Dragonslayer (1981) : Sang Pembantai Naga Beringas

dragonslayer sang pembantai naga beringas
Paramount Pictures, Buena Vista International Distribution

Tidak banyak film yang bertemakan tentang naga dalam dunia Barat, baik sebagai objek atau karakter utama maupun pendukung. Kini, dengan teknologi super canggih untuk animasi, film apapun bisa dibuat, termasuk genre fantasi yang melibatkan naga.

Naga bisa dijadikan karakter protagonis maupun antagonis, bisa berdampingan atau menjadi musuh manusia. Seperti halnya di film Dragonslayer tentang bagaimana naga menjadi ancaman besar umat manusia, sehingga hadirlah karakter utama sebagai sang pembantai naga beringas tersebut.

Uniknya, film Dragonslayer diproduksi oleh Disney bekerjasama dengan Paramount Pictures yang jika ditinjau dari tema dan premis, cenderung untuk konsumsi keluarga. Namun karena mengandung konten dewasa, maka film ini sedikit memicu kontroversi. 


Sejak saat itu, Disney membuat perusahaan produksi Touchstone Pictures khusus untuk sasaran dewasa.

Premis cerita Dragonslayer sederhana dan klise, layaknya tema pengorbanan, penebusan, jati diri dan kepahlawanan yang terjadi pada masa abad pertengahan. Terjadi sebuah teror menakutkan dari seekor naga Vermithax Pejorative yang muncul setiap 400 tahun, dan kini terjadi pada masa kerajaan Urland di tanah Inggris.

Demi mencegahnya, maka Raja Casiodorus (Peter Eyre) mengadakan undian dengan mengrobankan gadis perawan yang terpilih untuk dijadikan tumbal. Sementara Valerian (Caitlin Clarke) dan rombongannya menemui seorang penyihir terkenal bernama Ulrich of Craggenmoor (Ralph Richardson), meminta tolong kepadanya untuk membantai sang naga beringas itu.


review film dragonslayer
Paramount Pictures, Buena Vista International Distribution

Ulrich akhirnya tewas di tangan Tyrian (John Hallam), seorang utusan raja yang membuntuti rombongan Valerian. Segera setelahnya, murid Ulrich bernama Galen (Peter MacNicol) terpilih sebagai penyihir, melalui kalung jimat peninggalan Ulrich. Ia pun mengejar rombongan Valerian, lalu mereka tiba di wilayah Urland untuk mendekati sarang naga.

Galen akhirnya berhasil mempraktekan kekuatan sihirnya melalui kalung tersebut, sehingga menewaskan sang naga. Penduduk desa pun merayakan kemenangan mereka, sedangkan Raja Casiodorus menginginkan jimat yang dipakai Galen. Namun kisah selanjutnya lebih besar dari apa yang dibayangkan oleh mereka semua.

Layaknya film fantasi berdasarkan mitos dan dongeng rakyat, cerita di film Dragonslayer lebih menitikberatkan kepada perseteruan antar manusia, akibat tirani seorang raja yang berkuasa, dengan melibatkan sosok antagonis seekor naga yang buas, secara alami memerlukan tumbal manusia.

Sentralisasi karakter Galen yang diperankan dengan baik oleh Peter MacNicol, mengalami proses pembelajaran dalam bersikap dan bertindak, tidak semata-mata ingin menunjukkan kemampuan sihirnya yang mengakibatkan ada sedikit keangkuhan dalam dirinya.

Maka nuraninya pun mulai timbul atas kondisi yang terjadi akibat kekuasaan Casiodorus. Adapun saat Galen semakin akrab dengan Valerian, ia akhirnya mengetahui identitas dan motifnya dalam usaha untuk menyelamatkan desanya.

ulasan sinopsis film dragonslayer
Paramount Pictures, Buena Vista International Distribution

Karakter Valerian sebagai seorang pemberani yang diperankan oleh Caitlin Clarke, berhasil memanipulasi saya sebagai audiens di awal cerita, dengan penampilan dan suara, hingga terjadi perubahan karakter yang cukup signifikan.

Juga ada karakter Elspeth yang diperankan oleh Chloe Salaman, sebagai putri raja yang memiliki hati emas dan lebih bijak, dengan maksud ingin mengorbankan dirinya, setelah sang ayah menipu rakyatnya sendiri dalam undian, demi menyelamatkan dirinya agar tidak terpilih.

Di film ini kita mengetahui karakter antagonisnya selain Casiodorus, tentunya karakter Tyrian yang menyebalkan itu. Tak ketinggalan karakter berkarisma dari Ulrich yang bijaksana, serta asistennya yang sudah lanjut usia, Hodge, namun penampilan dan dialognya menghibur dan mengundang tawa, bahkan saat menjelang kematiannya.

Karakter antagonis sesungguhnya di film Dragonslayer yakni sang naga yang dinamakan Vermithax Pejorative, ditampilkan begitu impresif pada jamannya, baik dari berbagai sudut sorotan kamera, awalnya mulai dari penampilan kaki dan cakar, ekor, hingga muncul kepalanya, hingga akhirnya terlihat secara keseluruhan.

Bagaimana sosok itu merangkak, terbang, bermanuver hingga menyemburkan api, diperagakan secara impresif, berkat kehebatan Industrial Light & Magic yang mampu menghidupkan sosok tersebut secara total, dan tentunya berperan besar di sepanjang cerita.

Penampilan beberapa ekor bayi naga pun ditampilkan, melalui sejumlah adegan yang cukup mengerikan di sebuah gua, melalui permainan efek cahaya dan bayangan, bagaikan monster di film horor.


sang pembantai naga beringas film dragonslayer
Paramount Pictures, Buena Vista International Distribution

Penggunaan kamera secara close-up, dengan memperlihatkan ekspresi naga, mulai dari gerakan dan tatapan bola mata, deretan taring yang menakutkan, hingga jajaran sirip yang tampak riil dan sepertinya tajam.

Selain itu, diperlihatkan pula bagaimana saat kamera berada di posisi naga itu sendiri yang sedang menukik tajam dari langit untuk menyerang seseorang atau dalam posisi terbalik saat kamera memperlihatkan landskap pedesaan.


Tampak dari kejauhan sang naga menukik dan sudah bersiap menyerangnya, semakin mendekat lalu menyemburkan api serta membakar desa tersebut, adalah salah satu adegan dahsyat yang memorable.

Adegan dengan konten dewasa diperlihatkan sekilas melalui full frontal nude dari arah belakang, serta kesadisan saat korban tewas dimakan oleh beberapa bayi naga.

Film Dragonslayer boleh dibilang sebagai pelopor film modern tentang sang pembantai naga beringas, selain penampilan yang signifikan, juga diimbangi dengan penyajian kisah mumpuni, serta akting yang baik dan sinematografi yang handal.

Score : 4 / 4 stars

Dragonslayer | 1981 |  Aksi Laga, Petualangan, Fantasi |  Pemain: Peter MacNicol, Caitlin Clarke, Ralph Richardson, John Hallam, Peter Eyre, Sydney Bromley, Chloe Salaman, Ian McDiarmid | Sutradara: Matthew Robbins | Produser: Hal Barwood, Howard B. Koch | Penulis: Hal Barwood, Matthew Robbins | Musik: Alex North | Sinematografi: Derek Vanlint | Distributor: Paramount Pictures (Amerika Serikat), Buena Vista International Distribution (Internasional) | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 109 Menit

Comments