The Dark Crystal (1982) : Dongeng Boneka Impresif tanpa 'CGI'

the dark crystal dongeng boneka impresif
Universal Pictures

Sinema petualangan fantasi review The Dark Crystal, dongeng boneka impresif tanpa elemen CGI.

Jauh sebelum Lord of the Rings diadaptasi ke layar lebar bahkan Avatar (2009) sekalipun, terdapat sebuah saga kecil berupa dongeng sederhana, yakni The Dark Crystal.

Alih-alih bertemakan petualangan untuk keluarga, film ini malah cenderung mengarah pada dark fantasy yang mengedepankan aspek kengerian.

Selain itu, tema film The Dark Crystal membawakan kesuraman serta tragedi yang rasanya kurang mengena untuk anak-anak.

Baca juga: Labyrinth (1986): Pubertas Remaja dalam Dongeng Klasik

Jim Henson, figur dibalik kesuksesan serial televisi berupa karakter boneka yakni The Muppet Show, untuk kali kedua menyutradarai The Dark Crystal.

Peran Henson merangkap kreator, produser, serta berperan dalam menghidupkan animatronic puppet sebagai figur utama film ini.

The Dark Crystal memang tidak sepopuler dalam jalur utama, namun menerima status cult.

Seribu tahun lalu di planet Thra ketika sebuah kristal magis retak, maka terbentuklah dua ras baru yakni Skeksis yang jahat, serta urRu atau Mystics berupa para penyihir bijak.

Kristal tersebut kini berada dalam istana Skeksis yang sedang berebut tahta kepemimpinan, setelah pemimpin mereka mati. 

Adapun Chamberlain akhirnya diusir dan diasingkan, setelah kalah bertarung dengan Garthim-Master dalam ambisi merebut tahta kepemimpinan.

Jen merupakan klan terakhir Gelfling yang telah habis dibantai Skeksis dan kini dirawat kaum urRu.

Ia dibertahukan Master urRu bahwa dirinya menjadi figur terpilih untuk menambal retakan Kristal tersebut.

Atas petunjuk Master urRu, Jen meninggalkan kediamannya bertualang mencari keping pecahan kristal tersebut.

Jen diminta pergi menuju kediaman Aughra, seorang astronomi sekaligus penjaga rahasia.

Sementara kristal tersebut memperlihatkan perjalanan Jen menuju kediaman Aughra, Garthim-Master segera bereaksi.

Garthim-Mastermengumpulkan pasukan Garthim, berupa seperti kombinasi kepiting dan kumbang raksasa ganas untuk membunuh Jen.

Dalam petualangannya, Jen juga bertemu dengan Kira yang juga ternyata kaum Gelfling terakhir.

review film the dark crystal
Universal Pictures

Maka Jen dan Kira dibantu Aughra, harus menyelesaikan misi mereka menuju istana Skeksis.

Misi mereka pun mencegah konjungsi tiga planet yang bakal menyebabkan keabadian ras Skeksis.

Namun, tanpa mereka sadari bahwa Chamberlain mengikuti mereka dan bermaksud ingin bersekutu dalam perdamaian.

The Dark Crystal merupakan dongeng fantasi standar namun menarik.

Hal yang paling menakjubkan di film ini yakni tampilan semua figur nya berupa animatronic puppet alias boneka animatronika!

Dari awal cerita diiringi suara seorang narator yang mengisahkan latar kisahnya, saya sangka bakal ada figur manusia, padahal tidak ada sama sekali.

Adegan dibuka melalui visual berupa istana Skeksis yang berada di area seperti gurun tandus.

Lalu kamera beralih dalam ruangan yang terdapat sebuah kristal magenta besar berbentuk runcing di bagian bawahnya, sementara para penghuni istana saling berkumpul.

Tampak fisik ras atau kaum Skeksis seperti seekor burung pemakan bangkai yang ganas, dengan segala peringai yang culas dan kejam.

Selanjutnya kisah beralih menuju kediaman urRu berupa lembah bebatuan karang khas padang gurun di masa pra-sejarah saat Master urRu melakukan ritual ramalan. 

Yang menarik padangan mata, yakni di area kediaman mereka, tampak ada oase seperti taman indah lengkap dengan sumber mata air, saat Jen bermain alat musik.

Dalam kisah selanjutnya, diperlihatkan hal yang dan takjub akan visualisasi The Dark Crystal, lengkap dengan detail yang membuat saya berdecak kagum.

Pergerakan mahluk terkecil pun tak luput dari perhatian mata saya, serta suasana terasa begitu hidup layaknya di sebuah hutan rimba!

Dengan memanfaatkan teknologi serta teknik yang ada saat itu, menyaksikan film The Dark Crystal begitu memanjakan mata.

Kehebatan tim produksi yang dipimpin Henson sendiri, mampu mewujudkan sebuah “keajaiban film” yang terkesan sulit dibedakan dengan CGI.

ulasan sinopsis film the dark crystal
Universal Pictures

Berbagai efek spesial di film ini murni memanfaatkan efek praktis melalui puppetry atau boneka dan permainan optik kamera.

Hal itu pula dikombinasikan dengan kemegahan set desain berupa props dan miniatur, serta painting matte yang jelas kentara dibandingkan masa kini.

Mise-en-scéne terbaik akan adegan paling dikenang dalam The Dark Cyrstal tentu saja dalam hutan belantara, saat kamera secara perlahan bergerak ke samping.

Adegan nya memperilhatkan kehidupan simbiosis antar tumbuhan dan mahluk hidup lainnya, lengkap dengan serangga saat satu-persatu terbang ke atas.

Kemudian berlanjut saat untuk pertama kalinya Jen bertemu dengan Kira, sebuah pra-romansa bagaikan hubungan pangeran dan putri generasi akhir kaum Gelfling.

Pertemuan mereka ditandai melalui ikatan yang langsung terjalin diantara keduanya.

Saat Jen menuju sebuah ruangan yang terdapat simulasi tata surya dari sebuah lorong kediaman Aughra, mirip dengan animasi versi CGI, padahal merupakan prop yang riil.

Ada pula adegan saat kaum Skeksis sedang dalam perjamuan makan, tak kalah impresif dan meriahnya, kocak, dan kadang sedikit jijik.

Penampilan Jen dan Kira begitu hidup, terutama detail bola mata mengkilat, lengkap dengan  kedipan.

Adapun pergerakan mulut saat dialog, sungguh dinamis. 

Kesan penampilan hampir semua figur di film ini jauh dari The Muppet Show atau Sesame Street, karena begitu dinamis layaknya manusia yang mengenakan jubah dan topeng.

Sang figur utama yakni Jen boleh dibilang sosok polos yang mengalami transformasi menjadi heroik.

Jen terkadang mengeluh akan misinya tersebut, serta ada rasa pesimis untuk menuntaskan hingga akhir dalam arti ingin menyerah.

Figur nya merupakan bentuk penyederhanaan figur ala Luke Skywalker (Star Wars), Frodo (Lord of the Rings) ataupun Jakes Sully (Avatar). 

Sedangkan Kira tampil sebagai penyeimbang, optimis, pantang menyerah, serta memiliki kekuatan natural.

Baca juga: Trilogi Orisinal 'Star Wars' yang Wajib Anda Tonton

Hanya sayangnya dalam babak ketiga saat adegan puncak, proses penyelesaian konflik terlihat kurang memadai melalui berbagai aksi para protagonis termasuk Aughra.

Terasa ada penundaan yang tidak perlu akan tindakan yang seharusnya dilakukan segera, meski akhirnya ada sebuah kejutan yang cukup menyakitkan.

The Dark Crystal memiliki keunggulan dalam menyajikan visual melalui setting, objek, serta karakterisasi impresif dan fantastis.

Keunggulan film ini juga dilengkapi scoring memadai yang cukup menyentuh emosi dan nuansa.

Dongeng fantasi ringan tidak harus selalu menyertakan suasana yang ceria, namun melalui elemen suram justru terkesan lebih realistis, sehingga menjadi impresif.

The Dark Crystal merupakan salah satu warisan budaya populer yang sepertinya terlewatkan, hingga kembali mulai populer menjelang serial prekuel.

The Dark Crystal: Age of Resistance telah tayang di Netflix tanggal 30 Agustus lalu, melalui kombinasi teknik animatronic puppet dengan CGI.

Demikian sinema petualangan fantasi review The Dark Crystal, dongeng boneka impresif tanpa elemen CGI.

Score : 3.5 / 4 stars

The Dark Crystal | 1982 |  Petualangan, Fantasi |  Pemain: Stephen Garlick, Lisa Maxwell, Billie Whitelaw, Percy Edwards, Barry Dennen. Narasi: Joseph O’Connor | Sutradara: Jim Henson, Frank Oz | Produser: Jim Henson, Gary Kurtz  | Penulis: Jim Henson. Naskah: David Odell | Musik: Trevor Jones | Sinematografi: Oswald Morris | Distributor: Universal Pictures | Negara: Amerika Serikat, Inggris | Durasi: 93 Menit

Comments