Jurassic World Dominion (2022): Ambisi Nostalgia dalam Dominasi Dinosaurus

jurassic world dominion ambisi nostalgia dominasi dinosaurus
Universal Pictures

Sinema fiksi ilmiah petualangan review Jurassic World Dominion, ambisi  nostalgia dalam dominasi dinosaurus. 

Jurassic World Dominion menjadi sebuah ambisi besar, tampak sebagai sekuel pamungkas dari trilogi Jurassic World.

Film ini juga melengkapkan dua trilogi berkesinambungan antara Jurassic Park dengan Jurassic World.

Baca juga: Review Lima Film Jurassic Park Berdasarkan Peringkat

Maka lengkaplah sudah sekuel dari trilogi dari Jurassic Park yang berawal dari film fenomenal di tahun 1993 silam.

Membawa kembali trio Sam Neill-Laura Dern-Jeff Goldblum dari trilogi orisinalnya, menjadi tren terhadap sekuel nostalgia.

Jurassic World Dominion mengisahkan peristiwa dari film sebelumnya, bahwa dinosaurus mulai hidup membaur dengan habitat manusia.

review ulasan film jurassic world dominion
Universal Pictures

Pihak Biosyn Genetics berhasil menculik Maisie (Isabella Sermon), putri angkat Owen (Chris Pratt) dan Claire (Bryce Dallas Howard).

Sementara Ellie (Laura Dern) bersmaa dengan Alan (Sam Neill) menyusup ke dalam markas Biosyn.

Mereka diam-diam dibantu oleh Ian (Jeff Goldblum) yang bekerja pada Biosyn yang dimilki Lewis (Campbell Scott).

Ellie ingin membuktikan bahwa apa yang dilakukan Biosyn merupakan pelanggaran hukum alam yang akan mengancam keberdaan manusia.

Jurassic World Dominion sejatinya melanjutkan kisah petulangan Owen dan Claire.

Kali ini figur Maisie menjadi karakter kunci, sejak latarnya mulai sedikit terungkap dari film sebelumnya.

Adapun bentuk korporasi dalam film ini, seperti biasa diungkapkan secara klise melalui ambisi figur antagonis Lewis.

Tentu saja aspek nostalgia menjadi poin paling menarik di film ini, sesuai dengan narasi akan dominasi global dinosaurus.

Alan Grant dan Ellie Sattler semakin menegaskan chemsitry mereka satu-sama lain.

Sedangkan Ian Malcolm masih nyentrik penampilan dan gaya bicara yang nyeleneh, sekaligus berkarismatik.

Namun dari sisi negatif, dramatisasi Jurassic World Dominion terasa datar dan kurangnya bumbu drama yang baik.

Hanya pengungkapan penuh terhadap figur Maisie, menjadi satu-satunya yang terbaik dan emosional.

Alur ceritanya disajikan begitu ringan dan mudah diprediksi hingga akhir.

alur sinopsis jurassic world dominion
Universal Pictures

Peran para figur pendukungnya pun mudah ditebak dan begitu dangkal, namun kali ini figur "Beta Male" Franklin kembali normal meski hanya tampil sebentar.

Bintang utama Jurassic World Dominion yang paling menarik adalah Giganotosaurus, meski akhirnya T-Rex tetap menjadi ikon legendaris.

Ada dua adegan mengesankan saat Claire harus menghindari dari incaran Therizinosaurus di hutan.

Sedangkan Owen dan Kayla (DeWanda Wise) harus menghadapi keganasan burung besar seperti naga, mungkinkah Quetzalcoatlus?

Sangat sulit merasakan pengalaman yang sama saat menonton Jurassic World Dominion dibandingkan dengan Jurassic Park (1993).

Terlebih kita sudah terbiasa dengan tontonan efek visual ala CGI dengan para aktor beraksi di depan green screen.

Sayangnya, film Jurassic World Dominion juga tidak menampilkan format persegi panjang di layar bioskop.

Meski demikian, sebagai hiburan dalam memenuhi aksi seru-seruan, Jurassic World Dominion merupakan pilihan tepat saat ini.

Jurassic World Dominion saya anggap sebagai penutup sekuel trilogi Jurassic Park yang cukup baik adanya.

Itulah sinema fiksi ilmiah petualangan review Jurassic World Dominion, sekuel trilogi Jurassic Park akan nostalgia dalam dominasi dinosaurus. 

Score: 2.5 / 4 stars

Jurassic World Dominion | 2022 | Petualangan, Fiksi Ilmiah | Pemain: Chris Pratt, Bryce Dallas Howard, Laura Dern, Jeff Goldblum, Sam Neill, DeWanda Wise, Mamodou Athie, BD Wong, Omar Sy, Isabella Sermon, Campbell Scott | Sutradara: Colin Trevorrow | Produser: Frank Marshall, Patrick Crowley | Penulis: Berdasarkan karakter dari novel karya Michael Crichton. Pengembangan cerita: Derek Connolly, Colin Trevorrow. Naskah: Emily Carmichael, Colin Trevorrow | Musik: Michael Giacchino | Sinematografi: John Shwartzman | Distributor: Universal Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 146 menit

Comments