Phantasm (1979) : Teror si Jangkung Misterius

phantasm teror si jangkung misterius
AVCO Embassy Pictures

If this one doesn’t scare you … You’re Already Dead!

Sinema horor, review film Phantasm tentang teror si jangkung misterius yang disebut The Tall Man.

Kelihatannya tagline dalam poster film Phantasm cenderung berebihan, karena terkesan filmnya begitu menyeramkan, apakah benar adanya?

Dalam pandangan audiens modern masa kini, jelas kalah dari aspek sound dan efek spesialnya, serta mungkin juga adegan aksi yang lebih dramatis. Namun apa sih bagusnya film ini?

Setelah sebelumnya saya review Phantasm: Ravager (2016) dengan suguhan cerita  membingungkan itu, maka adalah kewajiban bagi saya untuk memperkenalkan film perdana yang merupakan awal dari segalanya.

Baca juga: Phantasm : Ravager (2016), Sebuah Reuni yang Membingungkan 

Dirilis tahun 1979, Phantasm  adalah sebuah mahakarya horor ikonik dan berstatus cult classic, dengan memaksimalkan berbagai kengerian akan teror yang diberikan si jangkung misterius dari rumah pemakaman.
 
Penggemar horor manapun wajib nonton film ini, meski kepopuleran figur The Tall Man sepertinya kalah dengan Krueger, Voorhees, Leatherface, Myers, atau Chucky dan Ash sekalipun.

Melalui jalur independen yang kurang menggapai hype saat perilisan sekuelnya, boleh jadi waralaba tersebut kurang dikenal secara global.

Sejumlah keunikan di film Phantasm dari segi cerita, karakterisasi, setting hingga beberapa objek yang membuat saya berdecak kagum akan kreativitas dari sineas Don Coscarelli, dengan segala keterbatasan biaya produksi.

Multi-peran dilakukan Coscarelli sebagai penulis cerita, sutradara, produser merangkap sinematografer dan editor.

Phantasm akhirnya sukses dalam meraih pendapatan, serta dinilai baik oleh kritik beberapa tahun setelahnya.

Banyak yang menyebut Phantasm sebagai salah satu film horor terbaik dan memiliki pengaruh terhadap generasi berikutnya, termasuk sebagian elemen cerita dari film Pengabdi Setan (1980). 

Juga figur The Tall Man konon menginspirasikan lahirnya karakter The Slender Man, meski perlu diklarifikasi lebih lanjut kebenarannya. 

Baca juga: Head to Head : Pengabdi Setan 1980 vs 2017 

Kisah film Phantasm dibuka dengan tewasnya Tommy. 

Dua orang sahabatnya, Jody Pearson (Bill Thonbury) dan Reggie (Reggie Bannister) menghadiri pemakaman Tommy di Morningside Cemetary yang dilengkapi oleh sebuah mausoleum besar (rumah pemakaman). 

Tidak jauh dari prosesi pemakaman, adik Jody bernama Mike Pearson (Michael A. Baldwin) sedang mengendarai motor dan mengamati mereka melalui bonikular.
 
review film phantasm
AVCO Embassy Pictures

Setelah pemakaman selesai, Mike masih mengamati seorang pengurus makam bertubuh jangkung (Angus Scrimm), sedang mengangkut peti jenazah seorang diri ke dalam mobil. 

Mike terkejut lalu melarikan diri, kemudian ia mendatangi seorang peramal, dan menceritakan perasaannya yang khawatir Jody akan meninggalkannya, semenjak mereka ditinggal mati oleh kedua orangtuanya. 

Ketika beberapa kejadian aneh dan menakutkan dialami Mike, ia pun curiga terhadap pengurus makam alias The Tall Man, dan keberadaan sejumlah mahluk berjubah seperti kurcaci yang pernah berkonfrontasi dengannya.


Maka ia nekat seorang diri menyelidiki Morningside Cemetery di malam hari, tanpa disadari akan kekuatan yang menakutkan menantikan kedatangannya.

Sebelum melangkah lebih jauh, premis film Phantasm menjadi pembeda dari sejumlah film horor ikonik populer lainnya. 

Kehadiran figur antagonis The Tall Man di film ini memang masih misterius, siapakah ia sebenarnya, juga jalinan cerita yang dirangkai antar karakter protagonis terkait. 

Bahkan beberapa adegan yang ambigu, mengakibatkan timbulnya berbagai penafsiran yang menambahkan label horor di film ini dengan genre psikologis, fiksi ilmiah, fantasi, selain tentunya elemen supranatural.

Figur The Tall Man sendiri sepertinya agak rancu sekaligus diperdebatkan, jika dikatakan sebagai iblis atau mahluk asing yang berwujud manusia. 

Ia bisa saja berasal dari dunia  atau dimensi lain yang bisa menembus ruang dan waktu, oleh karenanya kombinasi antara supranatural dan fiksi ilmiah terjalin dengan menyisakan misteri hingga akhir cerita. 

Figur kurcaci berjubah pun terungkap di tiga perempat cerita, juga kehadiran sebuah portal misterius menjadi kunci dari teka-teki seputar teror dari Morningside Cemetery.

Unsur surealisme yang dialami oleh figur protagonis juga terasa tidak ada kepastian antara mimpi, delusi atau kenyataan, terutama adegan yang mengejutkan di akhir cerita. 


Film ini tidaklah sesederhana pertarungan antara yang baik dan yang jahat, namun psikologis karakter utamanya, yakni Mike yang berusia 13 tahun, setelah ditinggal mati kedua orangtuanya, dan takut ditinggalkan oleh kakaknya Jody.

ulasan sinopsis film phantasm
AVCO Embassy Pictures

Mike mulai menghadapi berbagai permasalahan termasuk teror si jangkung misterius yang mengakibatkan dirinya paranoid.

Lebih lanjut, ia menduga bahwa kedua orangtuanya tewas ditangan The Tall Man. Usianya dengan Jody yang terpaut cukup jauh, membuat mereka berselisih paham.
 
Narasi yang dibangun Coscarelli mampu menjaga misteri cerita dari awal hingga akhir film, melalui serangkaian aksi dan dialog solid, dengan perlahan membuka tabir misteri satu-persatu, meski tetap menyisakan berbagai pertanyaan.

Berbagai aura misterius dan atmosfir horor yang kuat, hadir di sepanjang cerita sehingga membuat bulu kuduk merinding, ditambah dengan suasana di kota kecil yang tenang.

Termasuk pua adegan di siang hari saat di seberang jalan, Mike terpana sekaligus ketakutan memandang The Tall Man sedang berjalan menyusuri pertokoan dengan gaya slow-motion.

Salah satu adegan menegangkan, yakni saat Jody menyelusuri koridor di dalam mausoleum (rumah pemakaman), dan Mike dalam adegan terpisah, membuat penasaran dan merinding.


Saat Mike dikejar oleh The Tall Man di dalam koridor pun, sungguh memacu adrenalin, termasuk adegan kematian korban Sentinel Sphere alias bola maut mematikan, diperlihatkan dengan brutal dan membuat ngilu. 

tall man film phantasm
AVCO Embassy Pictures

Ada fun fact, bahwa mausoleum di dalam cerita film sebenarnya adalah sebuah mansion alias rumah peristirahatan bernama The Dunsmur Mansion, berada di lokasi yang berbeda dari pemakaman fiktif bernama “Morningside Cemetery”.

Karakter si jangkung misterius The Tall Man yang diperankan Angus Scrimm, aslinya tidaklah berperawakan tinggi, berkat teknik sudut pandang sorotan kamera.

Objek 
Sentinel Sphere merupakan ide brilian yang ikonik, sama seperti puzzle box-nya Pinhead, chainsaw-nya Leatherface dan Ash, pisau dapurnya Michael Myers atau sarung tangan dengan tajamnya Freddy Krueger.

Adapun mahluk kurcaci berpenampilan seperti Jawa Creatures di film Star Wars juga menarik, tapi jangan sekali-kali anda memandang wajahnya! 

Selain itu, figur misterius yang disebut sebagai The lady in Lavender yang diperankan Kathy Lester.

Oh ya, salah satu adegan lucu di film yakni Jody dan Reggie sedang bersantai-ria di sebuah teras rumah, bermain gitar sambil menyanyikan sebuah lagu, aneh tapi cukup keren!

Tak lupa, sebuah mobil klasik keluaran tahun 1971 yakni Plymouth Barracuda yang dipakai oleh Jody, banyak diperbincangkan oleh penikmat serta para penggemarnya. 

Yang terakhir dan tak kalah penting adalah tema musiknya yang signifikan, dengan alunan keyboard dan synth ala The Exorcist (1973), Halloween (1978) atau The Fog (1980).

Phantasm menawarkan kompleksitas cerita, karakterisasi serta berbagai elemen dan hal aneh yang terpola secara utuh dalam mengeksekusi berbagai adegan menarik sekaligus menyeramkan. 

Film ini berhasil menciptakan teror menakutkan dari si jangkung misterius yang ikonik itu.

Sangat disarankan untuk nonton film ini dari awal, sebelum anda nonton sekuelnya, karena semua ceritanya berkesinambungan yang semakin kompleks di setiap sekuelnya.

Score : 4 / 4 stars

Phantasm | 1979 | Horor, Supranatural, Fiksi Ilmiah | Pemain: Michael A. Baldwin, Bill Thonbury, Reggie Bannister, Kathy Lester, Angus Scrimm | Sutradara: Don Coscarelli | Produser: Don Coscarelli | Penulis: Don Coscarelli | Musik: Fred Myrow, Malcolm Seagrave | Sinematografi: Don Coscarelli | Distributor: AVCO Embassy Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 89 Menit

Comments