Ronin (1998): Upaya Merebut Koper Misterius dalam Aksi Laga Spektakuler

ronin upaya rebut koper misterius aksi laga spektakuler
Metro-Goldwyn-Mayer

Sinema aksi laga review Ronin, film tentang upaya merebut koper misterius dalam aksi laga spektakuler.

Ronin merupakan akhir yang sempurna hasil penyutradaraan John Frankenheimer sebelum meninggal.

Film ini juga merupakan salah satu aksi laga murni terbaik era 90'an, yang kini sulit didapatkan.

Tidak perlu menjadi ikonik, Ronin meraih kritik positif meski pendapatannya tidak tinggi.

Judul "Ronin" diambil sebagai istilah untuk para Ksatria Samurai tanpa tuan, sesuai dengan narasinya.

Baca juga: Le Samourai (1967): Kastria Samurai Sang Pembunuh Bayaran

Ronin mengisahkan sekelompok orang dalam rangka merebut sebuah koper melalui instruksi dari Deidre (Natascha McElhone).

review film ronin  spionase terorisme
Metro-Goldwyn-Mayer

Deidre mendapatkan kontak merekrut Sam (Robert De Niro), dari seorang atasannya dan bertemu di Paris.

Sam bergabung dengan Vincent (Jean Reno), Spence (Sean Bean), Gregor (Stellan Skarsgard), serta Larry (Skipp Sudduth).

Suasana menjadi kacau saat hendak membeli senjata dan baku tmebak terjadi, meski akhirnya mereka mendapatkannya.

Melalui Deidre, rencana merebut koper tertunda setelah Mafia Rusia menawarkan harga koper tersebut.

Sam yang selalu penasaran dan skeptis, ditemnai Deidre, mengamati di lapangan dan mengintai pihak pemegang koper yang berada di dalam vila.

Keesokan harinya mereka mulai menyergap konvoi tersebut dalam perjalanan dari vila menuju hotel di Nice.

Ternyata dalam upaya merebut koper tersebut, ada sebuah kejutan menanti.

Ronin merupakan salah satu aksi laga thriller terbaik sepanjang masa, melalui premis yang serba misterius

ulasan ronin john frankenheimer robert de niro
Metro-Goldwyn-Mayer

Banyak hal yang membuat penasaran, siapa sesungguhnya para figur protagonis dan antagonis itu.

Dialognya mampu menjaga rahasia tersembunyi, yang penting mereka mendapatkan bayaran tinggi.

Hal itulah yang menuntun audiens larut dalam sejumlah aksi laga fantastis penuh intrik di film ini.

Hanya tebakan liar dan semua kemungkinan bisa terjadi, apapun istilahnya, baik pengkhianatan, konspirasi, maupun aktivitas intelijen.

Ronin menyisakan sedikit demi sedikit petunjuk mulai di babak kedua, meski tetap sulit arah dan motivasinya.

Performa De Niro sebagai Sam baik adanya, seperti chemsitry yang kuat dengan Vincent diperankan Jean Reno.

Mengejutkan tentunya datang dari figur Spence yang diperankan Sean Bean.

Laga kejar-kejaran mobil di jalanan Nice bukan terjadi sekali saja, namun beberapa kali. 

Adegan tersebut menjadi salah satu yang terbaik selain Bullitt (1968) dan The French Connection (1971).

Baca juga: 5 Jenis Film Klasik Balapan Mobil yang Menginspirasi

Teknik tradisional yang diterapkan Frenkheimer terhadap adegan tersebut, sungguh luar biasa.

sinopsis alur film ronin aksi laga
Metro-Goldwyn-Mayer

Dirilis akhir 90'an, Ronin tidak seperti film aksi laga modern yang sarat tipuan CGI dan pergerakan lebay.

Frankheimer mampu mengarahkan pada momen yang tepat. Ia tahu persis kapan zoom kamera bermain, serta sudut pandang dan gerakan cepat dilakukan.

Setting lokasi di Perancis, seperti Paris dan Nice, baik dalam dialog maupun aksi laga, menjadi keasyikan sendiri untuk dinikmati.

Scoring-nya pun sangat membantu mood untuk menikmati intensitas laga yang menggenjot adrenalin.

Selama durasi dua jam, Ronin memuaskan saya akan kisah yang solid, misterius, banyak kejutan, serta oktan yang tinggi.

Demikian sinema aksi laga review Ronin, film tentang upaya merebut koper misterius dalam aksi laga spektakuler.

Score: 4 / 4 stars

Ronin | 1998 | Aksi Laga, Thriller | Pemain: Robert De Niro, Jean Reno, Natascha McElhone, Stellan Skarsgård, Sean Bean, Jonathan Pryce | Sutradara: John Frankenheimer | Produser: Frank Mancuso Jr. | Penulis: J.D. Zeik. Naskah: J.D. Zeik, David Mamek | Musik: Elia Cmiral | Sinematografi: Robert Fraisse | Distributor: Metro-Goldwyn-Mayer | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 121 menit

Comments