Some Like It Hot (1959): Komedi Romantis Klasik Ikonik Terbaik

review film some like it hot
United Artists

Well, nobody’s perfect.”

Sinema drama review Some Like It Hot, film komedi romantis klasik ikonik terbaik dari Marilyn Monroe.

Predikat simbol seks selalu melekat pada wanita pirang ikonik Marilyn Monroe yang bernama asli Norma Jeane Mortenson.

Karirnya melesat di era 50’an hingga mencapai puncaknya menjelang akhir dekade, lalu dengan cepat menurun hingga kematiannya di tahun 1962.

Diantara sejumlah film yang dibintangi Monroe, Some Like It Hot boleh dikatakan sebagai komedi romantis ikonik terbaik dan tersukses sepanjang karirnya.

Film tersebut meraih enam nominasi Oscar, serta masuk ke dalam daftar film yang signifikan secara kultural, historis dan estetis oleh National Film Registry di tahun 1989.

Some Like It Hot sempat kontroversial menyangkut tema dan proses produksi dengan mengacuhkan standar kode etik dan moral dari Motion Picture Production Code.

Periode akhir tahun 1950'an merupakan gejala awal peralihan dari masa Golden Age menuju New Wave of Hollywood yang 
merubah peta perfilman Hollywood hingga kini.

Film Some Like It Hot mengisahkan Joe (Tony Curtis) pemain saxophone dan Jerry (Jack Lemmon) pemain bass yang secara tidak sengaja menjadi saksi pembunuhan.

Mereka lalu diburu oleh sang pembunuh, yakni pimpinan mafia di kota Chicago bernama Spats Colombo (George Raft).

Meski dalam kondisi terjepit, 
Joe dan Jerry nekat memanfaatkan peluang untuk mendapatkan uang, dengan menyamar sebagai wanita yakni Josephine dan Daphne.

Mereka pun akhirnya bergabung dalam sebuah band yang dikelola Sweet Sue (Joan Shawlee), guna melakukan pentas di Miami.

some like it hot komedi klasik
United Artists

Joe dan Jerry pun tertarik dengan salah satu anggota band sekaligus penyanyi, yakni Sugar (Marilyn Monroe). 

Mereka bersaing untuk mendapatkan Sugar dengan segala upaya, Joe menyamar sebagai pengusaha minyak,.

Sementara Jerry malah didekati oleh seorang miliarder lanjut usia bernama Osgood Fielding III (Joe E. Brown).

Berada dalam kemelut, Colombo dan anak buahnya mendatangi hotel tempat band tersebut mengadakan pentas, guna menghadiri pertemuan para mafia. 

Maka, situasi pun semakin runyam sekaligus seru dan mendebarkan.

Latar film Some Like It Hot berada tahun 1929 pada 
Prohibition Era atau Era Larangan, yang kerap melibatkan perseturuan antara pihak berwajib dengan mafia atau gangster

Premisnya sendiri merupakan adaptasi dari film Perancis berjudul Fanfare d’amour yang dirilis tahun 1935.    

Selain 
Some Like It Hot kala itu kontroversial melalui tema berkenaan dengan objek homoseksualitas secara implisit dan penyamaran transeksual melalui cross-dressing

Film ini juga melibatkan aksi gangster yang terinspirasi dari peristiwa nyata Saint Valentine’s Day Massacre, dengan gaya ringan dan bersifat komedi tentunya.

Meski ditujukan sebagai film komedi romantis, adegan pembuka Some Like It Hot terasa lebih serius melalui tone yang cenderung kelam.

Awal kisahnya menyajikan aksi laga akan upaya agen federal yang diperankan Pat O’Brien dalam mengincar seorang gangster, yakni Spats Colombo.

some like it hot ikonik klasik
United Artists

Puncak intensitas terjadi dalam adegan saat geng Colombo membantai kelompok yang dipimpin oleh seorang informan bernama “Toothpick” Charlie.

Peristiwanya tepat pada saat Joe dan Jerry hendak mengambil mobil di sebuah garasi.

Hal tersebut cukup kontras antara dunia kejam gangster dengan dunia ringan duo musisi Joe dan Jerry yang sedang mengalami kesulitan finansial.

Joe dan Jerry sesungguhnya juga tak luput dari lingkungan gangster dalam klub malam, saat mereka berhasil kabur dalam razia polisi terhadap kawanan Colombo.

Elemen komedi baru dimulai saat Joe/Josephine dan Jerry/Daphne menyamar sebagai wanita ala film Tootsie (1982) atau Mrs. Doubtfire (1993).

Mereka tiba di stasiun kereta dan bergabung dengan band wanita, yang dilanjutkan kemunculan figur Sugar penuh pesona dengan sex appeal di mata mereka.

Maka petualangan sesungguhnya pun dimulai, bagaimana rumitnya Joe dan Jerry rasakan sebagai wanita melalui cara komedi dan humor cerdas, atas berbagai kekonyolan yang terjadi.

Baca juga: What Women Want (2000) : Kepekaan terhadap Wanita
 

sinopsis film some like it hot
United Artists

Joe yang semula adalah tipe pria perayu wanita, dalam prosesnya sebagai ‘Josephine’ mengalami perubahan pandang terhadap objek wanita itu sendiri.

Sedangkan Jerry/Daphne tak kalah mengejutkan, setelah berkencan dengan Osgood yang melamarnya untuk menikah. 

Alih-alih mendapatkan garansi keamanan dari buruan Colombo terhadapnya, sisi ‘kewanitaan’ Jerry timbul tanpa menghiraukan rasional dan fakta yang ada.

Figur Jerry mungkin tidak sekuat Joe, karena dua kali disadarkan olehnya. 

Pertama di dalam gerbong kereta saat aksi mereka pertama sebagai wanita, Joe mengingatkan kepada Jerry bahwa ia adalah seorang ‘wanita’.

Kedua, Joe menyadarkan Jerry bahwa ia adalah seorang pria perihal rencana pernikahannya dengan Osgood.

Duo dinamis Joe dan Jerry begitu solid diperankan Tony Curtis yang selewat mengingatkan saya akan gaya akting Tom Hanks muda yang lekat dengan tipe film komedi.

Sedangkan performa kocak Jack Lemmon begitu mengesankan dan selalu membuat saya tertawa lepas.

Tipikal gaya dan performa Marilyn Monroe sebagai Sugar terlihat standar, namun mampu memberikan energi utama di film ini, baik secara penampilan fisik maupun dialog.

Sulit untuk melupakan berbagai momen dari aksi figurnya yang memang ikonik.

ulasan film some like it hot
United Artists
 
Meski Monroe sebagai peran utama di film ini, namun figur Sugar dirasa sebagai seorang tipikal wanita dalam keadaan pelarian terhadap para lelaki yang selalu memanfaatkannya. 

Hal tersebut tercermin dari dialognya dengan Joe/Josephine: 
It’s the story of my life. I always get the fuzzy end of the lollipop.”

Sejumlah aktor/aktris pendukung pun tak kalah gemilang performanya, terutama Joe E. Brown sebagai si tua keladi Osgood dalam gaya komik yang selalu mengundang tawa. 

Adapun figur Colombo yang dibawakan George Raft dibuat serius tanpa ada kekonyolan sedikitpun.

Sepertinya saya mulai paham akan kesengajaan sineas memilih penyajian warna dalam hitam-putih. 

Hal utama saya rasa untuk menurunkan atmosfir kekerasan dalam sejumlah adegan yang melibatkan kawanan gangster Colombo, terutama kejutan saat mereka berada di Miami.

Sedangkan lainnya mungkin untuk menegaskan kesan klasik, mengingat setting waktu cerita berada di tahun 20’an dalam Era Pelarangan.

Penampilan Sugar saat manggung, seklias mengingatkan saya akan klip video “Voque” milik Madonna.

Secara keseluruhan, film Some Like It Hot dirasa bukan sepenuhnya didominasi dengan komedi.

Meski beberapa adegan tertentu begitu meriah dan mampu mengocok perut saya seperti saat pesta diam-diam dalam kereta, lalu adegan Jerry dan Osgood di dalam lift hotel.

film some like it hot komedi romantis
United Artists

Sekuen akan aksi dari skenario yang dibuat oleh Joe antara dirinya dengan Sugar sementara mengorbankan Jerry dengan Osgood menjadi keseruan tersendiri.

Sama halnya dengan adegan slasptick pengejaran kawanan Colombo terhadap Joe dan Jerry di hotel.

Puncak tawa bahak saya pun terjadi dalam adegan penutup melalui dialog antara Jerry dan Osgood, sehingga Some Like It Hot sungguh menjadi salah satu film komedi dengan dialog terbaik sepanjang masa!

Upaya brilian para penulis naskah film ini yakni Billy Wilder dan I.A.L. Diamond patut diacungi jempol.

Mereka mampu menempatkan dan menyambungkan sejumlah kalimat tepat sasaran dan begitu mengena.

Some Like It Hot memang pantas dinobatkan sebagai salah satu drama komedi romantis klasik ikonik terbaik.

Sangat disarankan untuk ditonton dalam masa isolasi saat ini, sebagai hiburan ringan namun berkualitas.  

Demikian sinema drama review Some Like It Hot, film komedi romantis klasik ikonik terbaik dari Marilyn Monroe.

Score : 4 / 4 stars

Some Like It Hot | 1959 | Drama, Komedi, Romantis | Pemain: Marilyn Monroe, Tony Curtis, Jack Lemmon, George Raft, Joe E. Brown, Pat O’Brien, Joan Shawlee | Sutradara: Billy Wilder | Produser: Billy Wilder | Penulis: Robert Thoeren, Michael Logan. Naskah: Billy Wilder, I.A.L. Diamond | Musik: Adolph Deutsch | Sinematografi: Charles Lang | Distributor: United Artists | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 121 Menit

Comments