5 Film The Exorcist Ini Perlu Anda Ketahui, Dua Diantaranya Kontroversial

review lima film the exorcist sekuel prekuel
Warner Bros Pictures, 20th Century Fox

Sinema horor, review lima film The Exorcist termasuk dua film yang kontroversial.

The Exorcist merupakan salah satu film horor terbaik sepanjang masa, khususnya tentang kerasukan roh jahat.

Narasi The Exorcist dalam perkembangannya berkenaan dengan sosok iblis Pazuzu.

Terdapat total lima film The Exorcist, yang terdiri dari masing-masing dua sekuel serta prekuel. Namun artikel ini tidak memuat serial yang rilis tahun 2016 silam. 

Langsung saja menuju review singkat lima film The Exorcist di bawah ini.

review sinopsis the exorcist
Warner Bros Pictures

The Exorcist (1973)

Pastur Damien Karras (Jason Miller) dan Lankaster Merrin (Max von Sydow) melakukan eksorsisme.

Korban kerasukan roh jahat adalah seorang gadis pra-remaja yakni Regan (Linda Blair).

Sebelumnya sang ibu yakni Chris (Ellen Burstyn) menyerah terhadap pengobatan medis dan psikologi.

Film The Exorcist telah dibahas sebelumnya DISINI.

review sinopsis exorcist II the heretic
Warner Bros Pictures

Exorcist II: The Heretic (1977)

Pastur Philip Lamont (Richard Burton) ditugaskan untuk menyelidiki kematian Pastur Merrin.

Lamont mendatangi Regan (Linda Blair) yang kini beranjak remaja untuk mengingat kembali peristiwa lalu.

Meski Regan lupa akan kejadian tersebut, ia menjalani psikoterapi dari Dr. Gene Tuskin (Louise Fletcher).

Tuskin sempat menentang, namun akhirnya ia setuju melakukan hipnotis kepada Regan dan Lamont.

Diketahui bahwa iblis yang merasuki Regan adalah Pazuzu, dan komunikasi batin antara Regan dengan Lamont pun terjadi.

Dalam proses hipnotis, Pazuzu membawa Lamont ke masa lalu di Afrika, saat Merrin melakukan eksorsisme.

Exorcist II: The Herectic adalah salah satu sekuel horor terburuk sepanjang masa.

Penulis William Goodhart dan Rospo Pallenberg, serta sineas John Boorman dengan bebas sajikan versi tersendiri.

Performa dan dialog yang buruk, serta paksaan narasi terhadap para figur cerita, mengakibatkan film ini sulit dinikmati.

Adegan epik menjelang akhir cerita sungguh berlebihan dan jauh dari logika, berkenaan dengan kondisi lingkungan sekitar.

Tema musik yang dibawakan Ennio Morricone dan adegan serbuan ngengat, mengingatkan saya akan film Phenomena (1984) dari Dario Argento.

Film ini tak lebih dari sekadar rekreasi dari film sebelumnya, tanpa ada hal yang baru dan segar.

Mungkin elemen surealisme dalam Exorcist II, sedikit memberikan nilai lebih, mesti tetap terasa aneh.

Skor: 0.5 / 4 stars

review sinopsis the exorcist III
20th Century Fox

The Exorcist III (1990)

Lima belas tahun berselang dari peristiwa eksorsisme Regan MacNeal, Kota Georgetown kembali didatangi entitas misterius.

Serangkaian pembunuhan acak yang sadis dan janggal pun terjadi.

Sahabat Pastur Dyer (Ed Flanders), yakni Letnan Polisi William F. Kinderman (George C. Scott) menyelidiki hal tersebut.

Hingga suatu hari Dyer yang dirawat di rumah sakit, terbunuh dengan cara yang sama.

Kinderman memerintahkan banyak anak buahnya menjaga ketat rumah sakit tersebut.

Namun apa yang ia temukan terhadap salah satu pasien sakit jiwa, sungguh mengejutkan.

The Exorcist III kembali pada akarnya, dalam adaptasi novel lanjutan karya William Peter Blatty berjudul Legion.

Groge C. Scott menggantikan Lee J. Cobb sebagai Inspektur William dari film pertama.

Sedangkan Ed Flanders menggantikan Pastur William O'Malley sebagai Pastur Dyer.

Sejak kehilangan Damien Karras, Inspektur William menjadi temperamental, sedangkan Pastur Dyer menjadi sinis terhadap hidupnya sendiri.

Gaya penuturan film kali ini berbeda, terasa lebih ambigu dan agak monoton karena dijejali banyak dialog.

Namun tingkat kengerian film ini hampir sama dengan The Exorcist, melalui sejumlah hal yang misterius dan ganjil.

Beberapa adegan tertentu sungguh menyeramkan, termasuk salah satu jump scare terbaik sepanjang masa.

Elemen psikologi The Exorcist III dalam adegan kunjungan sel isolasi, cukup membingungkan dan sulit diterima.

Penyelesaian babak ketiga pun dirasa begitu klise dan agak dipaksakan.

Skor: 2.5 / 4 stars

review sinopsis exorcist the beginning
Warner Bros Pictures

Exorcist: The Beginning (2004)

Pastur Lankester Merrin (Stellan Skersgard) sedang krisis iman dan fokus menjadi seorang arkeolog.

Trauma dalam Perang Dunia II di Eropa, ia berada di Afrika dan diminta pihak Gereja untuk membantu sebuah penggalian.

Penggalian arkeologi tersebut didukung Pemerintahan Inggris melalui Mayor Granville (Julian Wadham).

Mereka menemukan sebuah Gereja Kuno Zaman Byzantium di Kenya, Merrin pun didampingi Pastur Francis (James D'Arcy) dari Vatikan.

Merrin juga bertemu dengan seorang dokter bernama Sarah (Izabella Scorupco) dan akrab satu sama lain.

Namun keganjilan yang berubah menjadi teror menakutkan telah ada, sebelum kedatangan Merrin.

Exorcist: The Beginning versi Renny Harlin ini, merupakan salah satu dari dua prekuel kontroversial.

Film ini merupakan alternatif dari versi sebelumnya yang disutradarai Paul Schrader.

Banyak hal yang terkesan dibuat asal jadi di film ini, terutama dari alur yang terkadang lompat tak karuan.

Banyaknya elemen jump scare modern, memperburuk melalui adegan dalam mengisi durasi waktu cerita film.

Kurangnya kedalaman karakter juga menjadi ganjalan besar.

Meski demikian, efek riasan terhadap figur kerasukan iblis cukup meyakinkan, seperti dalam adegan menjelang akhir cerita yang mengesankan.

Skor: 1.5 / 4 stars

review sinopsis dominion prequel to the exorcist
Warner Bros Pictures

Dominion: Prequel to the Exorcist (2005)

Pastur sekaligus arkeolog, Lankester Merrin (Stellan Skersgard) sedang mengalami krisis iman.

Ia melakukan penggalian terhadap Gereja Kuno Zaman Byzantium di Afrika tahun 1947. Pihak Gereja Katholik menugaskan Pastur Francis (Gabriel Mann) mendampingi Merrin.

Selain Francis, juga ada sekelompok tentara Inggris yang dipimpin Mayor Granville (Julian Wadham).

Setelah ditelusuri, di bagian bawah Gereja tersebut terdapat tempat ritual pagan penyembahan setan.

Melalui seorang pasien, maka teror roh jahat pun mulai mengancam mereka, melalui kebencian, murka, serta pembunuhan.

Dominion: Prequel to the Exorcist adalah versi awal yang disutradarai Paul Schrader, namun baru dirilis setahun setelah Exorcist: The Beginning.

Adegan pembuka dalam salah satu dari dua prekuel kontroversial ini, berlangsung intens serta tragis.

Film ini terasa lebih baik daripada Exorcist: The Begining, karena arahan dan penceritaan bergaya film The Exorcist.

Begitu pula dengan karakterisasi yang lebih dalam, beserta intensitas penuh sekaligus dramatis.

Hanya saja efek spesial yang terkesan murahan, merusak suasana yang telah dibangun dengan rapih.

Begitu pula dalam adegan puncak menjelang akhir, dirasa terlalu mudah dan kurang megah.

Skor: 2.5 / 4 stars

Itulah sinema horor, review lima film The Exorcist termasuk dua film yang kontroversial.

Comments