The Lost Boys (1987) : Gaya Keren Vampir Muda

the lost boys gaya keren vampir muda
Warner Bros Pictures

Sleep all day. Party all night. Never grow old. Never die. It’s fun to be a vampire.

Lima tahun sebelum Buffy The Vampire Slayer dan bahkan belum ada novel romansa Twilight, film The Lost Boys merupakan salah satu pelopor film vampir remaja modern dengan gaya keren.

Tagline yang terdapat dalam poster filmnya sudah jelas menandakan, bahwa The Lost Boys adalah film horor komedi tentang vampir. Era 80’an marak dengan perpaduan antara film horor remaja atau anak muda, sebuah paduan serasi akan elemen ‘fun’ selalu menjadi ciri khasnya.

Banyak film horor ikonik sejenis, lahir di era tersebut, seperti An American Werewolf in London (1981), Fright Night (1985), Teen Wolf (1985), Near Dark (1987) atau Monster Squad (1987), selain sejumlah horor slasher tentunya.


Baca juga: Head to Head : Fright Night 1985 vs 2011

Joel Schumacker, seorang sineas yang terbiasa menangani film remaja dan anak muda seperti St. Elmo’s Fire (1985), Flatliners (1990) atau Dying Young (1991), memang pas dalam mengarahkan film dengan gaya keren para vampir muda dalam generasi "Brat Pack" ini.

The Lost Boys ditandai dengan kembalinya duet Jason Patrick dan Jami Gertz, setelah mereka bermain di film Solarbabies (1986), Kiefer Sutherland sebagai vampir antagonis, serta diramaikan oleh “The Two Corey” yakni mendiang Corey Haim dan Corey Feldman, kolaborasi pertama mereka dalam tujuh film berikutnya.

Film ini mengisahkan Michael (Jason Patrick) serta adiknya, Sam (Corey Haim) bersama dengan ibu mereka, Lucy (Dianne Wiest) pindah rumah menuju Santa Clara, dan tinggal di dalam rumah ayah Lucy yang dipanggil Grandpa.

Lalu Lucy diterima kerja di toko rental video yang dimiliki oleh Max (Ed Herrmann) dan mereka pun saling tertarik. Suatu malam di karnaval, Sam tak sengaja mengenal The Frog Brothers, yakni Edgar (Corey Feldman) dan Alan yang memperingati ancaman vampir.

review film the lost boys
Warner Bros Pictures

Sementara di sebuah konser musik karnaval, Michael tertarik dengan seorang gadis yang diketahui bernama Star (Jami Gertz), yang sekelompok anak muda misterius yang dipimpin oleh David (Kiefer Sutherland).

Pendekatan Michael terhadap Star, memancing konfrontasi dengan David, namun akhirnya mereka berteman, hingga Michael tidak menyadari bahwa dirinya terjebak dalam kelompok vampir.

Judul film yang mungkin saja terinspirasi dari dongeng kawanan Peter Pan, menyajikan  tema dan alur cerita menarik, terlebih dibintangi oleh para anggota “Brat Pack” yang populer di era 80’an yakni Jason Patrick, Kiefer Sutherland serta Jami Gertz, dengan perpaduan “The Two Corey”.

Kombinasi horor komedi serta aksi laga dan romantisme mengenai vampir muda di film ini, tentu memiliki kualitas baik meski sekilas terkesan murahan namun intensitas thriller-nya selalu terjaga dengan rapih.

Di awal cerita, diperlihatkan secara implisit dalam adegan penyerangan seorang sekuriti karnaval di malam hari, yang mungkin terkoneksi dengan kelompok misterius yang dipimpin oleh David.

Kemudian cerita beralih kepada karakter Michael, Sam dan Lucy yang tiba di Santa Clara dalam sejumlah adegan memperlihatkan aktivitas kehidupan sebuah kota di pinggiran pantai.

Tipikal film remaja ala "Brat Pack", cerita pun mengalir dengan seiring dengan kemunculan beberapa pengenalan karakter unik, humor segar, komedi, romansa, diselingi oleh beberapa adegan menegangkan serta berbagai adegan aksi yang cukup memompa adrenalin, melalui gaya koreografi keren.

Banyak sekali arahan yang dilakukan oleh Schumacker, memukau pandangan saya di setiap adegan demi adegan sepanjang cerita.

ulasan sinopsis the lost boys
Warner Bros Pictures

Selain penampilan para karakter utamanya, banyak adegan memorable, seperti saat Michael terpana melihat Star dalam konser musik di sebuah karnaval, adegan David membonceng Star dengan motor chopper setelah ia berkonfrontasi dengan Michael yang hendak membonceng Star dengan motor trial-nya.

Gaya keren para vampir muda itu pun diperagakan dalam sejumlah adegan seperti tidur dengan posisi kaki bergelantung di atas layaknya kelelawar, serta adegan mereka bergelantungan di sebuah pohon besar hendak menyerang sekelompok orang di dekat api unggun.

Aksi laga keren lainnya yakni adu balap motor di atas tebing pada malam hari yang berkabut diiringi oleh soundtrack, serta bergelantungan di bawah jembatan rel kereta api.

Adapun aksi "The Frog Brothers" menyodorkan sebuah komik vampir kepada Sam, serta bagaimana mereka bergabung dengan Michael dan Sam untuk memburu gerombolan David, tak kalah menariknya secara impresif.

Elemen komedi dan humor segar pun cukup banyak yang dipertunjukkan di film ini, seperti saat Sam sedang berendam sambil keramas dan ikut menyanyikan sebuah lagu yang diputar dalam sebuah radio tape, sementara Michael yang bertransformasi menjadi vampir dengan perlahan mendatanginya.

Juga saat Michael tiba-tiba melayang di udara hingga keluar jendela kamarnya, dengan panik ia mengitari rumah dan menggedor jendela kamar Sam, dengan sontak Sam yang saat itu sedang menelepon ibunya ketakutan setengah mati.

Sejumlah adegan konyol diperlihatkan ketika Sam dan "The Frog Brothers" yang menyangka Max seorang vampir, menjebak dan menyerangnya dalam saat makan malam dengan Lucy, juga saat mereka tergesa-gesa mengambil air suci di sebuah Gereja.

gaya keren vampir muda film the lost boys
Warner Bros Pictures
 
Tampaknya memang setting di sebuah karnaval dan penampilan kelompok David ala gipsi menjadi sesuatu yang pas, sesuai dengan tema film menguatkan sisi mistis, suram sekaligus keren, lengkap dengan potongan rambut panjang ala semi-punk, telinga beranting, jaket kulit, sepatu boot dan moge.

Hingga akhirnya Michael pun yang kebetulan berambut agak panjang, ikutan memakai anting dan jaket kulit guna memikat Star. Saat ia memakai kacamata hitam di siang hari akibat bertransformasi menjadi vampir, merupakan penampilan yang ikonik.

Sedangkan penampilan Star dibuat seksi layaknya wanita gipsi, dengan memakai rok panjang manik-manik dengan atasan tank top yang menggoda. Yang kocak tentunya penampilan heroik "The Frog Brothers" ala prajurit yang memakai jaket ala militer, ikat kepala, muka dicoreng-coreng hingga membawa beberapa tongkat kayu tajam.

Adalah hampa jika The Lost Boys disajikan tanpa soundtrack lagu, seperti Gerard McMann yang menyayikan Cry Little Sister, bernuansa rock dengan sentuhan musik dan lirik mistis ditambah latar vokal yang berirama supranatural. Sementara sejumlah lagu lainnya dari INXS dan Jimmy Barnes, Lou Gramm, serta Tim Capello, mendukung berbagai sekuen adegan.

Performa Jason Patrick mungkin terlihat standar, sebagai seseorang yang agak naïf, perlahan bisa berubah menjadi seorang vampir yang menyeramkan. Sementara performa Kiefer Sutherland cukup cemerlang sebagai vampir antagonis yang provokatif.

Penampilan Jami Gertz mempesona, sedangkan performa Bernard Hughes sebagai Grandpa cukup mengejutkan dan menghibur.

Penampilan "The Two Corey"-lah yang memeriahkan film ini, terutama dari humor segar serta ikatan solid keduanya. Corey Haim sebagai Sam sedikit mengingatkan saya akan versi remaja Macaulay Culkin di film Home Alone, sedangkan penampilan Corey Feldman sebagai Edgar yang penuh lagak, terlihat dominan terhadap Sam yang paranoid.

Oh ya, penamaan Edgar Frog dan Alan Frog sebagai "The Frog Brothers" adalah parodi sekaligus tribut untuk pengarang horor terkenal, Edgar Alan Poe.

Kesuksesan film The Lost Boys, dilanjutkan melalui sekuel yang dirilis direct-to-video, berjudul Lost Boys : The Tribe (2008) dan Lost Boys : The Thrist (2010). Sebuah formula brilian dalam mengangkat gaya keren vampir muda dalam dunia modern.

The Lost Boys berhasil menjadikan film vampir bukan lagi sebagai sesuatu yang kuno dan jenuh, namun telah menjadi simbol dan kultur horor populer. Jadi, tolong jangan hancurkan film cult classic ini dengan pembuatan ulang!

Score : 4 / 4 stars

The Lost Boys | 1987 | Horor, Komedi | Pemain: Jason Patrick, Corey Haim, Kiefer Sutherland, Jami Gertz, Corey Feldman, Dianne Wiest, Jamison Newlander, Ed Herrmann   | Sutradara: Joel Schumacker | Produser: Harvey Bernhard | Penulis: Janice Fischer, James Jeremias | Musik: Thomas Newman | Sinematografi: Michael Chapman | Distributor: Warner Bros Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 98 Menit

Comments