2 Film Antologi ‘Star Wars’ yang Sayang Anda Lewatkan

dua antologi film star wars
Lucasfilm, Walt Disney Studios Motion Pictures

A Long Time Ago in a Galaxy Far, Far Away …

Sinema petualangan fiksi ilmiah review dua film antologi Star Wars yang sayang anda lewatkan.

Disney merilis dua film tersendiri sekaligus spin-off yang tergabung dalam antologi Star Wars, yakni Rogue One: A Star Wars Story.

Kisah nya merupakan prekuel yang menyambungkan langsung dengan Star Wars (1977), meski karakterisasi film tersebut kurang mengesankan.

Baca juga: Trilogi Orisinal 'Star Wars' yang Wajib Anda Tonton

Adapun film Solo: A Star Wars Story mengisahkan petualangan Han Solo semasa muda dengan setting cerita semasa trilogi prekuel.

Namun sayangnya film itu mengalami kegagalan dalam perolehan box office, terkait kontroversi pemboikotan, gara-gara The Last Jedi (2017).

antologi film star wars rogue one
Lucasfilm, Walt Disney Studios Motion Pictures
Rogue One: A Star Wars Story (2016)

Jyn Erso (Felicity Jones) mendapatkan informasi bahwa ayahnya yakni Galen (Mads Mikkelsen) ditawan pihak Imperial.

Dikabarkan Galen masih hidup dan mengirimkan pesan melalui seorang pilot pembelot yakni Bodhi (Riz Ahmed).

Namun demikian Bodhi diculik oleh Saw Gerrera (Forest Whitaker) di planet Jedha.


Ditemani Kapten Cassian (Diego Luna) dan Droid K-2SO (Alan Tudyk), mereka menuju Jedha yang akhirnya dibantu prajurit lokal, yakni Chirutt (Donnie Yen) dan Baze (Jiang Wen). 

Jyn mendapat pesan hologram dari ayahnya, agar mencuri data rancangan Death Star yang tersimpan dalam sebuah menara arsip Imperial di Planet Scarif.

Sementara di markas Alliance, sang pemimpin yakni Mon Mothma (Genevieve O’ Reilly) tidak menyetujui misi sabotase tersebut karena terlalu berisiko. 

Dengan tekad kuat, Jyn didukung para rekannya serta beberapa anggota gerilyawan, diam-diam menuju Scarif.

Meski di awal cerita sempat meragukan dan terasa tidak istmiewa, namun lambat laun 
Rogue One: A Star Wars Story kian menarik.

Ada hubungan emosional antara Galen dan Jyn yang terpisah karena kekejaman The Empire, menjadi salah satu faktor menarik di film ini.

Jiwa Star Wars mulai muncul dan cukup kuat dalam babak ketiga dengan alur mirip Return of the Jedi (1983), melalui aksi laga dramatis.

Figur Jyn yang diperankan Fecility Jones, kurang maksimal dalam mengeksploitasi sisi emosional dan humanis, serta cenderung kaku.

Sedikit kontras figurnya dengan Cassian yang diperankan Diego Luna, terasa sedikit lebih baik.

Malah figur Krennic yang diperankan Ben Mendelsohn jauh lebih nyata dan hidup, sebagai seorang perwira ambisius yang kejam dan sering geram.


review ulasan sinopsis film rogue one star wars story
Lucasfilm, Walt Disney Studios Motion Pictures

Yang paling menarik tentu saja kehadiran sang legenda Darth Vader yang suaranya kembali diisi James Earl Jones.

Selain itu ada Grand Moff Willhuff Talkin yang sebelumnya diperankan Peter Cushing.

Figur tersebut kembali hadir melalui De-Aging CGI dan ada kejutan berupa cameo Princess Leia.

Rasa kangen pun terobati pasca kepergian Carrie Fisher untuk selamanya.

Senator Organa kembali muncul, ada pula duo Droid C-3PO dan R2D2, serta armor raksasa ikonik yakni AT-AT Walker milik Imperial yang digunakan dalam pertempuran Scarif.

Peralihan visual yang semula cenderung suram dan gelap, menjadi terang-benderang di area Menara Imperial Planet Scarif.

Hal itu kontras akan perpaduan nuansa film The Empire Strikes Back dengan Return of the Jedi.

Keindahan alam wilayah pesisir pantai dengan sinkronisasi komplek instalasi Menara Imperial dengan sentuhan CGI modern, sangat memanjakan mata.

Selain itu, pertempuran luar angkasa antara Rebel Alliance dengan Imperial, merupakan usaha impresif terhadap skenario peristiwa.

Adegan tersebut direka kembali, untuk bisa bersambung dengan adegan pembuka dalam film Star Wars.

Rogue: A Star Wars Story meski tidak istimewa, namun mampu membawa kembali nostalgia akan trilogi orisinal dengan cara yang cukup cerdas dan mumpuni.

Score: 2.5 / 4 stars | Pemain: Felicity Jones, Diego Luna, Ben Mendelsohn, Donnie Yen, Mads Mikkelsen, Alan Tudyk, Jiang Wen, Forest Whitaker | Sutradara: Gareth Edwards | Produser: Kathleen Kennedy, Allison Shearmur, Simon Emanuel | Penulis: Berdasarkan karakter karya George Lucas. Cerita: John Knoll, Gary Whitta. Naskah: Chris Wetz, Tony Gilroy | Musik: Michael Giacchino | Sinematografi: Greig Fraser | Distributor: Walt Disney Studios Motion Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 133 Menit

  

antologi film star wars solo
Lucasfilm, Walt Disney Studios Motion Pictures

Solo : A Star Wars Story (2018)

Han Solo (Alden Ehrenreich) adalah pilot pasukan penerbangan Imperial.

Ia bertekad hendak kembali menuju planet Corellia, setelah kekasihnya Qi’ra (Emilia Clarke) tertinggal.

Upaya Solo tersebut berdasarkan kegagalan mereka melarikan diri beberapa tahun lalu.

Dalam sebuah insiden, ia lalu berteman Chewbacca (Joonas Suotamo) serta mengikuti seorang rekan bernama Beckett (Woody Harrelson).

Mereka melarikan sebuah pesawat untuk mencuri bahan bakar pesawat yang dinamakan coaxium,.

Namun mereka pun sempat diserang oleh kawanan perampok yang dipimpin Enfys Nest.

Beckett bekerja pada pimpinan kriminal kejam Crimson Dawn bernama Dryden Vos (Paul Bettany). 

Karena Beckett berhutang kepada Vos, maka ia dan Han, Chewie, bersama Qi’ra yang kini menjadi orang kepercayaan Vos, diperintahkan untuk merampok coaxium di sebuah tambang.

Melalui Qi’ra, mereka mendatangi seorang penyelundup bernama Lando Calrissian (Donald Glover) dengan menyewa pesawat Millenium Falcon miliknya. 

Setelah aksi perampokan berhasil, di sebuah tempat mereka kembali harus berhadapan dengan Enfys Nest yang ternyata terungkap kondisi sebenarnya.

Meski awalnya terkesan sebagai aksi laga medioker, namun 
Solo: A Star Wars Story dengan perlahan menekankan intrik menarik antar figurnya.

Melalui alur yang terkesan lambat, lalu mulai pertengahan cerita terasa sejumlah permainan ‘ilusi’ serta trik yang impresif, melalui pelintiran berkualitas.

Harus diakui bahwa andil duo penulias Lawrence dan Jonathan Kasdan dan Ron Howard, 
cukup mumpuni untuk menutupi banyak kekurangan film ini. 

Lawrence Kasdan sebelumnya terlibat dalam The Empire Strikes Back dan Return of the Jedi.

review ulasan sinopsis film solo star wars story
Lucasfilm, Walt Disney Studios Motion Pictures
Karakteristik Han Solo muda mulai terbentuk dalam menghadapi berbagai persoalan dan solusinya.

Han Solo disajkan secara medioker dan terlupakan, selain performa Alden Ehrenreich jauh di bawah standar Harrison Ford.

Ehrenreich berusaha keras mendekati gaya dan aksi dengan caranya sendiri.

Begitu pula para figur pendukung lainnya seperti Woody Harrelson yang memang tipikal dalam memerankan figurr seperti Beckett.

Donald Glover sebagai Lando Calrissian versi lemah sekaligus menyimpang yang tak mampu mendekati karisma Billy Dee Williams, sungguh konyol

Adapun Emilia Clarke buang-buang energi, bagaikan seorang karakter bergaya cheerleader Qi’ra.

Hanya Paul Bettany yang tampil prima sebagai Vos, mampu membawa level kekejaman nyata. 

Tentu saja Millenium Falcon ikonik itu beserta Chewbacca, menjadi satu paket penting yang tak terlewatkan.

Hadirnya cameo Darth Maul meski ditampilkan melalui hologram pun menjadi nilai tersendiri di film ini.


Baca juga: Trilogi Prekuel 'Star Wars' yang Pantas Anda Tonton

Solo: A Star Wars Story bagaikan film western dan gangster versi jagad raya yang dibuat lebih epik dan megah ala Indiana Jones atau Mad Max misalnya.

Aksi laga film ini cukup spekatuler namun dirusak oleh karakterisasi konyol. 

Solo: A Star Wars Story tidaklah seburuk yang dibayangkan, meski tidak perlu eksis.

Score: 2 / 4 stars | Pemain: Alden Ehrenreich, Woody Harrelson, Emilia Clarke, Donald Glover, Thandie Newton, Joonas Suotamo, Paul Bettany | Sutradara: Ron Howard | Produser: Kathleen Kennedy, Allison Shearmur, Simon Emanuel | Penulis: Berdasarkan karakter karya George Lucas. Naskah: Jonathan Kasdan, Lawrence Kasdan | Musik: John Powell, John Williams | Sinematografi: Bradford Young | Distributor: Walt Disney Studios Motion Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 135 Menit

Itulah sinema petualangan fiksi ilmiah review dua film antologi Star Wars yang sayang jika anda lewatkan.

Comments