The Rocketeer (1991): Aksi Sang Roket Misterius

film the rocketeer aksi sang roket misterius
Buena Vista Pictures

Sinema superhero review The Rocketeer, film yang mengisahkan aksi sang roket misterius.

Seandainya saya tidak melewatkan The Rocketeer dahulu kala di layar bioskop, mungkin pengalaman dan pengetahuan akan lebih cepat diperoleh, serta tentu saja Jennifer Connelly!

Meski secara kritik cukup memuaskan, sayangnya film ini gagal dalam perolehan box office di tahun 1991, padahal sebenarnya tidaklah mengecewakan dan sarat akan petualangan seru.

The Rocketeer diadaptasi dari karakter komik superhero karya Dave Stevens sejak tahun 1982. 

Alter-ego sang roket misterius yakni Cliff Secord yang merupakan seorang pilot pengganti, menjadi tribut terhadap sejumlah figur heroik mulai dari tahun 1930’an hingga 1950’an.

Maka tak heran, jika setting cerita The Rocketeer berada di akhir era 30’an yang kental dengan nuansa retro dan nostalgia.

Kisahnya terinspirasi dari film seri King of the Rocket Man dan Commando Cody, serta diva populer seperti Bettie Page.

Tahun 1938 di Los Angeles, seseorang tiba di lapangan terbang setelah rekannya tewas tertembak oleh kawanan otoritas yang mengejarnya.

Lalu ia pun menyembunyikan barang curian dari Howard Hughes (Terry O’ Quinn), berupa roket peluncur ke dalam bagasi pesawat yang dimiliki Cliff Secord (Bill Campbell).

Cliff dan mekaniknya yakni Peevy (Alan Arkin) lalu menemukan roket peluncur tadi dan sempat uji coba, sehingga Peevy membuatkan helm khusus untuk Cliff.

review film the rocketeer
Buena Vista Pictures

Peluncur roket yang diketahui dicuri oleh anak buah gangster bernama Eddie Valentine (Paul Sorvino), juga diincar oleh FBI serta seorang eksekutor berdarah dingin bernama Lothar.

Sementara di tempat lain, kekasih Cliff bernama Jenny (Jennifer Connelly) adalah calon bintang film dan selesai syuting bersama aktor senior Neville Sinclair (Timothy Dalton). 

Pendekatan Sinclair terhadap Jenny rupanya memiliki motif tersembunyi, sehingga selain Cliff yang terbakar kecemburuannya, segara bertindak untuk menyelidikinya.

Sebagai hasil adaptasi komik superhero dan juga diproduksi oleh Disney, The Rocketeer tampak terasa ringan dan klise. 

Namun elemen suspens dan intelijen yang dikombinasikan dengan aksi laga memikat, menambah level The Rocketeer yang tak kalah dengan figur heroik populer umumnya.

FIlm ini diawali dengan atmosfir yang tenang dan lamban melalui kredit dan adegan pembuka lengkap dengan gerakan slow-motion di markas Cliff dan Peevy.

Narasinya menegaskan nuansa klasik di masa Pra-Perang Dunia II, seperti halnya petualangan Indiana Jones atau The Mummy-nya Brendan Fraser.

Sementara adegan saat Sinclair sedang syuting film bernuansa period, mengingatkan akan karakter Inigo Montoya yang berduel pedang dalam sebuah kastil dari film The Princess Bride (1987).

ulasan film the rocketeer
Buena Vista Pictures

Selain itu, beberapa adegan mendebarkan seperti aksi Cliff menggunakan roket peluncurnya, serta baku hantam dalam zeppelin (balon udara) menjelang akhir cerita, tak kalah serunya.

Penggunaan efek spesial yang kurang maksimal terhadap penyesuaian visual antara figur utama dengan latar belakang.

Dalam adegan di balon udara atau zeppelin, serta ledakan atau semburan pyro, dirasa sedikit mengganjal.

Hal itu mengingat studio sebesar Disney harusnya mampu mewujudkan hal tersebut menjadi lebih baik.

Terpilihnya aktor kelas B, yakni Bill Campbell sebagai karakter utamanya pun agak disayangkan. 

Performanya sebagai Cliff kurang meyakinkan dalam menyajikan kedinamisan emosional dan psikologis yang seharusnya mengkoneksikannya dengan audiens.

Untungnya, masih bisa tertutup meski tak rapat, berkat chemistry kuat dengan figur Jenny.

Malah karakter Peevy yang dimainkan Alan Arkin lebih superior dan menonjol, sehingga mampu menarik simpati lebih dalam. 

Begitu pula dengan performa berwibawa Terry O’ Quinn sebagai figur legendaris Howard Hughes, serta tak kalah mengkilapnya Paul Sorvino sebagai Eddie Valentine.

sinopsis film the rocketeer
Buena Vista Pictures

Penampilan yang agak sedikit membosankan dari Timothy Dalton sebagai Sinclair, sulit untuk menyingkirkan citranya sebagai James Bond.

Sosoknya misterius, karismatik serta romantis, mirip dengan perannya di film Brenda Starr (1989).

Jika figur Jenny tidak diperankan Jennifer Connelly, maka The Rocketeer mungkin saja langsung bakal terlupakan dan terlewatkan. 

Performa aktris muda yang saat itu karirnya mulai menanjak sedikit demi sedikit, mampu meluluhkan hati dengan melihat performa standarnya sekalipun.

Meski saya belum pernah mengeksplorasi komiknya, karakterisasi figur utama rasanya sulit dikembangkan lebih lanjut secara revolusioner ataupun eksploitatif,

Mungkin filmnya lebih cocok dijadikan serial melalui jaringan televiisi atau digital.

The Rocketeer memang unik dan menarik berkat karakter sang roket misterius yang ikonik dan heroik.

Hanya saja film ini dieksekusi dalam balutan aksi laga standar, tanpa memompa adrenalin audiens serta elemen thriller yang kurang menggigit.

Demikian sinema superhero review The Rocketeer, film yang mengisahkan aksi sang roket misterius
      
Score: 2.5 / 4 stars

The Rocketeer | 1991 | Superhero, Petualangan, Fiksi Ilmiah | Pemain: Bill Campbell, Alan Arkin, Jennifer Connelly, Timothy Dalton, Terry O’ Quinn, Ed Lauter, James Handy, Paul Sorvino | Sutradara: Joe Johnston | Produser: Charles Gordon, Lawrence Gordon, Lloyd Kevin | Penulis: Berdasarkan karakter karya Dave Stevens. Pengembangan cerita dan naskah: Danny Bilson, Paul De Meo, William Dear | Musik: James Horner | Sinematografi: Hiro Narita | Distributor: Buena Vista Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 108 Menit

Comments