Don’t Breathe (2016) : Ketika Pemburu Menjadi Mangsa

dont breathe pemburu menjadi mangsa
Screen Gems, Stage 6

Sinema thriller review 
Don’t Breathe, film yang mengisahkan ketika pemburu malah menjadi mangsa.

Sebenarnya Don’t Breathe bukan dikategorikan sebagai film horor, tapi lebih kepada thriller yang cukup mengerikan dan menegangkan.

Premis 
Don’t Breathe memang menarik, saat sekelompok anak muda arogan berniat merampok rumah seorang pensiunan tentara yang buta. 

Kemudian yang terjadi malah sebaliknya, ketika para pemburu tersebut malah menjadi mangsa dari sang calon korban itu sendiri.

Dengan jalinan kisah yang sangat sederhana, tentang tiga anak muda bernama Rocky (Jane Levy), Alex (Dylan Minnette), dan Money (Daniel Zovatto).

Mereka melakukan aksi pencurian di sebuah rumah orang kaya, namun Money kecewa karena tidak bisa mendapatkan uang banyak setelah dijual kepada seorang penadah.

Atas saran penadah tersebut, Money mendapatkan sebuah petunjuk terhadap target baru.

Ia mengajak Rocky dan Alex untuk mencuri uang besar di sebuah rumah milik mantan tentara, bernama Norman Nordstorm (Stephen Lang). 

Uang tersebut mereka percayai disimpan Norman, setelah terjadi sebuah insiden seorang wanita kaya menabrak putrinya hingga tewas.

Lalu wanita tersebut berdamai dengan Norman, dan memberikan sebesar 300.000 US$ akibat kecelakaan itu. 

Awalnya Alex enggan melakukan hal itu, namun setelah dibujuk oleh Rocky akhirnya bersedia. 

Rocky berencana melarikan diri bersama adiknya menuju California, karena seringkali bermasalah dengan ibu mereka. 

Baca juga: Review Don't Breathe 2, Sekuel The Blind Man Dimulai

Keesokan harinya, mereka bertiga diam-diam mengamati aktivitas Norman yang ternyata buta karena sebuah insiden dalam perang.

Tampak lingkungan perumahan tersebut sudah lama tidak ditempati oleh warga.

Mereka lalu memutuskan untuk menjalankan aksi keesokan malam hari, namun tidak menyadari akan bahaya yang dihadapi.

Don’t Breathe memang menjual unsur ketegangan yang tiada batas.

Maka wajar jika judul film ini pun disematkan kepada audiens, saking tegangnya mengakibatkan sulit bernafas.

Kekuatan arah pandang atau sorotan kamera pun, cukup realistis dari sudut pandang para pencuri tersebut.

Visual film ini mampu memberikan perspektif audiens seolah mereka sebagai trio pencuri itu.

Sorotan kamera bergeraj melihat atau memandang sebuah jendela dinding maupun pintu, juga pintu bawah tanah, dan berbagai objek lainnya.

Teknik pewarnaan
tajam turut memainkan suasana dan rasa pada dini hari, saat langit mulai gelap.

Komplek sepi itu hanya diterangi lampu jalan dan lampu luar rumah yang minim cahaya, ada perpaduan warna kuning, jingga, serta hijau.

Begitu pula kegelapan di dalam rumah, menambah ketegangan dan kengerian ayaknya film horor atau thriller.

review ulasan sinopsis film dont breathe
Screen Gems, Stage 6

Salah satu adegan saat mereka melakukan konfrontasi dengan Norman di dalam rumah, maka teknik pengambilan visual bermain.

Adegan tersebut seakan seperti mengamati aksi mereka melalui lensa infra red, hanya bedanya warna disajikan menjadi grayscale.

Seperti tipikal film sejenis, Don't Breathe menyajikan berbagai terror yang dilakukan Norman terhadap mereka.

Awalnya Norman sebagai mangsa, malah berbalik menjadi pemburu yang digambarkan cukup realistis.

Meski ada sejumlah hal tidak masuk akal, seperti saat Norman mampu berpindah tempat dengan sangat cepat,  bagaimana mungkin?

Film ini menyimpan sebuah kejutan besar yang mengindikasikan bahwa Norman mungkin seorang psikopat.

Dibalik intensitas adegan serta kejar-kejaran antara pemburu dan mangsa dan kini terbalik, saya rasa ada yang terlewatkan.

Sesuatu yang paling mendasar yakni premis cerita itu sendiri. 

Bagaimana mungkin ketiga anak muda bodoh itu, dengan mudah dan nekat, hendak mencuri uang terhadap seorang mantan tentara?

Baca juga: Head to Head (Spoiler) : Evil Dead 1981 vs 2013

Meski dalam keadaan buta, seorang tentara tentu saja sudah terlatih dengan sigap menghadapi segala kondisi buruk yang menimpanya.

Oleh karena itu, film ini kembali menjadi klise, mirip dengan The Texas Chainsaw Massacre, House of Wax atau Wrong Turn

Perbedaan mendasar hanya unsur kesengajaan yang dibuat tiga bocah tadi, serta dibuat kurang berdarah karena saya anggap lebih realistis.

Don’t Breathe memang lebih menjual elemen ketegangan dari aksi hide and seek ketika para pemburu berbalik menjadi mangsa.


Film ini merupakan kolaborasi duo warlaba Evil Dead, Sam Raimi dan Robert Tapert dengan sineas Fede Álvarez.

Don’t Breathe merupakan film dengan tema "Home invasion" melalui aura yang membuat bulu kuduk merinding, tapi sangat disayangkan akan premis cerita absurd.

Demikian sinema thriller review Don’t Breathe, film yang mengisahkan ketika pemburu malah menjadi mangsa.

Score : 1.5 / 4 stars

Don’t Breathe | 2016 | Thriller, Horor | Pemain: Jane Levy, Dylan Minnette, Daniel Zovatto, Stephen Lang | Sutradara: Fede Álvarez | Produser: Fede Álvarez, Sam Raimi, Robert Tapert | Penulis: Fede Álvarez, Rodo Sayagues | Musik: Roque Baños | Sinematografi: Pedro Luque | Distributor: Screen Gems, Stage 6 | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 88 Menit

Comments