The Devil's Light (2022): Horor Eksorsisme dan Trauma Psikologi

the devils light horor eksorsisme trauma psikologi
Lionsgate

Sinema seram review The Devil's Light, film horor tentang eksorsisme dan trauma psikologi.

Film The Devil's Light merupakan kisah horor bertemakan eksorsisme yang dilakukan Gereja Katholik.

Selain itu, The Devil's Light mengangkat tema tentang trauma psikologi masa lalu.

The Devil's Light di Amerika Serikat diberikan judul Prey for the Devil.

Film ini disutradarai Daniel Stamm yang dikenal melalui tema serupa yakni The Last Exorcism (2010).

Terkesan film The Devil's Light memiliki kemiripan dengan The Nun (2018), sama-sama menghadirkan figur protagonis seorang suster gereja.

The Devil's Light mengisahkan dengan latar belakang semakin meningkatnya kasus kemasukan roh jahat.

Pihak Vatikan lalu membuka kembali pusat pelatihan untuk para pastur dalam praktek eksorsis.

Pusat pelatihan juga dibuka di laur Vatikan, namun hanya para pastur yang berhak dalam praktek tersebut.

Gereja Roma bekerjasama dengan para dokter dan psikiater terhadap pasien.

Kerjasama tersebut untuk menentukan apakah pasien tersebut mengalami gangguan mental atau kerasukan.

Sementara para biarawati dan suster melayani para pasien tersebut.

sinopsis film the devils light
Lionsgate

Ann (Jacqueline Byers) merupakan salah satu suster yang memiliki trauma masa kecil dengan sang ibu.

Suatu hari, Ann diserang oleh salah satu pasen yang kerasukan roh jahat.

Rupanya Ann memiliki masa lalu kelam, namun memiliki kekuatan berupa empati terhadap pasien.

Meski awalnya ditentang kepala pelatih pastur, yakni Quinn (Colin Salmon) namun akhirnya dikabulkan Kardinal Matthews (Ben Cross).

Baca juga: The Sentinel (1977): Sang Penjaga Gerbang Neraka

Dibimbing Quinn, Ann ikut dalam kelompok untuk mengusir roh jahat yang berada dalam tubuh Natalie (Posy Taylor).

The Devil's Light memiliki premis menarik, tentang pelatihan eksorsisme di lingkugan Gereja Katholik.

Mengenai figur suster daripada pastur dalam aturan ketat Gereja Katolik, merupakan ide segar.

Dipastikan bahwa The Devil's Light bebas dari racun feminisme modern dan tentu tidak WOKE.

ulasan film horor the devils light eksorsisme
Lionsgate

Justru figur Suster Ann sendiri punya trauma masa kecil, hingga saat dewasa pun dirinya bermasalah sebelum menjadi suster.

Ada sebuah misteri yang mampu ditutup rapat, dalam masa kecil Ann dengan figur Natalie.

Perlahan dan pasti, mulai terungkap bertahap masa lalu Ann, sambil alur kontemporer terus berjalan.

Sebuah pelintiran mengejutkan akhirnya datang juga!

Performa aktris Kanada Jacqueline Byers sangat pas sebagai Suster Ann yang memiliki aura menenangkan.

Karakterisasi nya memiliki aura menenangkan sekaligus memiliki karisma, meski dirinya rapuh karena trauma.

Atmosfir suspens dalam The Devil's Light begitu kental, terkadang sedikit emosional dan dramatis.

Baca juga: The Unholy (1988): Bartarung dengan Iblis Wanita Penggoda dalam Gereja

Suasana dan mood horor supranatural dibangun dengan baik dan tidak terburu-buru.

Hanya saja film ini dirusak dengan banyaknya adegan jump scare bagaikan naik wahana theme park.

alur cerita the devils light
Lionsgate

Belum lagi penyelesaian menjelang akhir yang terlalu standar dan tidak mengesankan.

Hal itu diperparah dengan adegan akhir menjelang kredit penutup, sungguh menggelikan.

Adapun setting lokasi di komplek institusi tersebut, sangat bisa dinikmati.

The Devil's Light adalah sebuah horor menarik, meski tidak istimewa dan solid seperti halnya The Exorcist (1973).

Film ini tetaplah sangat menghibur sebagai horor berlatar religius tentang eksorsisme dipadukan dengan trauma psikologi.

Demikian sinema seram review The Devil's Light, film horor tentang eksorsisme dan trauma psikologi.

Score: 2.5 / 4 stars

The Devil's Light | 2022 | Horor | Pemain: Jacqueline Byers, Colin Salmon, Christian Navarro, Lisa Palfrey, Nicholas Ralph, Ben Cross, Virginia Madsen | Sutradara: Daniel Stamm | Produser: Paul Brooks, Earl Richey Jones, Todd R. Jones, Jessica Malanaphy | Penulis: Robert Zappia, Earl Richey Jones, Todd R. Jones | Musik: Nathan Barr | Sinematografi: Denis Crossan | Editor: Tom Elkins | Distributor: Lionsgate | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 93 menit

Comments