur disajikan dengan format sama, namun menyimpan sebuah kejutan besar dalam adegan awal dan adegan akhir.
![]() |
Sony Pictures Releasing |
Figur sentral film ini yaitu Spike yang diperankan dengan sangat baik dan impresif dari aktor Alfie Williams.
Sedangkanfigur Jamie yang diperankan Aaron Taylor-Johnson adalah protagonis positif non heroik.
Ia memiliki dua lapis karakter, sebagai pemburu yang cukup berkesan, namun lemah dalam hubungan keluarga.
Penceritaan figur Isla mulai terangkat pada babak kedua, misterius dan sulit dipahami lebih dalam serta ambigu.
Dua adegan yang melibatkan dirinya yang sulit saya mengerti yaitu saat ada zombie merangkak di malam hari, dan zombie wanita yang akan melahirkan.
Selingan humor segar terjadi, berkat muncul figur Erik yang diperankn Edvin Ryding sebagai tentara NATO.
Seperti yang bisa saya tebak, karakter misterius Kelson yang diperankan Ralph Fiennes, selalu menjadi pembeda dalam mengisi jiwa cerita film ini.
Meski ada rasa jenuh, karena adegan sedikit lebih panjang setelah Spike dan Isla bertemu Kelson, tapi hasil akhir dari segmen tersebut yang mengantarkan pada adegan puncak, cukup membuat saya haru.
Format visual dengan kesan tidak tajam untuk sorotan terhadap figur dalam adegan, tampak masih menggunakan teknik sama dari film perdana.
Keindahan landskap area hutan hijau terbuka, taman bunga alami, kelompok satwa yang berlari, kembali mengingatkan saya akan film pertamanya.
![]() |
Sony Pictures Releasing |
Tambahan yang tak kalah mengesankan dalam 28 Years Later yaitu jalan setapak penghubung pulau dengan daratan yang mengandalkan pasang surut air laut.
Salah satu adegan seru dan menegangkan yaitu saat Jamie dan Spike kembali, namun dikejar zombie Alpha dari belakang pada area tersebut.
Masih ada pertanyaan besar dalam adegan pamungkas, berkenaan dengan teknik bertahan hidup dari pihak lain yang tidak bisa jelaskan demi menghindari spoiler.
Bagaimanapun juga, film 28 Years Later adalah sekuel pantas dengan kualitas level sama terhadap film perdana.
28 Years Later direkomendasikan sebagai horor zombie survival modern yang bisa dinikmati, tanpa harus tonton dua film terdahulu.
28 Years Later menandakan kembalinya sekuel rasa original dengan mempertahankan kualitas tontonan menghibur.
Demikian sinema horor review 28 Years Later tentang isolasi distopia zombie rasa original.
Score: 3 / 4 stars
28 Years Later | 2025 | Horor, Petualangan | Pemain: Jodie Comer, Aaron Taylor-Johnson, Alfie Williams, Ralph Fiennes | Sutradara: Danny Boyle | Produser: Danny Boyle, Alex Garland, Andrew Macdonald, Peter Rice, Bernie Bellew | Penulis: Alex Garland | Musik: Young Fathers | Sinematografi: Anthony Dod Mantle | Penyunting: Jon Harris | Distributor: Sony Pictures Releasing | Negara: Inggris Raya, Amerika Serikat | Durasi: 115 menit
Comments
Post a Comment