Phantasm: Ravager (2016), Sebuah Reuni Yang Membingungkan

phantasm ravager reuni yang membingungkan
Well Go Entertaintment

Sinema horor, review film Phantasm: Ravager, sebuah reuni yang membingungkan dari sekuel ikonik delapan belas tahun lamanya.

Ekspektasi dan ketidaktahuan akan bocoran cerita, membuat saya penasaran akan seri ke-5 dari waralaba horor ikonik Phantasm.

Berevolusi atau tidak, tampaknya film tersebut menambah porsi yang sebelumnya hanya ber-genre horor supranatural dari film pertamanya. 

Kini lambat laun, berkenaan dengan tsemakin terungkapnya motivasi The Tall Man, maka genre semakin meluas menuju aksi laga, serta survival horror layaknya pemain konsol dewasa. 

Sang kreator sekaligus sineas Don Coscarelli, kini selaku produser dan co-writer yang menyerahkan kursi sutradara pada David Hartman.

Film ini menandakan reuni sejak film terakhir, Phantasm: Oblivion (1998), yakni A. Michael Baldwin sebagai Mike Pearson, Reggie Bannister sebagai Reggie, Bill Thornbury sebagai Jody Pearson serta tentunya mendiang Angus Scrimm sebagai The Tall Man.

Film yang dirilis melalui Well Go USA Entertainment tersebut, memang memiliki kompleksitas penceritaan dengan memainkan alur cerita yang membingungkan.


Baca juga: Phantasm (1979) : Teror si Jangkung Misterius

Cerita film Phantasm: Ravager merupakan lanjutan langsung dari Phantasm IV: Oblivion, saat Reggie mengejar The Tall Man menuju portal dan Mike hampir menemui ajal. 

 
review film phantasm ravager
Well Go Entertaintment

Di awal adegan, Reggie masih terdampar di hamparan gurun dalam rangka mencari Mike dan Jody sekaligus memburu The Tall Man.

Seketika pula, ia berada di rumah sakit dan bertemu Mike yang mengatakan bahwa dirinya mengidap demensia.

Lalu cerita kembali melanjutkan petualangan Reggie hingga bertemu dengan Dawn, seorang wanita yang mengalami mogok mobil di tengah jalan. 

Kemudian kisah kembali ke rumah sakit dan begitu seterusnya hingga Reggie bertemu The Tall Man setelah melewati portal menuju dimensi neraka.

The Tall Man menawarkan Reggie dengan menghidupkan kembali keluarganya di dunia nyata, namun Reggie meminta dipertemukan dirinya dengan Mike dan Jody. 

Dalam adegan tersebut terungkap, bahwa Reggie terperangkap dalam dunia multi-dimensional mengarungi ruang dan waktu, sedangkan Mike masih terkoneksi dengan Tall Man yang menceritakan mimpinya kepada Reggie.

Akankah perjalanan Reggie dan Mike berhasil dan bagaimana keberadaan Jody? Apakah mereka sekali lagi berhasil melawan The Tall Man?

Tampaknya Don Coscarelli sengaja membuat kejutan untuk para penggemar Phantasm, dengan diam-diam memproduksi film ini tanpa diketahui publik.
 

Phantasm: Ravager cukup berhasil menyajikan suspens dengan ekspektasi yang sulit ditebak terhadap apa yang akan terjadi di setiap adegan berikutnya.

Pertemuan Reggie pertama kalinya dengan Mike, sulit diketahui apakah Mike berasal dari dimensi mana, atau juga hanya ilusi yang dihadapi Reggie sendiri.

Begitu pula pada saat Reggie bertemu dengan Dawn, sosok wanita yang mengundang misteri, apakah Dawn benar-benar ada atau jebakan The Tall Man.

Film ini juga menyisipkan footage dari film pertama, sehingga rasa reuni kembali hadir setelah sekian lama.

reuni yang membingungkan film phantasm ravager
Well Go Entertaintment

Hal menarik lainnya adalah munculnya kembali figur wanita misterius, yakni Lady in Lavender, yang merupakan alter-ego dari The Tall Man yang diperankan Kathy Lester. 

Hadir pula figur Rocky, seorang protagonis yang selamat di seri ke-3 yang diperankan Gloria Lynne Henry.

Seperti biasa, performa Angus Scrimm masih tetap prima, meski sudah usia lanjut dan sayangnya telah meninggal sebelum perilisan film ini. 

Diantara semua itu, adanya ikatan emosi antara ketiga figur yakni Reggie, Mike dan Jody saya rasa masih tetap eksis dan lebih emosional.

Baca juga: Head to Head : Pengabdi Setan 1980 vs 2017
 

David Hartman dalam mengarahkan berbagai adegan dan sorot kamera cukup piawai untuk meneruskan gaya Coscarelli.

Hal tersebut diimplementasikan dalam pengambilan sudut yang mengundang misteri di sebuah masoleum, saat adegan Reggie sedang menghadapi Lady in Lavender, misalnya.

Begitu pula saat Reggie dan Mike berjibaku dengan pasukan zombie di sebuah lorong, dibuat cukup intens. 

Namun disayangkan aksi adegan tersebut, bergaya seperti horror survival gamesserta penggunaan CGI yang cenderung kasar.

Pemanfaatan efek untuk perbedaan wajah figur Reggie berdasarkan usia di awal cerita, dan di rumah sakit tampaknya berhasil memanipulasi audiens.


Tema musik dari Fred Myrow yang diteruskan oleh Christopher L. Stone mengalami perubahan aransemen lebih modern, tampaknya cocok dengan gaya seperti film aksi laga horor.

Secara keseluruhan film ini menjadi ajang reuni bagi trio protagonis dalam menghadapi The Tall Man, namun dengan konsep multi-dimensi pararel, maka semakin ambigu makna ceritanya.

Film ini memang tidak sebaik dari seri-seri sebelumnya, namun dapat menjadi alternatif dengan menawarkan kompleksitas cerita yang dialami oleh para tokoh protagonis tersebut.

Adegan akhir film ini seharusnya dilanjutkan meski Angus Scrimm telah tiada, apalagi jika benar terjadi crossover dengan waralaba Evil Dead -ingat akhir alternatif dari film Army of Darkness- bakal semakin meriah!
 
Disarankan untuk menonton dari film pertama, agar lebih mudah memahami premis dasar dan pengembangan narasinya.

Itulah sinema horor, review film Phantasm: Ravager, sebuah reuni yang membingungkan dari sekuel ikonik delapan belas tahun lamanya.

Score : 2.5 / 4 stars

Phantasm Ravager | 2016 | Horor, Supranatural, Fantasi | Pemain: Reggie Bannister, A. Michael Baldwin, Bill Thornbury, Kahty Lester, Gloria Lynne Henry, Dawn Cody, Stephen Jutras, Daniel Roebuck, Daniel Schweiger, Angus Scrimm | Sutradara: David Hartman | Produser: Don Coscarelli | Penulis: David Hartman, Don Coscarelli | Musik: Christopher L. Stone | Sinematografi: David Hartman, Brad Baruh | Distributor: Well Go Entertaintment | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 85 Menit

Comments