Wolf (1994) : Drama Manusia Serigala yang Agak Terlupakan

film wolf drama manusia serigala
Columbia Pictures

Sinema horor review Wolf, film drama tentang manusia serigala yang agak terlupakan.

Kalau mau jujur, jarang sekali ada film bertemakan werewolf atau manusia serigala yang cukup berkualitas dari berbagai aspek. 

Film Wolf yang disutradarai Mike Nichols, merupakan salah satu film drama horor romantis yang sepertinya terlewatkan dan terlupakan.

Menariknya, kehadiran Jack Nicholson yang tanpa harus dirias pun sudah mirip sosok manusia serigala dan bisa menjadi kandidat kuat memerankan karakter Wolverine di jamannya.

Selain Nicholson, jajaran cast lainnya yakni Michelle Pfeiffer, James Spader dan Chistopher Plummer turut meramaikan film tersebut. 

Film ini cukup mendapat keuntungan medioker di tangga box office, sedangkan film tersebut meraih beberapa nominasi penghargaan Saturn Awards dan berhasil memenangkan kategori Best Writing.
 
Baca juga: An American Werewolf in London (1981): Transformasi Sempurna Werewolf

Wolf mengisahkan Will Randall (Jack Nicholson) digigit oleh seekor serigala dalam suatu perjalanan.


Saat itu, perusahaan penerbit tempat Randall bekerja, diambil alih oleh seorang konglomerat bernama Reymond Alden (Christopher Plummer).

Posisi Randall sebagai pimpinan redaksi, dicopot dan digantikan oleh rekan kerja saingannya yakni Stewart Swinton (James Spader).

Randall akhirnya mengetahui bahwa Stewart ‘menikam’ dirinya dari belakang, selain dalam hal karir juga istrinya bernama Charlotte berselingkuh dengan Stewart. 

Sementara ia sendiri mengalami transformasi janggal yang semakin dirasakan.

Melalui bantuan putri Reymond bernama Laura (Michelle Pfeiffer), Randall berusaha mencegah transformasi dirinya dengan mendatangi seorang dokter yang malah memberinya jimat, namun tidak juga mempan.

Ia lalu membujuk rekan-rekan kerjanya untuk memberontak hingga ia diangkat kembali menjadi pimpinan redaksi dengan mengkonfrontasi Reymond hingga akhirnya disetujui. 

Tindakan pertama Randall adalah dengan memecat Stewart, namun ia mengetahui bahwa Charlotte telah tewas terbunuh, dan menjadikannya seorang tersangka.

review ulasan sinopsis film wolf
Columbia Pictures

Disajikan secara dramatis, alur cerita Wolf sangat terasa menarik untuk diikuti, berkat arahan Nichols, serta duo penulis Jim Harrison dan Wesley Strick yang mampu memainkan ritme, suasana serta emosi yang pas. 

Film drama horor ini pula pada awalnya mampu memberikan aura suspens yang dikombinasikan dengan elemen romantis dan sedikit humor segar.

Wolf akan sangat hampa jika tidak diisi oleh performa brilian Nicholson yang serba bisa dalam mendalami perannya sebagai Randall.

Figurnya mampu mengesankan orang lain, bahwa dirinya mungkin mengidap penyakit jiwa, karena dirinya seakan berubah menjadi manusia serigala.

Sudah tidak perlu diperdebatkan bagaimana raut muka, mimik, serta ekspresinya dalam transformasi tersebut, hingga hanya memerlukan sedikit riasan saja!

Pesona kecantikan dan performa akting Michelle Pfeiffer yang saat itu masih berada dalam jajaran aktris top Hollywood, tak kalah menterengnya dengan Nicholson.

Pfeiffer berperan sebagai Laura yang awalnya sulit ditebak, namun seiring dengan berjalannya cerita menjadikannya sebagai karakter yang semakin disukai.

Performa James Spader yang biasanya medioker, dalam film ini cukup signifikan dalam perkembangan karakternya yang dianggap antagonis namun masih bisa menunjukkan wibawanya.

Aktor pendukung veteran seperti Christopher Plummer turut meramaikan suasana dan peran kecil aktor watak asal India, yakni Om Puri sebagai seorang dokter nyentrik pun, cukup menyita perhatian.


film wolf agak terlupakan
Columbia Pictures
 
Beberapa adegan menarik dengan sedikit humor seperti saat Randall mampu memiliki pendengaran dari jarak jauh saat berada di kantornya atau ketika ia mengendus bau seseorang dari sebuah mantel.

Sedangkan adegan saat ia bertransformasi menjadi manusia serigala, sudah merepresentasikan aura mistis yang kuat.

Hal itu diperlihatkan diperlihatkan perubahan dari fisik tubuhnya, cukup berlari dan meloncat dengan gaya menikam bagaikan serigala dan riasan di kepala, melalui adegan slow-motion

Adegan yang dikenang dalam film ini, yakni saat Randall berdialog dengan Stewart di toilet kantor dan Randall memecatnya, maka terjadi tensi dialog dengan ancaman dari Stewart.

Kemudian Randall mengencingi kaki Stewart di toilet kantor, yang menandakan teritorinya, agar Stewart tidak bisa berbuat macam-macam terhadapnya.
 
Baca juga: The Company of Wolves (1984): Dongeng Unik Kawanan Serigala

Hanya menggunakan efek spesial seadanya -yakni terlebih hanya riasan- film ini mampu memberikan nuansa horor thriller klasik yang menghibur.


Meski demikian, tidak banyak hal atau aspek lainnya yang mampu berbicara lebih banyak akan keunggulan di film itu sendiri.

Maka Wolf memberikan hasil sebagai tontonan berkualitas standar yang menghibur, tanpa ada keunikan atau nilai tambah lainnya.

Mungkin saja mengapa film ini kurang diperhatikan oleh para penggemar film secara umum sebagai sesuatu yang populer dan ikonik atau berstatus cult

Wolf secara keseluruhan cukup impresif dan memuaskan, meski terkesan underrated dan sedikit terlupakan.

Demikian sinema horor review Wolf, film drama tentang manusia serigala yang agak terlupakan.

Score: 3 / 4 stars

Wolf | 1994 | Drama, Horor | Pemain: Jack Nicholson, Michelle Pfeiffer, James Spader, Kate Nelligan, Christopher Plummer | Sutradara: Mike Nichols | Produser: Douglas Wick, Neal A. Machlis | Penulis: Jim Harrison, Wesley Strick | Musik: Ennio Morricone | Sinematografi: Giuseppe Rotunno | Distributor: Columbia Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 125 Menit

Comments