Film-film Superhero Terlaris : Apa Keistimewaanya?
![]() |
Warner Bros Pictures, Walt Disney Studios Motion Pictures |
Film Avengers: Endgame (2019) yang dirilis pada 26 Apil lalu, mencetak sebuah rekor dalam tayangan perdana menghasilkan lebih dari 150 juta US$ dan langsung melonjak lebih dari 357 juta US$ dalam tiga hari di akhir pekan pertamanya itu.
Hingga kini, film tersebut mengumpulkan pendapatan Domestik (Amerika Serikat dan Kanada) lebih dari 800 juta US$ dan total pendapatan seluruh dunia sebesar lebih dari 2,7 miliar US$.
Avengers: Endgame diyakini banyak orang termasuk saya, akan mengalahkan rekor dua film James Cameron, setelah Titanic (1997) dan sebentar lagi Avatar (2009) yang meraih pendapatan tertinggi yang juga meraih 2,7 miliar US$, hanya sedikit lebih besar nominal di belakangnya.
Baca juga: Avengers : Endgame (2019), Senjata Pamungkas MCU
Sungguh angka yang mengagumkan, mengingat Marvel Cinematic Universe (MCU) dan film Superhero, selalu dinanti banyak orang secara global dan serentak.
Terlebih film Endgame merupakan kelanjutan langsung dari Avengers : Infinity War (2018) yang juga meraih keuntungan besar, serta kelihaian Russo Brothers dalam menutup rapat bocoran ceritanya.
Sejak medio 90’an hingga kini, kemajuan teknologi digital dalam industri perfilman Amerika melesat terhadap perubahan signifikan dalam hal audio dan visual. Dari sisi pengembangan audio, sejak inovasi Dolby Stereo di era 70’an, berevolusi menjadi Dolby Digital, Dolby Atmos dan kini hadir DTS-X.
Hingga kini, film tersebut mengumpulkan pendapatan Domestik (Amerika Serikat dan Kanada) lebih dari 800 juta US$ dan total pendapatan seluruh dunia sebesar lebih dari 2,7 miliar US$.
Avengers: Endgame diyakini banyak orang termasuk saya, akan mengalahkan rekor dua film James Cameron, setelah Titanic (1997) dan sebentar lagi Avatar (2009) yang meraih pendapatan tertinggi yang juga meraih 2,7 miliar US$, hanya sedikit lebih besar nominal di belakangnya.
Baca juga: Avengers : Endgame (2019), Senjata Pamungkas MCU
Sungguh angka yang mengagumkan, mengingat Marvel Cinematic Universe (MCU) dan film Superhero, selalu dinanti banyak orang secara global dan serentak.
Terlebih film Endgame merupakan kelanjutan langsung dari Avengers : Infinity War (2018) yang juga meraih keuntungan besar, serta kelihaian Russo Brothers dalam menutup rapat bocoran ceritanya.
Sejak medio 90’an hingga kini, kemajuan teknologi digital dalam industri perfilman Amerika melesat terhadap perubahan signifikan dalam hal audio dan visual. Dari sisi pengembangan audio, sejak inovasi Dolby Stereo di era 70’an, berevolusi menjadi Dolby Digital, Dolby Atmos dan kini hadir DTS-X.
Sedangkan dari sisi visual dan efeknya, penggunaan komputer grafik alias CGI, menggantikan teknik manual reproduksi kamera. CGI pun mengalami revolusi antar waktu, mulai dari efek 2D Computer Images hingga Facial Capture.
Khususnya dalam dua dekade terakhir ini, mau memproduksi film apapun tidak ada masalah, selagi dibantu oleh sejumlah perangkat lunak CGI canggih yang mempermudah proses penyelesaian terhadap sejumlah efek praktis tradisional.
Superhero yang Telah ‘Populer’ Sebelum Dibuatkan Filmnya
![]() |
DC Comics (Hollywood Reporter) |
Kehadiran film Superhero selalu menjadi perbincangan heboh secara global, yang umumnya meraih pendapatan tinggi, meski ada beberapa gagal total.
Adapun sejumlah film tersebut merupakan adaptasi dari berbagai macam format, seperti dari komik, novel grafis, serial televisi dan video game serta mainan. Bagaimanapun juga, karakter Superhero memang sudah populer duluan, khususnya dalam lingkungan penggemar komik, apalagi yang telah eksis sejak puluhan tahun lalu.
Komik Superhero merupakan budaya populer melalui karakternya, menjadi salah satu mahakarya penting dalam industri hiburan.
Maka logikanya, mengadaptasi komik Superhero ke dalam bentuk film harusnya bisa lebih mudah dilakukan, karena karakternya telah tersedia, juga sumber penulisan cerita begitu banyak berdasarkan serial dan volume.
![]() |
Marvel Comics (Hollywood Reporter) |
Wajar saja, jika selama cerita dan kedalaman karakternya menarik, sekaligus setia berdasarkan sumber aslinya -dalam hal ini komik- maka biasanya film Superhero tersebut menjadi laris manis.
Kelarisan film Superhero tak hanya karena para penggemarnya saja, namun audiens umum pun turut menikmatinya, dengan asumsi dasar sebagai berikut: Tidak semua orang membaca komik, namun (hampir) semua orang menonton film.
Dominasi Film-film Superhero dalam Daftar Film Terlaris Sepanjang Masa
![]() |
Walt Disney Studios Motion Pictures |
Biasanya di Amerika Serikat dan Kanada sendiri, sejumlah film klasik yang populer dan telah menjadi budaya populer atau yang ikonik, diputar kembali secara periodik (Anniversary).
Dari daftar panjang tersebut, jika diambil urutan 10 film teratas maka terdapat 5 film Superhero yakni: Avengers: Endgame (2019), Avenger: Infinity War (2018), Marvel’s The Avengers (2012), Avengers: Age of Ultron (2015) serta Black Panther (2018). Kelima film tersebut hebatnya merupakan bagian dari Marvel Cinematic Universe (MCU) yang dirilis oleh Disney.
Diluar Top 10, dari urutan 11 hingga 20 hanya film Iron Man 3 (2013) dan Captain America: Civil War (2016). Selanjutnya, diluar itu menyusul Aquaman (2018), Captain Marvel (2019), serta masing-masing dua film Transformers dan The Dark Knight
Film The Dark Knight (2008) mendapat urutan paling akhir sebagai film yang berhasil mengumpulkan pendapatan hingga 1 miliar US$.
Performa Film-film Non-Superhero
![]() |
20th Century Fox |
Sedangkan selebihnya, yakni seri terakhir film Harry Potter, tiga film Star Wars, dua film Jurassic Park, dua film Lord of the Rings, dua film Pirates of the Carribean, satu film The Fast and the Furious, satu film James Bond, serta yang lainnya diisi oleh film animasi dan dongeng fantasi, dengan pendapatan diatas 1 miliar US$.
Sejumlah film tersebut, kebanyakan berupa waralaba populer yang juga memiliki banyak penggemar di seluruh dunia, dan sebagian diantaranya bahkan telah ada sejak puluhan tahun lalu saat film pertamanya dirilis.
Khususnya dalam daftar Top 10, sejumlah film yang disebutkan tadi, masing-masing memiliki perbedaan “Semesta”-nya sendiri.
Film Avatar dan Titanic adalah murni karya James Cameron, meski Titanic berdasarkan peristiwa nyata tentang tenggelamnya kapal pesiar.
![]() |
Lucasfilm, Walt Disney Studios Motion Pictures |
Waralaba film Jurrasic Park berasal dari novel berjudul sama karya Michael Crichton, namun berkat kejeniusan visi Spielberg yang dibantu kecanggihan CGI kala itu, berhasil membangkitkan kembali para dinosaurus lebih terlihat nyata pada layar bioskop.
Sedangkan waralaba The Fast and the Furious merupakan inspirasi dari sebuah majalah yang mengisahkan balapan mobil muscle secara ilegal di Amerika, meski terkesan tribut terhadap beberapa film sejenis yang meledak menjelang era 70’an.
Lord of the Rings, James Bond dan Harry Potter, lahir dari sebuah novel dan tidak semua orang membaca atau bahkan meggemari novel. Namun berkat kejelian para sineas dalam menterjemahkan secara visual saat pertama kali diadaptasi ke dalam film, langsung menjadi heboh saat itu.
Begitu pula dengan kemunculan Kapten Jack Sparrow dalam Pirates of the Carribean, menjadi sebuah momentum kembalinya film bertemakan bajak laut setelah sekian lama absen di layar perak.
Perjalanan yang paling panjang tentu saja berbagai dongeng yang telah eksis ratusan tahun yang lalu, sehingga banyak diadaptasi ke dalam banyak film hingga saat ini yang didominasi oleh Disney dalam format animasi, yang memang cenderung lebih mudah untuk diimplementasikan.
![]() |
Universal Pictures |
Para penulis cerita, naskah atau sineas harus bekerja lebih keras untuk dapat mentransformasikannya -termasuk pengembangan karakter- ke dalam bentuk film, sehingga dapat diterima atau bahkan disukai oleh audiens.
Jika ditelusuri lebih lanjut, terdapat pula kategori daftar film terlaris sepanjang masa, dalam pendapatan domestik, sebelum inflasi atas dasar penyesuaian nilai Dollar Amerika.
Kebanyakan sejumlah film tersebut dirilis sebelum era 80’an dan telah ditayangkan berulang-kali secara periodik (Anniversary).
Lihat saja dalam daftar tersebut, tampak mentereng berbagai judul film yang umumnya berhasil menyabet penghargaan bergengsi, serta kerap disebut sebagai salah satu yang terbaik sepanjang masa.
Kesimpulan
![]() |
Warner Bros Pictures |
Umumnya film Superhero bukanlah drama murni, karena tidak mungkin tidak ada adegan aksi laga di dalamnya, serta berkaitan dengan fantasi dan imajinasi diluar realita.
Maka dari itu, kecanggihan teknologi dalam industri perfilman sangat berpengaruh, khususnya terhadap film Superhero. Juga yang tak kalah krusialnya, film Superhero tertentu bisa disaksikan oleh audiens dengan berbagai usia atau keluarga.
Saat melihat sejumlah daftar film dan angka di situs Box Office Mojo, tentu saya lebih mengapresiasi film non-Superhero yang telah berhasil sebagai film laris, karena berbagai faktor yang telah saya sebutkan diatas.
Saya pribadi menyukai film Superhero, namun tidak pernah menonton ulang dan biasanya saya tempatkan genre tersebut di sebuah “Jalur Khusus”.
Mungkin juga mengapa film Superhero itu sulit untuk mendapatkan penghargaan Oscar dalam berbagai kategori, sesuatu yang masih terus diperdebatkan hingga kini, apakah memang berdasarkan berbagai pertimbangan yang saya kemukakan sebelumnya?
Selain itu, apakah film Superhero bisa dikatakan sebagai yang “Overhyped” atau sebaliknya, bisa menjadi salah satu film penting yang berpengaruh? Hanya anda sendiri yang menilainya.
Sumber referensi :
A Brief History of Sound in Cinema | A History of CGI in the Movies
Comments
Post a Comment