The Little Girl Who Lives Down the Lane (1976) : Eksploitasi Misteri Gadis Belia

the little girl who lives down the lane eksploitasi misteri gadis belia
Metro-Goldwyn-Mayer, Astral Films, Cinema International Corporation

Sinema drama review The Little Girl Who Lives Down the Lane, film tentang eksploitasi misteri sang gadis belia.

Tahun 1976 merupakan momen terpenting dalam karir Jodie Foster, setelah namanya menjadi buah bibir dalam dalam Taxi Driver

Selain itu, Foster sekaligus terlibat dalam empat film lain di tahun yang sama, yakni Echoes of a Summer, Bugsy Malone, Freaky Friday, serta film yang akan dibahas ini.

Melalui The Little Girl Who Lives Down the Lane, nama Jodie Foster mulai diperhitungkan sebagai aktris berbakat.

Hal itu ia buktikan saat meraih penghargaan Saturn Awards, padahal usianya baru tiga belas tahun.
 
The Little Girl Who Lives Down the Lane merupakan film misteri dan eksploitasi seorang gadis belia, hasil adaptasi dari novel Amerika berjudul sama karya Laird Koenig.

Sineas asal Hungaria yang berkarya di Perancis, Nicolas Gessner bekerjasama dengan produser Amerika, Zev Braun untuk menggarap film tersebut.

Karena ada peluang insentif pajak yang lebih murah ditawarkan Kanada, maka produksi film tersebut beralih kepada kerjasama antara Kanada dengan Perancis.

Gessner tertarik dengan potensi Foster saat menyaksikan Alice Doesn’t Live Here Anymore (1974) hasil edit Martin Scorsese kala itu.

Jodie Foster berperan sebagai Rynn, sedangkan Martin Sheen tertarik untuk berperan sebagai Mario yang menjadi love interest Rynn.

Atas saran Gessner, akhirnya Sheen memerankan figur Frank.

The Little Girl Who Lives Down the Lane mengisahkan tentang Rynn Jacobs (Jodie Foster), seorang gadis kecil berusia tiga belas tahun.

Ia tinggal dalam rumah di pinggiran kota kecil yang tenang di wilayah Maine.

Suatu malam, Rynn kedatangan seorang tamu asing yakni Frank
(Martin Sheen) dengan sikap mengganggu yang kemudian berupaya melecehkan Rynn. 

Keesokan harinya, ibu Frank bernama Cora (Alexis Smith) mengunjungi Rynn, hingga timbul  argumen sengit hingga bertengkar.

Rynn memberitahukan Cora bahwa Frank melecehkannya, namun Cora bersikeras untuk mengambil beberapa botol selai.

Cora pun nekat turun ke dalam basement rumah, lalu terjadi kecelakaan yang menyebabkan ia tewas seketika.

Saat Rynn berusaha membuang mobil milik Cora, ia terlihat oleh Mario (Scott Jacoby) yang kemudian membantunya.

review the little girl who lives down the lane
Metro-Goldwyn-Mayer, Astral Films, Cinema International Corporation

Pertemuan Rynn dengan Mario mulai menimbulkan ketertarikan diantara mereka berdua, hingga akhirnya Rynn menceritakan rahasianya kepada Mario.

Maka mereka pun bekerjasama menutupi jejak kematian Cora, saat paman Mario yakni seorang polisi bernama Miglioriti (Mort Shuman) menginterogasi Rynn.

Adapun Frank datang kedua kalinya, karena ia mencurigai sekaligus mengancam Rynn sebagai pelaku atas hilangnya sang ibu.

Warning! Jangan pernah anda sekali-kali baca plot ceritanya hinga akhir!

Jika dilihat dari posternya,
The Little Girl Who Lives Down the Lane terkesan sebagai kisah horor misteri atau suspens. 

Meski demikian memang ada benarnya, karena film ini merupakan salah satu kombinasi lengkap berbagai genre mulai dari eksploitasi, drama, romansa, misteri, thriller, psikologikal, hingga horor.

Di awal cerita saat kredit pembuka tampak mengalir tenang dengan memperlihatkan lingkungan pemukiman dari sebuah kota kecil.

Suasana pun sangat mendukung, karena latar kota tersebut terletak di pinggir pantai saat musim hujan, layaknya horor misteri ala Stephen King.

Seketika adegan beralih melalui atmosfir suspens yang cukup kuat, saat Rynn menyalahkan sejumlah lilin di kue ulang tahunnya di dalam sebuah rumah, sendirian.

Lalu kedatangan Frank yang dirasa mengganggu melalui sikapnya dan kelakuannya yang agak aneh, mulai menaikkan tensi thriller.

Melalui dialog dan adegan tersebut bergaya "home invasion", meski akhirnya Frank berhasil diusir oleh Rynn.

Ketegangan pertama tentu saja adegan kematian Cora karena kecelakaan, sambil diiringi dengan score mengejutkan.

Meski demkian, saya masih menebak keras apakah Rynn sengaja menjebak Cora atau memang murni kecelakaan.

Namun puncak intensitas yang paling dikenang terjadi saat kedatangan Frank kedua kalinya dengan mengancam Rynn dan Mario.

Pendekatan intimidatif dan cerdas ala psikopat dari Frank, mengakibatkan ada sebuah adegan kejam mengejutkan.

Romansa dan tragedi bercampur menjadi satu, dalam hubungan antara Rynn dan Mario. 

Rynn sepertinya nyaman dengan Mario, mulai menceritakan latar belakang keluarganya, sehingga akhirnya mereka saling mendukung satu-sama lain.

Baca juga: A Little Romance (1979) : Petualangan Romansa Belia

Maka terjadilah sebuah adegan yang cukup kontroversial dan dirasa tabu saat itu, yakni adegan saat Rynn telanjang bulat dan mengarah kepada hubungan seks.

Meski Foster keberatan melakukannya namun ditolak oleh produser, dan akhirnya adegan tersebut dilakukan oleh kakak perempuan Jodie sebagai pemeran pengganti.

Film yang hanya berdurasi satu setengah jam itu begitu menarik penyajiannya, baik dari setting, adegan, serta karakterisasi.

The Little Girl Who Lives Down the Lane tentu saja banyak dijejali dialog bermakna yang mampu dibawakan Jodie Foster berusia tiga belas tahun.

ulasan sinopsis the little girl who lives down the lane
Metro-Goldwyn-Mayer, Astral Films, Cinema International Corporation
 
Mungkin film ini yang membuahkan performa terbaik Foster saat remaja, bagaimana ia memerankan gadis kecil dengan pembawaan yang begitu matang dan dewasa.

Hal itu disajikan dalam aura misterius yang mampu mengimbangi sebuah transisi antara kesepian, kemandirian, hingga menemukan hubungan cinta.

Performa apik Martin Sheen yang memang populer di era 70’an, mampu menghidupkan figur Frank sebagai seorang pedofil yang tampaknya setengah psikopat. 

Awalnya Frank terlihat sebagai orang normal yang bermoral, melalui percakapan dan gesturnya.

Sebuah transisi mengejutkan, perlahan dan pasti melalui peringai buruk namun dilakukan secara karismatik. 

Scoring bergaya sejumlah film Eropa dari Christian Gaubert sangat mempengaruhi emosi audiens di sepanjang film dan adegan.

Mungkin mengingat karena memang kebanyakan kru film ini berasal dari Perancis.

Ada momen tertentu yang tenang dengan lantunan piano, saat romantis dengan memutar piringan hitam musik piano klasik.

Ada pula saat sendu dan melankolis, hingga saat menegangkan dan mengejutkan ala film horor atau hantu dalam adegan tertentu.

Semuanya dieksekusi melalui porsi tepat, serta transisi yang elegan.

Begitu pula setting indah di lingkungan pemukiman dan kota kecil sangat tenang di musim dingin, sangat memperkuat atmosfir thriller misteri secara keseluruhan.

Tema utama 
The Little Girl Who Lives Down the Lane menurut konklusi saya yakni eskploitasi pubertas akan peralihan dari gadis kecil menuju remaja terhadap figur Rynn.

Hal yang tak terungkap sepenuhnya karena ada peristiwa masa lalu dan latar belakang keluarga Rynn yang misterius.

Akibatnya, Rynn menjadi lebih cepat dewasa dalam kematangan maupun pola pikir serta tindakannya.

Selain itu isu tentang pelecehan seksual dan pedofilia secara gamblang diangkat.

Narasi The Little Girl Who Lives Down the Lane sepertinya kontras dengan narasi film Lolita (1962) atau pun Pretty Baby (1978).

Bagi saya, tidak ada satu adegan dan dialog yang tidak menarik, semuanya tetap terjaga hingga satu-persatu misteri berhasil terungkap.

Ada pula serangkaian adegan film ini sulit ditebak hingga akhir cerita.

Menikmati film ini tidak perlu berpikir keras dan terus bertanya-tanya di sepanjang adegan layaknya film Hitchcock atau Agatha Christie.

Tanpa harus diteror secara intens, film ini terdapat satu momen yang berhasil membuat saya bergidik sekaligus penasaran.

Sehingga saya pun bertanya-tanya terhadap eksplotasi misteri gadis belia ini, apakah memang ada elemen supranatural?

Demikian sinema drama review The Little Girl Who Lives Down the Lane, film tentang eksploitasi misteri sang gadis belia.

Score : 4 / 4 stars

The Little Girl Who Lives Down the Lane | 1976 | Drama, Romansa, Misteri, Thriller, Psikologikal, Horor | Pemain: Jodie Foster, Martin Sheen, Alexis Smith, Mort Shuman, Scott Jacoby | Sutradara: Nicolas Gessner | Produser: Zev Braun | Penulis: Berdasarkan novel The Little Girl Who Lives Down the Lane karya Laird Koenig. Naskah: Laird Koenig | Musik: Christian Gaubert | Sinematografi: René Vauzier | Distributor: Metro-Goldwyn-Mayer, Astral Films, Cinema International Corporation | Negara: Kanada, Perancis | Durasi: 91 Menit

Comments