The Dirt (2019) : Karir dan Kontroversi Mötley Crüe
“I have managed the Scorpions, Bon Jovi, Skid Row, KISS. I had been dragged to the deepest s**t with all kind of mentally ill people. But I have never been through what Mötley Crüe put me through.” Doc McGhee
Sex, Drugs and Rock & Roll!
Slogan yang menggunakan huruf tebal tadi menggambarkan bagaimana liarnya rock band yang mencapai puncak kejayaannya di era 80 dan 90’an, Mötley Crüe adalah salah satu band paling kontoversial dalam sejarah musik rock.
Heavy metal adalah sebuah genre yang berakar dari rock atau hard rock yang mampu bersaing dengan penjualan album pop di era 80’an, termasuk kehadiran MTV yang mendongkrak kepopuleran terhadap audiens.
Adalah glam metal atau hair metal yang populer sejak awal 80’an, merupakan sub genre dari heavy metal. Berpenampilan rambut panjang bergelombang, jubah serba ketat layaknya dipakai kaum wanita termasuk legging berbahan spandex, serta terkadang memakai syal, serta muka yang dirias terutama menggunakan eyeliner.
Selain itu, mereka memainkan musik yang cenderung lebih ringan dan biasanya bernuansa ‘fun’ atau kesenangan dan lagu balada (love song).
Perpaduan musik heavy metal dan pop itulah yang membuat glam metal mampu bersaing dengan musik pop dalam Billboard Charts, bahkan sejumlah grup heavy metal tradisional pun kadang ikut bereksperimen dengan elemen pop, agar lebih mudah diterima oleh pasar yang lebih luas.
Meski di era 70’an telah hadir Alice Cooper, KISS serta Van Halen, maka dekade berikutnya glam metal semakin populer.
Sex, Drugs and Rock & Roll!
Slogan yang menggunakan huruf tebal tadi menggambarkan bagaimana liarnya rock band yang mencapai puncak kejayaannya di era 80 dan 90’an, Mötley Crüe adalah salah satu band paling kontoversial dalam sejarah musik rock.
Heavy metal adalah sebuah genre yang berakar dari rock atau hard rock yang mampu bersaing dengan penjualan album pop di era 80’an, termasuk kehadiran MTV yang mendongkrak kepopuleran terhadap audiens.
Adalah glam metal atau hair metal yang populer sejak awal 80’an, merupakan sub genre dari heavy metal. Berpenampilan rambut panjang bergelombang, jubah serba ketat layaknya dipakai kaum wanita termasuk legging berbahan spandex, serta terkadang memakai syal, serta muka yang dirias terutama menggunakan eyeliner.
Selain itu, mereka memainkan musik yang cenderung lebih ringan dan biasanya bernuansa ‘fun’ atau kesenangan dan lagu balada (love song).
Perpaduan musik heavy metal dan pop itulah yang membuat glam metal mampu bersaing dengan musik pop dalam Billboard Charts, bahkan sejumlah grup heavy metal tradisional pun kadang ikut bereksperimen dengan elemen pop, agar lebih mudah diterima oleh pasar yang lebih luas.
Meski di era 70’an telah hadir Alice Cooper, KISS serta Van Halen, maka dekade berikutnya glam metal semakin populer.
Bersama dengan Twisted Sister, Hanoi Rocks dan bahkan Def Leppard, Mötley Crüe merupakan salah satu band yang menjadi pionir dalam mempopulerkan glam metal, dengan 5 album multi-platinum di penjualan domestik saja (Amerika).
Sehingga diikuti oleh band lainnya seperti Bon Jovi, Europe, Poison, Guns N’ Roses atau Skid Row.
Film The Dirt diadaptasi dari biografi Mötley Crüe berjudul The Dirt : Confessions of the World’s Most Notoriuos Rock Band dalam perjalanan karir band dan kontroversi masing-masing anggota yang dicap sebagai bad boys.
Mulai dari isu satanisme di album Shout at the Devil, Vince Neil yang dipenjara akibat kecelakaan moibil yang menewaskan drummer dari band Hanoi Rocks, Nikki Six yang sempat mati suri karena overdosis heroin, hingga kehidupan liar Tommy Lee yang pernah menikah dengan Heather Locklear dan Pamela Anderson.
The Dirt mengisahkan di tahun 1981 saat pemain bass Nikki Sixx (Douglas Booth) meninggalkan band London, bertemu dengan pemain drums Tommy Lee (Colson Baker) dan mengaudisi seorang gitaris yang akhirnya bergabunglah Mick Mars (Iwan Rheon).
Saat mereka mencari vokalis, Tommy Lee merekomendasikan Vince Neil (Daniel Webber) yang mampu membuat para gadis terpesona dengan performanya, yang kemudian terbentuklah band yang diberi nama Mötley Crüe.
Karena berbagai pertunjukkan mereka atraktif, maka ditawari rekaman oleh wakil dari Elektra Records bernama Tom Zutaut (Pete Davidson) dengan kontrak sebanyak 5 album, serta dimanajeri oleh Doc McGhee (David Costabile).
Dalam perjalanan karir musik mereka yang tak lepas dari pesta, seks dan narkoba, serta dalam sebuah tur mereka melakukan sejumlah hal gila dan menjijikan bersama Ozzy Osbourne (Tony Cavalero) di sebuah hotel.
Setelah album ke-2 mereka dirilis setahun kemudian, dalam sebuah pesta di Redondo Beach, Lee bertemu dengan aktris Heather Locklear (Rebekah Graf) yang kemudian jadi istrinya.
Sedangkan sebuah insiden terjadi saat Neil mengemudikan mobilnya mengalami kecelakaan fatal, sehingga menewaskan penumpangnya yakni Razzle (Max Milner) seorang pemain drums Hanoi Rocks.
Neil pun dipenjara selama 30 hari, sementara masa lalu kelam Sixx membuatnya menjadi pecandu heroin hingga kelakuannya menjadi destruktif terhadap sesama anggota band.
Sixx marah terhadap McGhee dan memecatnya, karena membawa ibunya untuk bertemu dengannya. Sixx memiliki hubungan buruk dengan ibunya yang menelantarkannya di masa lalu.
Ia yang semakin kecanduan heroin dan overdosis, akhirnya sempat dinyatakan tewas oleh paramedis dan media, namun ia berhasil hidup kembali dan menjalani rehabilitasi, sebelum mereka merilis album Dr. Feelgood.
Karena jauh dari keluarga, Neil ditinggalkan istrinya, Sharise dan putri belianya bernama Skylar dan ia juga sempat bersitegang dengan anggota band, serta absen dalam latihan setelah tur panjang, maka ia pun meninggalkan band.
Neil semakin tertekan setelah mengetahui bahwa Skylar mengidap kanker dan ia pun bersedih karena Skylar meninggal. Sementara Mötley Crüe merekrut vokalis baru, John Corabi dan merilis album baru di tengah-tengah serbuan musik grunge.
Selain itu, Lee diceraikan Locklear karena hubungan gelapnya dengan bintang porno, sementara Mars menjalani perawatan tulang belakang yang dideritanya bertahun-tahun.
Sedangkan sebuah insiden terjadi saat Neil mengemudikan mobilnya mengalami kecelakaan fatal, sehingga menewaskan penumpangnya yakni Razzle (Max Milner) seorang pemain drums Hanoi Rocks.
Neil pun dipenjara selama 30 hari, sementara masa lalu kelam Sixx membuatnya menjadi pecandu heroin hingga kelakuannya menjadi destruktif terhadap sesama anggota band.
Sixx marah terhadap McGhee dan memecatnya, karena membawa ibunya untuk bertemu dengannya. Sixx memiliki hubungan buruk dengan ibunya yang menelantarkannya di masa lalu.
Ia yang semakin kecanduan heroin dan overdosis, akhirnya sempat dinyatakan tewas oleh paramedis dan media, namun ia berhasil hidup kembali dan menjalani rehabilitasi, sebelum mereka merilis album Dr. Feelgood.
Karena jauh dari keluarga, Neil ditinggalkan istrinya, Sharise dan putri belianya bernama Skylar dan ia juga sempat bersitegang dengan anggota band, serta absen dalam latihan setelah tur panjang, maka ia pun meninggalkan band.
Neil semakin tertekan setelah mengetahui bahwa Skylar mengidap kanker dan ia pun bersedih karena Skylar meninggal. Sementara Mötley Crüe merekrut vokalis baru, John Corabi dan merilis album baru di tengah-tengah serbuan musik grunge.
Selain itu, Lee diceraikan Locklear karena hubungan gelapnya dengan bintang porno, sementara Mars menjalani perawatan tulang belakang yang dideritanya bertahun-tahun.
Kegagalan album Mötley Crüe membuat fans menginginkan kembalinya Neil, menginisiasi Sixx untuk rekonsiliasi sesama anggota band, sekaligus mengajaknya kembali bergabung.
Crüe pun kembali dengan format semula dengan merilis beberapa album dan tur hingga perpisahan mereka di tahun 2015 dan kemudian reuni kembali hingga saat ini.
Meski cerita diawali di tahun 1981, namun narator pertamanya diisi oleh karakter Sixx dengan kilas balik masa remajanya bernama Frank Feranna, Jr yang ditinggal ayahnya dan diasuh oleh ibunya yang tidak mengurusnya dengan benar.
Ia pun berkelana menuju Los Angeles dan mengganti namanya menjadi Nikki Sixx. Saat alur kembali di tahun 1981 dan Lee menghampirinya, giliran dirinya yang menjadi narator mengisahkan sekilas tentang kehidupan masa remaja dan keluarganya yang harmonis, begitu pun dengan Mick Mars.
Tidak seperti film Bohemian Rhapsody yang agak melenceng dari kronologi urutan lagu akan adegan rekaman, rilis atau dalam konser dari perjalanan karir Queen, film ini tetap setia dengan faktanya, meski ada yang mengganjal.
Baca juga: Bohemian Rhapsody (2018) : Mengenang 45 Tahun Karir Queen
Seperti McGhee adalah manajer pertama Crüe, tapi sesungguhnya adalah manajer yang kedua setelah Allan Coffman, atau pertemuan pertama Lee dan Locklear bukanlah di sebuah pesta, namun di belakang panggung konser REO Speedwagon, juga Locklear adalah orang kedua yang dinikahi Lee.
Selain itu McGhee dipecat bukan gara-gara mempertemukan Sixx dengan ibunya, namun karena ia mengingkar janjinya terhadap Crüe untuk mendapatkan tempat lebih besar di ajang Moscow Music Festival 1989, yang malah memberikannya kepada Bon Jovi.
Padatnya berbagai momen kontroversial dalam cerita karir Mötley Crüe itupun diperlihatkan melalui sejumlah adegan yang terasa dipersingkat dan terkesan dengan mudahnya melalui performa enteng sesaat, saya rasa itu satu-satunya kekurangan di film ini.
Mungkin juga seharusnya dibuat adegan saat proses pembuatan lagu Kickstart My Heart, karena sangat bermakna berkaitan dengan Sixx yang bangkit dari kematian. Juga lagu You're All I Need yang tak kalah kontroversi dari lirik dan klip video-nya dilarang tayang di MTV!
Crüe pun kembali dengan format semula dengan merilis beberapa album dan tur hingga perpisahan mereka di tahun 2015 dan kemudian reuni kembali hingga saat ini.
Meski cerita diawali di tahun 1981, namun narator pertamanya diisi oleh karakter Sixx dengan kilas balik masa remajanya bernama Frank Feranna, Jr yang ditinggal ayahnya dan diasuh oleh ibunya yang tidak mengurusnya dengan benar.
Ia pun berkelana menuju Los Angeles dan mengganti namanya menjadi Nikki Sixx. Saat alur kembali di tahun 1981 dan Lee menghampirinya, giliran dirinya yang menjadi narator mengisahkan sekilas tentang kehidupan masa remaja dan keluarganya yang harmonis, begitu pun dengan Mick Mars.
Tidak seperti film Bohemian Rhapsody yang agak melenceng dari kronologi urutan lagu akan adegan rekaman, rilis atau dalam konser dari perjalanan karir Queen, film ini tetap setia dengan faktanya, meski ada yang mengganjal.
Baca juga: Bohemian Rhapsody (2018) : Mengenang 45 Tahun Karir Queen
Seperti McGhee adalah manajer pertama Crüe, tapi sesungguhnya adalah manajer yang kedua setelah Allan Coffman, atau pertemuan pertama Lee dan Locklear bukanlah di sebuah pesta, namun di belakang panggung konser REO Speedwagon, juga Locklear adalah orang kedua yang dinikahi Lee.
![]() |
Netflix |
Selain itu McGhee dipecat bukan gara-gara mempertemukan Sixx dengan ibunya, namun karena ia mengingkar janjinya terhadap Crüe untuk mendapatkan tempat lebih besar di ajang Moscow Music Festival 1989, yang malah memberikannya kepada Bon Jovi.
Padatnya berbagai momen kontroversial dalam cerita karir Mötley Crüe itupun diperlihatkan melalui sejumlah adegan yang terasa dipersingkat dan terkesan dengan mudahnya melalui performa enteng sesaat, saya rasa itu satu-satunya kekurangan di film ini.
Mungkin juga seharusnya dibuat adegan saat proses pembuatan lagu Kickstart My Heart, karena sangat bermakna berkaitan dengan Sixx yang bangkit dari kematian. Juga lagu You're All I Need yang tak kalah kontroversi dari lirik dan klip video-nya dilarang tayang di MTV!
Beberapa adegan dikenang pun jelas tersaji yang membuat adrenalin dan emosi saya bergejolak, mulai dari tertawa, terasa ngeri hingga sedih.
Kelakuan liar Neil yang selalu bercinta dengan wanita yang menarik bagi dirinya termasuk dengan kekasihnya Zutaut sebelum mereka manggung, maupun saat Zutaut menghampiri Crüe di sebuah meja dan tiba-tiba ia berdiri dengan terkejut, lalu ada adegan vandalisme di sebuah hotel, semua itu bikin saya tertawa renyah.
Yang paling mengerikan, ngilu sekaligus menjijikan yakni adegan saat Ozzy Osbourne dengan hanya mengenakan daster di area kolam renang, memperlihatkan bokongnya terhadap kedua pasangan tua yang sedang bersantai.
Puncak kegilannya saat ia menghisap kawanan semut melalui sedotan yang diarahkan ke hidungnya, alih-alih menghisap narkoba. Tak hanya itu, ia pun menjilat urinnya sendiri dan urin Sixx!
Adegan yang mengharukan tentu saja ketika Neil dalam keadaan sedih sedang menghibur Skylar di rumah sakit, sehabis dioperasi karena penyakit kanker perut. Akting dari aktris belia Kamryn Ragsdale sebagai Skylar sungguh meyakinkan dan mampu membuat suasana emosional.
Adapun berbagai performa Crüe yang sedang manggung membawakan lagu Shout at the Devil termasuk penempatan alat musik gong di belakang Tommy Lee, mereka-ulang koreografi saat syuting klip video untuk lagu Looks That Kill.
Begitu pula performa dalam konser saat membawakan lagu Girls, Girls, Girls tampak Lee memainkan drums-nya dengan posisi diputar 360 derajat, serta konser di stadion waktu membawakan lagu Same Ol’ Situation, sesuai dengan fakta kejadiannya.
Performa keempat karakter utama Mötley Crüe pun memang brilian secara fisik maupun gayanya, termasuk para karakter lainnya.
Penampilan Osbourne yang diperankan Tony Cavalero bolehlah secara fisik muka dan mimiknya meski sudah berusaha optimal, hanya saja penampilan Rebekah Graf sebagai Locklear yang kurang mirip meski sekilas familiar, untung saja karakter suaranya mampu menutupinya.
Selain itu ada cameo dari karakter David Lee Roth dan Slash!
Film The Dirt tidak direkomendasikan ditonton bersama keluarga, mengingat ada beberapa adegan seks vulgar seperti topless dan full nude frontal, sesuai dengan tema akan kehidupan liar dan brutal dalam karir dan kotnroversi Mötley Crüe.
Secara keseluruhan, film ini layak ditonton sebagai biopic yang menyenangkan yang sayangnya tidak tayang bioskop, karena Mötley Crüe adalah rock band legendaris yang menginspirasi banyak band lainnya hingga kini.
Long live the Crüe!
Score : 3.5 / 4 stars
The Dirt | 2019 | Biografi, Drama, Musikal | Pemain: Douglas Booth, Colson Baker, Daniel Webber, Iwan Rheon, Pete Davidson, David Costabile | Sutradara: Jeff Tremaine | Produser: Allen Kovac, Erik Olsen, Julie Yorn, Rick Yorn | Penulis: Berdasarkan buku The Dirt : Confessions of the World’s Most Notoriuos Rock Band oleh Neil Strauss, Tommy Lee, Mick Mars, Vince Neil, Nikki Sixx. Skenario: Rich Wilkes | Musik: Paul Haslinger | Sinematografi: Toby Oliver | Distributor: Netflix | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 108 Menit
Kelakuan liar Neil yang selalu bercinta dengan wanita yang menarik bagi dirinya termasuk dengan kekasihnya Zutaut sebelum mereka manggung, maupun saat Zutaut menghampiri Crüe di sebuah meja dan tiba-tiba ia berdiri dengan terkejut, lalu ada adegan vandalisme di sebuah hotel, semua itu bikin saya tertawa renyah.
Yang paling mengerikan, ngilu sekaligus menjijikan yakni adegan saat Ozzy Osbourne dengan hanya mengenakan daster di area kolam renang, memperlihatkan bokongnya terhadap kedua pasangan tua yang sedang bersantai.
Puncak kegilannya saat ia menghisap kawanan semut melalui sedotan yang diarahkan ke hidungnya, alih-alih menghisap narkoba. Tak hanya itu, ia pun menjilat urinnya sendiri dan urin Sixx!
Adegan yang mengharukan tentu saja ketika Neil dalam keadaan sedih sedang menghibur Skylar di rumah sakit, sehabis dioperasi karena penyakit kanker perut. Akting dari aktris belia Kamryn Ragsdale sebagai Skylar sungguh meyakinkan dan mampu membuat suasana emosional.
![]() |
Netflix |
Adapun berbagai performa Crüe yang sedang manggung membawakan lagu Shout at the Devil termasuk penempatan alat musik gong di belakang Tommy Lee, mereka-ulang koreografi saat syuting klip video untuk lagu Looks That Kill.
Begitu pula performa dalam konser saat membawakan lagu Girls, Girls, Girls tampak Lee memainkan drums-nya dengan posisi diputar 360 derajat, serta konser di stadion waktu membawakan lagu Same Ol’ Situation, sesuai dengan fakta kejadiannya.
Performa keempat karakter utama Mötley Crüe pun memang brilian secara fisik maupun gayanya, termasuk para karakter lainnya.
Penampilan Osbourne yang diperankan Tony Cavalero bolehlah secara fisik muka dan mimiknya meski sudah berusaha optimal, hanya saja penampilan Rebekah Graf sebagai Locklear yang kurang mirip meski sekilas familiar, untung saja karakter suaranya mampu menutupinya.
Selain itu ada cameo dari karakter David Lee Roth dan Slash!
Film The Dirt tidak direkomendasikan ditonton bersama keluarga, mengingat ada beberapa adegan seks vulgar seperti topless dan full nude frontal, sesuai dengan tema akan kehidupan liar dan brutal dalam karir dan kotnroversi Mötley Crüe.
Secara keseluruhan, film ini layak ditonton sebagai biopic yang menyenangkan yang sayangnya tidak tayang bioskop, karena Mötley Crüe adalah rock band legendaris yang menginspirasi banyak band lainnya hingga kini.
Long live the Crüe!
Score : 3.5 / 4 stars
The Dirt | 2019 | Biografi, Drama, Musikal | Pemain: Douglas Booth, Colson Baker, Daniel Webber, Iwan Rheon, Pete Davidson, David Costabile | Sutradara: Jeff Tremaine | Produser: Allen Kovac, Erik Olsen, Julie Yorn, Rick Yorn | Penulis: Berdasarkan buku The Dirt : Confessions of the World’s Most Notoriuos Rock Band oleh Neil Strauss, Tommy Lee, Mick Mars, Vince Neil, Nikki Sixx. Skenario: Rich Wilkes | Musik: Paul Haslinger | Sinematografi: Toby Oliver | Distributor: Netflix | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 108 Menit
Comments
Post a Comment