How the Grinch Stole Christmas (2000): Natal yang Tidak Tergantikan oleh Dendam
![]() |
| Universal Pictures |
Sinema komedi fantasi review How the Grinch Stole Christmas tentang Natal yang tidak tergantikan oleh dendam.
Ada dendam terhadap Natal namun semua itu tak tergantikan dalam film How the Grinch Stole Christmas.
How the Grinch Stole Christmas adalah adaptasi live-action dari novel berjudul sama karya Dr. Seuss yang sebelumnya diadaptasi dalam format animasi tahun 1960'an.
Film ini diperankan Jim Carrey sebagai Grinch dan narator jalan cerita disuarakan Anthony Hopkins, melalui sutradara ternama Ron Howard.
How the Grinch Stole Christmas sukses dalam box office meskipun dinilai medioker oleh para kritikus, tapi mampu mendapatkan Oscar dalam Kategori Tata Rias dan Gaya Rambut.
How the Grinch Stole Christmas mengisahkan kehidupan di Desa Whoville dengan penduduk bahagia dan selalu antusias menyambut Natal.
![]() |
| Universal Pictures |
Dibalik suasana riang tersebut, adalah Grinch (Jim Carrey) dengan wujud fisik berbeda melalui kulit hijau dan bulu lebat, hidup menyendiri ditemani seekor anjing dinamai Max di Crumpit Mount.
Grinch benci dengan Natal dan mengasingkan diri dari penduduk Whoville, dan ia berupaya merusak suasana hari raya tersebut dengan berbagai cara.
Suatu ketika saat ia mendatangi Whoville, tak sengaja bertemu Cindy Lou (Taylor Momsen), gadis cilik putri dari pasangan Lou Lou Who dan Betty Lou.
Grinch mengerjai Cindy Loo dengan membungkusnya jadi kado Natal, tapi Cindy justru merasa senang.
![]() |
| Universal Pictures |
Cindy pun mulai penasaran dengan sosok Grinch terhadap masa lalu, dengan mendatangi beberapa orang untuk wawancara.
Kedua orang tua angkat Grinch, sang walikota August MayWho (Jeffrey Tambor), serta Martha May (Christine Baranski) adalah sejumlah narasumber yang mengisahkan masa lalu Grinch.
Sesuai tradisi, penduduk Whoville memilih siapa yang akan mendapatkan penghargaan di Malam Natal, dalam voting seketika dikejutkan Cindy Lou yang memilih Grinch sebagai salah satu nominasi.
Ia pun mendatangi kediaman Grinch untuk mengantarkan undangan, meski awalnya Grinch menolak, bimbang, namun akhirnya datang juga.
Dalam momen acara tersebut, sang walikota memberikan sebuah hadiah yang memicu kemarahan dan kekecewaan mendalam, sehingga dendam Grinch semakin membara atas tragedi masa lalunya itu.
Grinch pun kembali ke tempat kediaman nya sambil merencanakan dan mengambil aksi dendam untuk mencuri momen Natal dari penduduk Whoville.
![]() |
| Universal Pictures |
Menyaksikan film How the Grinch Stole Christmas lebih dari satu setengah jam, terasa ada yang kurang dibalik semua keindahan visual yang cukup maju pada zaman nya.
Sebagai sebuah adaptasi novel fantasi populer, film live-action ini secara umum lumayan menghibur pada level medioker, terlepas dari narasi dan pesan eksplisit tentang makna Natal.
Penyampaian alur cerita film ini pun terlaksana dengan baik dalam menyingkap misteri dendam Grinch kepada penduduk Whoville melalui kilas balik masa kecil.
Secara alur narasi, How the Grinch Stole Christmas mampu membuat rangkaian adegan anti klise dan menyimpan berbagai kejutan.
Ada dua sudut pandang utama film ini, yaitu figur sentral Grinch yang asing tapi ditemani sang anjing Max, merasa bahwa Natal membawakan tragedi.
Sedangkan penduduk Whoville yang diwakilkan dalam sudut pandang berbeda yaitu, Cindy Lou Who yang ingin menemukan makna Natal sesungguhnya terhadap sikap misterius Grinch.
![]() |
| Universal Pictures |
Justru figur Cindy Lou yang diperankan dengan sangat baik oleh Taylor Momsen, tampak mengalami pasang surut keyakinan dia bahwa Grinch sesungguhnya sosok yang baik.
Hal itu tampak dalam sejumlah adegan yang melibatkan sang walikota AugustWho dan kedua orang tua Cindy sendiri, puncaknya ada dalam adegan menjelang tutup cerita.
Meksipun Jim Carrey merupakan peran sentral dibalik kostum dan tata rias sebagai Grinch, malah kurang terasa gaya komedi dalam film ini, mungkin karena untuk konsumsi keluarga.
Penyelesaian akhir yang menjadi puncak klimaks film ini terasa instan dan tergesa tanpa proses dan pengembangan karakter Grinch, sangat disayangkan.
Elemen musikal film ini tidak banyak, tapi berkesan sebagai film dengan tema keluarga yang mengangkat isu perundungan, dendam, pengampunan, serta nilai kebersamaan dibalik momen Natal.
Secara visual, film How the Grinch Stole Christmas terasa mengagumkan dibalik setting produksi, tata rias dan busana, serta berbagai efek dua puluh tahun yang lalu.
![]() |
| Universal Pictures |
Film adaptasi ini memang tipikal Ron Howard yang secara umum menghidupkan adaptasi live-action dengan baik adanya, tapi ujung nya kurang dramatis dan emosional.
How the Grinch Stole Christmas bukan cerita Christmas Carol ataupun seperti film garapan Tim Burton misalnya, seperti terjebak dalam visual yang indah.
Kesimpulan akhir, film ini menggunakan nama besar Jim Carrey yang kurang eksploitatif dibalik topeng Grinch, tapi cukup baik dalam menyampaikan tema dengan makna yang jelas.
How the Grinch Stole Christmas dibalik kekurangan nya, tetap jadi salah satu tontonan liburan Natal yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.
Demikian sinema komedi fantasi review How the Grinch Stole Christmas tentang Natal yang tidak tergantikan oleh dendam.
Score: 2.5 / 4 stars
How the Grinch Stole Christmas | 2000 | Komedi, Fantasi | Pemain: Jim Carrey, Jeffrey Tambor, Christine Baranski, Bill Irwin, Molly Shannon | Sutradara: Ron Howard | Produser: Brian Grazer, Ron Howard | Penulis: Berdasarkan novel How the Grinch Stole Christmas! karya Dr. Seuss. Naskah: Jeffrey Price, Peter S. Seaman | Musik: James Horner | Sinematografi: Don Peterman | Penyunting: Dan Hanley, Mike Hill | Distributor: Universal Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 105 menit






Comments
Post a Comment