Lintas Generasi Karakter dalam Film Sekuel
![]() |
All characters are owned by each of respectively studio/distributor |
“Puluhan tahun kemudian … sebuah sekuel”
Setelah Star Wars dan Terminator, selanjutnya Ghostbusters, Top Gun, hingga Indiana Jones mengindikasikan tongkat estafet terhadap lintas generasi karakter dalam film sekuel, setelah puluhan tahun lamanya.
Mulai dari era 60’an hingga 90’an, banyak sekali film yang melahirkan ikon dan menjadi bagian dari budaya populer, sehingga memiliki pengaruh penting terhadap generasi selanjutnya, sekaligus merubah peta perfilman Amerika terhadap dunia.
Sejumlah film tersebut biasanya memiliki popularitas global dan dianggap sebagai salah satu film terbaik yang pernah ada.
Jika sebuah film menjadi laris, memunculkan para penggemar masif terlebih dinilai positif oleh kritikus, maka berpotensi untuk ditindaklanjuti kisah berikutnya melalui sebuah atau bahkan beberapa sekuel.
Biasanya rentang waktu antara perilisan film orisinal dengan sebuah sekuel yang satu dengan yang lainnya cukup berdekatan.
Sebuah waralaba muncul, jika kesuksesan film tersebut dibuatkan satu (atau beberapa) sekuel, prekuel, adaptasi ke dalam format lain, hingga pembuatan ulang. Khusus untuk sekuel atau prekuel, umumnya dibuat tak lama setelah perilisan film pertamanya, kebanyakan tak kurang dari rentang 10 tahun.
Aktor/aktris utama maupun pendukungnya pun juga biasanya kembali memerankan karakter yang sama, lain halnya dengan sineas yang belum tentu diisi oleh orang yang sama.
Pada sejumlah waralaba tertentu, beberapa diantaranya malah dirilis sebuah sekuel dengan rentang waktu lebih dari 10 tahun lamanya, baik jarak antara film pertamanya maupun film kedua atau seterusnya.
Dekade Kebangkitan Sekuel
Dekade lalu (2000’an) adalah sebuah dekade yang menurut saya mengalami kejenuhan, menandai lampu merah bagi Hollywood dengan gemar melakukan sejumlah pembuatan ulang dari sekian banyak waralaba, yang seharusnya tidak perlu dilakukan serta tidak ada yang minta!
Termasuk pula adaptasi dari sejumlah film negara lain ataupun manga dan video games, dengan hasil yang cenderung mengecewakan.
Dalam dekade ini, secara perlahan Hollywood melakukan tren untuk membangkitkan kembali sebuah sekuel yang telah lama dinantikan, termasuk versi lain sebagai ‘pengganti’ dari sejumlah sekuel sebelumnya, karena keterlibatan sineas orisinal ‘merevisi’ waralaba tersebut.
Di tahun 2015, sineas George Miller kembali menangani waralaba Mad Max, melalui Mad Max: Fury Road, dalam rentang 30 tahun setelah Mad Max : Beyond Thunderdome (1985).
Meski memakai karakter yang sama yakni Max Rockatansky, namun film tersebut secara teknis disebut reboot. Mel Gibson tidak mungkin kembali menjadi karakter utamanya karena faktor usia, maka peran Max diisi oleh Tom Hardy, melalui dimensi baru dalam generasi terkini.
Walau demikian, saya menilai sekaligus menganggap adanya kontinuitas petualangan karakter utamanya, karena masing-masing kisah dalam trilogi terdahulu berdiri sendiri, kecuali setting waktu antara film Mad Max (1979) dengan The Road Warrior (1981), yang semula di era futuristik menjadi dystopian akibat perang nuklir.
Maka pantaskah saya beranggapan bahwa Mad Max: Fury Road adalah sebuah sekuel?
Khususnya dalam beberapa tahun belakangan ini, kita dikejutkan oleh sejumlah sekuel dari waralaba film klasik, dalam rentang waktu hingga puluhan tahun lamanya, seperti Jurassic Park, Marry Poppins, Blade Runner, Halloween serta Shaft telah dirilis.
Sementara lainnya segera menyusul seperti The Shining, Rambo, Terminator, Ghostbusters, hingga Top Gun dan Indiana Jones. Dari sekian banyak waralaba tersebut, beberapa diantaranya terintegrasi dengan eksistensi karakter utama yang diperankan oleh aktor/aktrisnya.
Jika sebuah sekuel terwujud dalam rentang waktu yang lama bahkan hingga puluhan tahun, maka jelas lintas generasi karakter dalam film sekuel demi menghidupkan waralaba tersebut.
Hal tersebut saya rasa sangat menarik dan jauh lebih baik dibandingkan pembuatan ulang yang seringkali terpeleset jatuh, mengingat munculnya nostalgia akibat kerinduan penggemar, sehingga bakal menjadi sensasi tertentu!
Sekuel Baru Melahirkan Karakter Generasi Baru
Stallone meneruskan tradisi melalui Rambo: Last Blood dalam rentang 11 tahun dengan sekuel sebelumnya, bahkan berjarak 20 tahun sejak dirilis Rambo III (1988), namun tipe filmnya merupakan aksi solo tanpa ada turunan karakter baru.
Pengecualian terdapat dalam waralaba Rocky selama 16 tahun terhadap Rocky V (1990) sejak dirilisnya Rocky Balboa (2006).
Setelah Star Wars dan Terminator, selanjutnya Ghostbusters, Top Gun, hingga Indiana Jones mengindikasikan tongkat estafet terhadap lintas generasi karakter dalam film sekuel, setelah puluhan tahun lamanya.
Mulai dari era 60’an hingga 90’an, banyak sekali film yang melahirkan ikon dan menjadi bagian dari budaya populer, sehingga memiliki pengaruh penting terhadap generasi selanjutnya, sekaligus merubah peta perfilman Amerika terhadap dunia.
Sejumlah film tersebut biasanya memiliki popularitas global dan dianggap sebagai salah satu film terbaik yang pernah ada.
Jika sebuah film menjadi laris, memunculkan para penggemar masif terlebih dinilai positif oleh kritikus, maka berpotensi untuk ditindaklanjuti kisah berikutnya melalui sebuah atau bahkan beberapa sekuel.
Biasanya rentang waktu antara perilisan film orisinal dengan sebuah sekuel yang satu dengan yang lainnya cukup berdekatan.
Sebuah waralaba muncul, jika kesuksesan film tersebut dibuatkan satu (atau beberapa) sekuel, prekuel, adaptasi ke dalam format lain, hingga pembuatan ulang. Khusus untuk sekuel atau prekuel, umumnya dibuat tak lama setelah perilisan film pertamanya, kebanyakan tak kurang dari rentang 10 tahun.
Aktor/aktris utama maupun pendukungnya pun juga biasanya kembali memerankan karakter yang sama, lain halnya dengan sineas yang belum tentu diisi oleh orang yang sama.
Pada sejumlah waralaba tertentu, beberapa diantaranya malah dirilis sebuah sekuel dengan rentang waktu lebih dari 10 tahun lamanya, baik jarak antara film pertamanya maupun film kedua atau seterusnya.
Dekade Kebangkitan Sekuel
Dekade lalu (2000’an) adalah sebuah dekade yang menurut saya mengalami kejenuhan, menandai lampu merah bagi Hollywood dengan gemar melakukan sejumlah pembuatan ulang dari sekian banyak waralaba, yang seharusnya tidak perlu dilakukan serta tidak ada yang minta!
Termasuk pula adaptasi dari sejumlah film negara lain ataupun manga dan video games, dengan hasil yang cenderung mengecewakan.
Dalam dekade ini, secara perlahan Hollywood melakukan tren untuk membangkitkan kembali sebuah sekuel yang telah lama dinantikan, termasuk versi lain sebagai ‘pengganti’ dari sejumlah sekuel sebelumnya, karena keterlibatan sineas orisinal ‘merevisi’ waralaba tersebut.
Di tahun 2015, sineas George Miller kembali menangani waralaba Mad Max, melalui Mad Max: Fury Road, dalam rentang 30 tahun setelah Mad Max : Beyond Thunderdome (1985).
Meski memakai karakter yang sama yakni Max Rockatansky, namun film tersebut secara teknis disebut reboot. Mel Gibson tidak mungkin kembali menjadi karakter utamanya karena faktor usia, maka peran Max diisi oleh Tom Hardy, melalui dimensi baru dalam generasi terkini.
![]() |
Warner Bros Pictures |
Maka pantaskah saya beranggapan bahwa Mad Max: Fury Road adalah sebuah sekuel?
Khususnya dalam beberapa tahun belakangan ini, kita dikejutkan oleh sejumlah sekuel dari waralaba film klasik, dalam rentang waktu hingga puluhan tahun lamanya, seperti Jurassic Park, Marry Poppins, Blade Runner, Halloween serta Shaft telah dirilis.
Sementara lainnya segera menyusul seperti The Shining, Rambo, Terminator, Ghostbusters, hingga Top Gun dan Indiana Jones. Dari sekian banyak waralaba tersebut, beberapa diantaranya terintegrasi dengan eksistensi karakter utama yang diperankan oleh aktor/aktrisnya.
Jika sebuah sekuel terwujud dalam rentang waktu yang lama bahkan hingga puluhan tahun, maka jelas lintas generasi karakter dalam film sekuel demi menghidupkan waralaba tersebut.
Hal tersebut saya rasa sangat menarik dan jauh lebih baik dibandingkan pembuatan ulang yang seringkali terpeleset jatuh, mengingat munculnya nostalgia akibat kerinduan penggemar, sehingga bakal menjadi sensasi tertentu!
Sekuel Baru Melahirkan Karakter Generasi Baru
![]() |
20th Century Fox |
Pengecualian terdapat dalam waralaba Rocky selama 16 tahun terhadap Rocky V (1990) sejak dirilisnya Rocky Balboa (2006).
Lalu dibuatlah sempalannya dari sisi Apollo Creed melalui seorang putranya dalam film Creed (2015), kembali menghadirkan Balboa sebagai mentor dan pelatih, sekaligus sebagai figur ‘paman’. Film Creed berhasil mengintegrasikan semesta waralaba Rocky.
Adapun sekuel Indiana Jones yang akan rilis di tahun 2021, kabarnya merupakan lanjutan dari film Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull (2008) yang memiliki rentang 19 tahun sejak dirilisnya Indiana Jones and the Last Crusade (1989). Belum jelas, apakah karakter putra Indy kembali terlibat di film barunya itu.
Rentang waktu 20 tahun film Independence Day: Resurgence (2016), merupakan kelanjutan langsung dari Independence Day (1996). Meski dalam sekuel minus Will Smith sebagai Steve Hiller, namun menghadirkan karakter putranya bernama Dylan yang diperankan Jessie Usher.
Usher juga berperan dalam film Shaft (2019) merupakan kelanjutan dari Shaft (2000), sebagai putra John Shaft II yang diperankan Samuel L. Jackson dalam rentang 19 tahun, sekaligus cucu dari John Shaft dalam rentang 27 tahun lamanya.
13 Sekuel dalam Rentang Waktu Lebih dari 20 Tahun
Dari total yang dikumpulkan sejauh ini, terdapat setidaknya 13 sekuel dari waralaba film populer dengan rentang lebih dari 20 tahun, mampu mewujudkan lintas generasi karakter yang lama dengan yang baru, yang dijabarkan sebagai berikut:
Rentang waktu 23 tahun: Carrie (1976) dengan karakter utama Carrie White dilanjutkan oleh Rachel Lang dan cameo Carrie White dalam The Rage : Carrie 2 (1999).
Gordon Gekko yang didampingi Bud fox dalam Wall Street (1987) yang ia lanjutkan dalam Wall Street: Money Never Sleeps (2010) yang didampingi Jacob Moore, namun muncul cameo Bud Fox.
Rentang waktu 25 tahun: Fast Eddie Felson bersolo-ria dalam The Hustler (1961), namun melanjutkan aksinya untuk menjadi mentor Vincent Lauria dalam The Color of Money (1986).
Rentang waktu 28 tahun: Aksi Kevin Flynn sukses dalam Tron (1982), ia menghilang untuk masuk ke dalam dunia siber, lalu ditemukan oleh putranya, Sam Flynn, sehingga mereka kembali bertualang dalam Tron: Legacy (2010).
Ketika Sarah dan John Connor, serta T-800 mampu menghentikan perang nuklir dalam Terminator 2: Judgment Day (1991), maka Sarah yang dibantu T-800 kembali harus menyelamatkan seorang gadis dari Terminator antagonis dalam Teminator : Dark Fate (2019). Kemana John Connor?
Rentang waktu 29 tahun: Petualangan Bill & Ted berakhir dalam Bill & Ted’s Bogus Journey (1991), namun saat mereka telah berkeluarga dan memiliki masalah, datanglah sebuah bencana dari masa depan, sehingga mereka harus kembali menciptakan sebuah musik dalam Bill & Ted’s Face the Music (2020).
Meski duel abadi dinamis antara Johnny Lawrence dan Daniel LaRusso dalam Cobra Kai (2018) berawal sejak 34 tahun yang lalu dalam The Karate Kid (1984), namun adanya kilas balik berupa kenangan LaRusso dari film The Karate Kid Part III (1989), sehingga harusnya terhitung rentang selama 29 tahun.
Adapun sekuel Indiana Jones yang akan rilis di tahun 2021, kabarnya merupakan lanjutan dari film Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull (2008) yang memiliki rentang 19 tahun sejak dirilisnya Indiana Jones and the Last Crusade (1989). Belum jelas, apakah karakter putra Indy kembali terlibat di film barunya itu.
Rentang waktu 20 tahun film Independence Day: Resurgence (2016), merupakan kelanjutan langsung dari Independence Day (1996). Meski dalam sekuel minus Will Smith sebagai Steve Hiller, namun menghadirkan karakter putranya bernama Dylan yang diperankan Jessie Usher.
Usher juga berperan dalam film Shaft (2019) merupakan kelanjutan dari Shaft (2000), sebagai putra John Shaft II yang diperankan Samuel L. Jackson dalam rentang 19 tahun, sekaligus cucu dari John Shaft dalam rentang 27 tahun lamanya.
13 Sekuel dalam Rentang Waktu Lebih dari 20 Tahun
Dari total yang dikumpulkan sejauh ini, terdapat setidaknya 13 sekuel dari waralaba film populer dengan rentang lebih dari 20 tahun, mampu mewujudkan lintas generasi karakter yang lama dengan yang baru, yang dijabarkan sebagai berikut:
Rentang waktu 23 tahun: Carrie (1976) dengan karakter utama Carrie White dilanjutkan oleh Rachel Lang dan cameo Carrie White dalam The Rage : Carrie 2 (1999).
![]() |
20th Century Fox |
Gordon Gekko yang didampingi Bud fox dalam Wall Street (1987) yang ia lanjutkan dalam Wall Street: Money Never Sleeps (2010) yang didampingi Jacob Moore, namun muncul cameo Bud Fox.
![]() |
Buena Vista Distribution |
Rentang waktu 25 tahun: Fast Eddie Felson bersolo-ria dalam The Hustler (1961), namun melanjutkan aksinya untuk menjadi mentor Vincent Lauria dalam The Color of Money (1986).
![]() |
Walt Disney Studios Motion Pictures |
Rentang waktu 28 tahun: Aksi Kevin Flynn sukses dalam Tron (1982), ia menghilang untuk masuk ke dalam dunia siber, lalu ditemukan oleh putranya, Sam Flynn, sehingga mereka kembali bertualang dalam Tron: Legacy (2010).
Ketika Sarah dan John Connor, serta T-800 mampu menghentikan perang nuklir dalam Terminator 2: Judgment Day (1991), maka Sarah yang dibantu T-800 kembali harus menyelamatkan seorang gadis dari Terminator antagonis dalam Teminator : Dark Fate (2019). Kemana John Connor?
![]() |
Orion Pictures |
Rentang waktu 29 tahun: Petualangan Bill & Ted berakhir dalam Bill & Ted’s Bogus Journey (1991), namun saat mereka telah berkeluarga dan memiliki masalah, datanglah sebuah bencana dari masa depan, sehingga mereka harus kembali menciptakan sebuah musik dalam Bill & Ted’s Face the Music (2020).
Meski duel abadi dinamis antara Johnny Lawrence dan Daniel LaRusso dalam Cobra Kai (2018) berawal sejak 34 tahun yang lalu dalam The Karate Kid (1984), namun adanya kilas balik berupa kenangan LaRusso dari film The Karate Kid Part III (1989), sehingga harusnya terhitung rentang selama 29 tahun.
Menariknya, Cobra Kai diperumit oleh masing-masing anak didik Johnny dan Daniel yang kerap berseteru.
Rentang waktu 31 tahun: Akhir petualangan kuartet Peter, Ray, Egon dan Winston dalam Ghostbusters II (1989), akhirnya dilanjutkan oleh sekumpulan anak remaja generasi penerus keluarga, dalam sekuel terbarunya di 2020.
Meski ditinggal oleh mendiang Harold Ramis sebagai Egon, hingga tulisan ini diturunkan, hampir dipastikan semua aktor orisinal kembali termasuk Sigourney Weaver dan mungkin Annie Potts serta Rick Moranis.
Rentang waktu 32 tahun: Akhir petualangan trio Luke-Leia-Han dalam Star Wars : Return of the Jedi (1983), kembali bernostalgia dengan sejumlah karakter pendukungnya.
Bersama dengan pendatang baru seperti Rey, Finn dan Poe, mereka melawan Kylo Ren dalam Star Wars: The Force Awakens (2015). Sangat disayangkan waralaba ini menjadi kontroversial sejak The last Jedi (2017) dirilis.
Rentang waktu 34 tahun: Aksi pilot pesawat F-14 Tomcat, Peter “Maverick” Mitchell yang berpartner dengan Nick “Goose” Bradshaw, kerap berseteru dan bersaing dengan Thomas “Iceman” Kazanski dalam Top Gun (1986).
Kini Mitchell tampaknya mendidik putra Bradshaw bernama Bradley, serta karakter Kazanski masih eksis dalam Top Gun: Maverick (2020).
Rentang waktu 35 tahun: Aksi Rick Deckard untuk menangkap para android pembangkang telah selesai dalam Blade Runner (1982), namun sebuah misteri terungkap oleh Agen K, yang menyelidiki keberadaan Deckard yang menghilang dalam Blade Runner 2049 (2017).
Rentang waktu 39 tahun: Aksi Jack Torrance dalam film The Shining (1980), menuntun sebuah trauma mendalam bagi putranya, yakni Dan Torrance, seorang bocah yang tinggal sementara bersama ayah dan ibunya di Overlook Hotel.
Kini Dan yang telah dewasa, kembali pada petualangan menyeramkan dalam Doctor Sleep (2019), juga menghadirkan karakter ibunya, Wendy serta Dick Hallorran.
Rentang waktu 40 tahun: Setelah Laurie Strode trauma terhadap teror Michael Myers di dalam Halloween (1978), kembali harus menghadapi iblis pembunuh yang sama dan memastikan Myers tetap dipenjara dengan penjagaan maksimal.
Meski Myers berhasil lolos, Strode telah menyiapkan segalanya untuk melindungi dirinya, putrinya, serta cucunya seorang gadis remaja, juga dalam Halloween (2018).
Nostalgia Sekaligus Pengenalan Kembali Waralaba Film
Sebuah sekuel yang dibuat dalam jangka waktu yang lama, merupakan suatu cara yang lebih baik dalam mempopulerkan kembali waralaba yang sebagian dirasakan mengalami kejenuhan atau kejatuhan, apalagi jika sineas orisinal kembali terlibat di dalamnya.
Alih-alih membuat ulang kepada generasi baru, sebuah sekuel tentunya tetap setia dalam mempertahankan rasa orisinalitas, tanpa harus merusak esensi yang substansial, meski tetap saja berisiko dalam pendapatan box office.
Bagi generasi sebelumnya, tentu saja rasa nostalgia dan sensasional, menimbulkan rasa penasaran, meski narasi yang disadurkan adalah klise sekalipun, seperti dalam Halloween (2018) yang tetap saja terbukti sukses.
Sekuel tetaplah sekuel, sejatinya memiliki akar dan jiwa yang lebih kuat dibandingkan pembuatan ulang, bahkan waralaba seperti Halloween dan Terminator, tidak semerta-merta sejumlah sekuel versi terdahulu adalah buruk.
Sumber literatur : Tracing 100 Years of Movie Remakes
![]() |
Columbia Pictures |
Rentang waktu 31 tahun: Akhir petualangan kuartet Peter, Ray, Egon dan Winston dalam Ghostbusters II (1989), akhirnya dilanjutkan oleh sekumpulan anak remaja generasi penerus keluarga, dalam sekuel terbarunya di 2020.
Meski ditinggal oleh mendiang Harold Ramis sebagai Egon, hingga tulisan ini diturunkan, hampir dipastikan semua aktor orisinal kembali termasuk Sigourney Weaver dan mungkin Annie Potts serta Rick Moranis.
![]() |
Walt Disney Studios Motion Pictures |
Rentang waktu 32 tahun: Akhir petualangan trio Luke-Leia-Han dalam Star Wars : Return of the Jedi (1983), kembali bernostalgia dengan sejumlah karakter pendukungnya.
Bersama dengan pendatang baru seperti Rey, Finn dan Poe, mereka melawan Kylo Ren dalam Star Wars: The Force Awakens (2015). Sangat disayangkan waralaba ini menjadi kontroversial sejak The last Jedi (2017) dirilis.
![]() |
Paramount Pictures |
Rentang waktu 34 tahun: Aksi pilot pesawat F-14 Tomcat, Peter “Maverick” Mitchell yang berpartner dengan Nick “Goose” Bradshaw, kerap berseteru dan bersaing dengan Thomas “Iceman” Kazanski dalam Top Gun (1986).
Kini Mitchell tampaknya mendidik putra Bradshaw bernama Bradley, serta karakter Kazanski masih eksis dalam Top Gun: Maverick (2020).
![]() |
Warner Bros Pictures |
Rentang waktu 35 tahun: Aksi Rick Deckard untuk menangkap para android pembangkang telah selesai dalam Blade Runner (1982), namun sebuah misteri terungkap oleh Agen K, yang menyelidiki keberadaan Deckard yang menghilang dalam Blade Runner 2049 (2017).
![]() |
Universal Pictures |
Rentang waktu 39 tahun: Aksi Jack Torrance dalam film The Shining (1980), menuntun sebuah trauma mendalam bagi putranya, yakni Dan Torrance, seorang bocah yang tinggal sementara bersama ayah dan ibunya di Overlook Hotel.
Kini Dan yang telah dewasa, kembali pada petualangan menyeramkan dalam Doctor Sleep (2019), juga menghadirkan karakter ibunya, Wendy serta Dick Hallorran.
![]() |
Universal |
Rentang waktu 40 tahun: Setelah Laurie Strode trauma terhadap teror Michael Myers di dalam Halloween (1978), kembali harus menghadapi iblis pembunuh yang sama dan memastikan Myers tetap dipenjara dengan penjagaan maksimal.
Meski Myers berhasil lolos, Strode telah menyiapkan segalanya untuk melindungi dirinya, putrinya, serta cucunya seorang gadis remaja, juga dalam Halloween (2018).
Nostalgia Sekaligus Pengenalan Kembali Waralaba Film
Sebuah sekuel yang dibuat dalam jangka waktu yang lama, merupakan suatu cara yang lebih baik dalam mempopulerkan kembali waralaba yang sebagian dirasakan mengalami kejenuhan atau kejatuhan, apalagi jika sineas orisinal kembali terlibat di dalamnya.
Alih-alih membuat ulang kepada generasi baru, sebuah sekuel tentunya tetap setia dalam mempertahankan rasa orisinalitas, tanpa harus merusak esensi yang substansial, meski tetap saja berisiko dalam pendapatan box office.
Bagi generasi sebelumnya, tentu saja rasa nostalgia dan sensasional, menimbulkan rasa penasaran, meski narasi yang disadurkan adalah klise sekalipun, seperti dalam Halloween (2018) yang tetap saja terbukti sukses.
Sekuel tetaplah sekuel, sejatinya memiliki akar dan jiwa yang lebih kuat dibandingkan pembuatan ulang, bahkan waralaba seperti Halloween dan Terminator, tidak semerta-merta sejumlah sekuel versi terdahulu adalah buruk.
Sumber literatur : Tracing 100 Years of Movie Remakes
Comments
Post a Comment