Star Wars: The Rise of Skywalker (2019), Penutup Trilogi Sekuel yang Kehilangan Arah

the rise of skywalker penutup trilogi sekuel
Lucasfilm, Walt Disney Motion Studios Pictures
 
Sinema fiksi ilmiah review Star Wars: The Rise of Skywalker, film penutup trilogi sekuel yang kehilangan arah.

Tampaknya upaya Disney mewujudkan trilogi salah satu waralaba terpopuler Star Wars, mengalami sejumlah kontroversi.

Sejak perilisan Star Wars: The Last Jedi (2017), semua jadi kacau dan kini kehilangan arah.

Hal tersebut menambah derita Disney dengan kegagalan film Solo: A Star Wars Story (2018) sebagai akibat dari pemboikotan penggemar.

Mereka kesal dengan narasi politik identitas yang dibawa Kathleen Kennedy sebagai pimpinan Lucasfilm.

George Lucas pun kecewa mulai sejak Star Wars: The Force Awakens (2015) yang dipertegas Bob Iger selaku CEO Disney.

Dalam otobiografi nya, Iger mengungkapkan bahwa Disney mengacuhkan ide Lucas terkait pengembangan trilogi sekuel Star Wars. 

Baca juga: 2 Sekuel Film 'Star Wars' yang Mungkin Bisa Anda Tonton 

Penjualan mainan dan sejumlah merchandise pun lesu, lalu pengunjung wahana Star Wars: Galaxy’s Edge pun sepi pengunjung.

Itu semua merupakan bukti bahwa Disney tidak memperlakukan Star Wars sebagaimana mestinya sesuai dengan keinginan penggemar.

Rumor terakhir berkenaan dengan screening test film Star Wars: The Rise of Skywalker pun sempat menjadi topik panas, meski sineas JJ Abrams menyangkalnya. 

Padahal, Abrams sendiri kembali turun tangan menangani film tersebut, setelah pemecatan Colin Trevorrow.

Figur Palpatine yang kembali hadir sejak teaser trailer film tersebut, maupun trailer utuhnya baru dirilis belakangan.

The Rise of Skywalker semakin meragukan bakal sukses besar atau setidaknya memperbaiki dan mengabaikan peristiwa dari The Last Jedi.

penutup kehilangan arah film the rise of skywalker
Lucasfilm, Walt Disney Motion Studios Pictures

Sepertinya antusiasme penggemar maupun audiens umum mulai menurun, tidak seperti The Force Awakens yang memang begitu dinanti-nantikan.

Baca juga: Trilogi Orisinal 'Star Wars' yang Wajib Anda Tonton  

The Rise of Skywalker melanjutkan kisah setahun setelah peristiwa dalam The Last Jedi, saat Kylo Ren (Adam Driver) bertemu dengan The Emperor Palpatine yang masih hidup (Ian McDiarmid).

Palpatine berambisi untuk kembali menguasai jagad raya, dan tertuju kepada Rey (Daisy Ridley) yang kesulitan menuntaskan latihan menjadi Jedi dari Jenderal Leia (Carrie Fisher). 

Sementara Finn (John Boyega), Poe (Oscar Isaac) serta Chewbacca (Joonas Suotamo) melacak keberadaan sinyal yang mengarah kepada asal mula The First Order.

Lalu bersama dengan Rey dan C-3PO, petualangan mereka dilanjutkan melalui artifak kuno Sith yang sempat diketahui Luke Skywalker (Mark Hamill).

Artifak tersebut berupa sebuah belati dengan kode rahasia, dan juga kembalinya figur Lando Calrissian (Billy Dee Williams).

Sejak kontroversi The Last Jedi, banyak rumor beredar bagaimana Disney kesulitan serta kehilangan arah terhadap narasi besar trilogi sekuel Star Wars

The Rise of Skywalker pun menjawab saga yang tidak konsisten, bahkan sebelum perilisan The Force Awakens.

Seperti yang diketahui bahwa publikasi perdana teaser trailer sekaligus judul resmi film ini, membuat sebuah kejutan melalui spekulasi kembalinya  Palpatine yang masih hidup.


review star wars the rise of skywalker
Lucasfilm, Walt Disney Motion Studios Pictures

Peluncuran trailer penuh The Rise of Skywalker beberapa bulan sebelum tayang, timbul rumor tentang Disney yang panik. 

Mereka sulit memutuskan hasil akhir terhadap sejumlah opsi dalam screening test, hingga teradi bocoran alur cerita dalam situs Reddit.

Narasi nya tidak lebih baik dari sebuah kerusakan yang dibuat Rian Johnson melalui The Last Jedi.

Begitu kompleks problema yang dihadapi, serta kesulitan eksekusi untuk The Rise of Skywalker, menjadi pertaruhan besar bagi Disney.

Di luar semua itu anggaplah tidak pernah terjadi, maka dua hal terpenting terhadap film ini yakni:
 

Narasi muncul kembali Palpatine mengesankan sebuah pemaksaan yang seharusnya Disney mampu menghadirkan figur antagonis lain.

Banyak sumber yang bisa diperoleh dari serial video games, komik ataupun novel Star Wars.

Akirnya terungkap asal-usul Rey mengapa ia dikaruniai sebuah kekuatan "The Force" yang mengalir kuat dalam dirinya.

Pafahal lebih baik terjadi dalam The Last Jedi, serta yang tak kalah penting yakni peran Luke jauh membaik di film ini meski hanya sesaat.

Servis terhadap penggemardi film ini berdasarkan mitologi sejati Star Wars, merupakan elemen krusial yang mampu membalikkan kondisi semula.

Meski tidak mungkin film ini memulihkan sebuah kerusakan fatal dalam The Last Jedi

Kembalinya figur Lando serta sebuah kejutan yang menghadirkan cameo figur khusus, dalam konklusi cerita, tak mampu menolong banyak.

ulasan star wars the rise of skywalker
Lucasfilm, Walt Disney Motion Studios Pictures

Sejumlah figur buruk seperti Rose Tico serta Maz Kanata, akhirnya berada dalam porsi kecil sebagai pelengkap saja.

The Rise of Skywalker berusaha keras menyamakan rasa nostalgia seperti halnya The Force Awakens.

Film ini disajikan melalui sejumlah aksi petualangan menuju ungkapan masa lalu pertentangan Jedi dan Sith, termasuk reruntuhan Death Star.

Sayang sekali alur cerita dalam adegan sejak awal, disajikan agak terburu-buru sehingga tidak memicu emosi audiens secara optimal.

Pengecualian ada pada sebuah poin yang menjadi titik balik konflik, merubah segalanya hingga akhir.

Penyelesaian akhir pun jauh dari kesan kuat dan menarik, seakan malas serta minus kreativitas sejak ada pemaksaan.

Alih-alih mengembalikan elemen nostalgia yang ingin tetap setia berdasarkan mitologi atau warisan dari trilogi orisinal, malah semakin kabur.

Pengembangan para karakterisasi utama pun tidak istimewa, meski terkesan lebih hidup dan dinamis seperti dalam The Force Awakens.


sinopsis star wars the rise of skywalker
Lucasfilm, Walt Disney Motion Studios Pictures
 
Sejumlah pelintiran cukup mengesankan baik yang meriah, maupun hal tentang kebangkitan sekaligus tragis, sedikit mengobati kekecewaan besar dari film The Last Jedi.

Tentu saja visual yang semakin impresif berkat kemajuan teknologi teranyar, termasuk adegan pertarungan masif serta megah turut memeriahkan suasana.

Star Wars: The Rise of Skywalker jelas begitu kesulitan sebagai sebuah penutup trilogi sekuel yang seharusnya fantastis.

Apalagi ada elemen politik identitas yang merusak The Last Jedi masih saja disisipkan melalui salah satu elemen LGBTQ yang begitu mengerikan.

Malas dalam narasi, dialog seadanya, tidak ada adegan yang dikenang, serta mudah terprediksi, itulah kesan 
The Rise of Skywalker.

Secara keseluruhan, tirlogi sekuel Star Wars versi Disney begitu inferior dan kehilangan arah.

Trilogi prekuel Star Wars  selalu menghadirkan hal baru yang substansial serta signifikan.

Demikian sinema fiksi ilmiah review Star Wars: The Rise of Skywalker, film penutup trilogi sekuel yang kehilangan arah.

Score: 1 / 4 stars

Star Wars : The Rise of Skywalker | 2019 | Pemain:  Daisy Ridley, Adam Driver, John Boyega, Oscar Isaac, Lupita Nyong’o, Domhnall Gleeson, Kelly Marie Tran, Joonas Suotamo, Billie Lourd, Naomi Ackie, Richard E. Grant, Keri Russell, Mark Hamill, Anthony Daniels, Billy Dee Williams, Carrie Fisher, Ian McDiarmid | Sutradara: JJ. Abrams | Produser: Kathleen Kennedy, JJ. Abrams, Michelle Rejwan | Penulis: Berdasarkan karakter karya George Lucas. Dikembangkan oleh JJ. Abrams dan Chris Terrio | Musik: John Williams | Sinematografi: Dan Mindell | Distributor: Walt Disney Motion Studios Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 142 Menit

Comments