Seven Samurai (1954): Tujuh Ksatria Bela Sebuah Desa Hadapi Bandit

saeven samurai tujuh ksatria bela desa hadapi bandit
Toho

Sinema drama petualangan review Seven Samurai, tentang tujuh ksatria bela sebuah desa hadapi bandit.

Tujuh orang ksatria Jepang akhirnya bela sebuah desa hadapi serangan bandit dalam film Seven Samurai.

Seven Samurai dirilis hanya sembilan tahun pasca kekalahan Jepang dari Perang Dunia II. 

Film ini menjadi inspirasi signifikan dan punya pengaruh besar terhadap perfilman barat.

Seven Samurai banyak dipuji kritikus barat, sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa.

Film western klasik, The Magnificent Seven (1960) adalah buah inspirasi langsung dari Seven Samurai.

Tidak hanya Seven Samurai saja, namun sejumlah film produksi Jepang yang dirilis pada era 1950'an menjadi semakin populer.

Sebut saja Rashomon (1950), The Idiot (1951), Tokyo Story (1953), hingga Godzilla (1954).

Premis Seven Samurai memiliki latar belakang sejarah pada Periode Sengoku abad ke-16.

Dalam masa tersebut banyak kelompok bandit menjarah dan menguasai berbagai pedesaan di Jepang.

review seven samurai
Toho

Seven Samurai mengisahkan sebuah desa sedang krisis dan mulai gerah karena serangan bandit.

Atas petunjuk seorang tetua bernama Gisaku, diperlukan jasa ksatria samurai tanpa tuan, untuk pertahanan desa sekaligus hadapi bandit.

Maka sekelompok orang desa tersebut berangkat menuju kota untuk mencari empat hingga enam orang ksatria samurai.

Adalah Kambei Shimada (Takashi Shimura ), seorang ksatria samurai yang menarik perhatian warga, saat menyelamatkan seorang anak kecil ditawan seseorang.

Salah seorang saksi yang terobsesi yakni putra seorang bangsawan, Katsushirō Okamoto (Isao Kimura) yang ingin menjadi ksatria samurai.

Okamoto memohon kepada Shinada agar diangkat menjadi murid nya, meski awalnya ditolak. 

Sempat skeptis, Shinada akhirnya mau membantu dengan imbalan makanan selama berada di desa tersebut.

Satu-persatu para ksatria samurai bergabung, yakni Gorōbei Katayama (Yoshio Inaba) yang bakal menjadi samurai andalan Shinada.

Sahabat lama Shinada yang telah menjadi warga biasa seorang pedagang, Shichirōji (Daisuke Katō) kembali bergabung. 

Seorang ksatria samurai bijak dan kalem, Heihachi Hayashida (Minoru Chiaki) juga ikut dalam kelompok Shinada.

ulasan film seven samurai
Toho

Sosok pendiam namun punya skill tinggi, Kyūzō (Seiji Miyaguchi) menjadi ksatria samurai terakhir yang menggabungkan diri.

Salah satu kelompok dari desa tersebut, membawa pemabuk yang mengklaim dirinya ksatria samurai yakni Kikuchiyo (Toshiro Mifune).

Shinada menyadari bahwa Kikuchiyo sebelumnya pernah mnegikutinya namun ia tolak.

Maka tujuh ksatria samurai sudah cukup bersama dengan sekelompok warga desa itu menuju desa tersebut.

Meski awalnya ada pandangan negatif warga desa terhadap ksatria samurai, namun secara mengejutkan mampu diatasi Kikuchiyo.

Shinada dan Katayama berjalan mengelilingi desa sambil mengatur strategi pertahanan terhadap serangan bandit.

Para ksatria samurai lain bersama warga desa bekerja sama mewujudukan barikade menghdang serangan bandit.

Beberapa diantarnya melatih semua lelaki warga desa dengan latihan bela diri.  

Okamoto yang berjalan bersama Shinada dan Katayama, sempat mampir menuju area taman bunga, tak sengaja bertemu Shino (Keiko Tsushima).

sinposis seven samurai
Toho

Semula Okatomo menduga Shino adalah lelaki, karena sebuah penyamaran yang diminta sang ayah yakni Manzo.

Oktamo dan Shino lalu jatuh cinta dan kerap bertemu satu sama lain secara rahasia, namun diketahui Kyūzō.

Hingga tiba musim panen tak lama setelahnya, kelompok bandit pun datang dan mendapatkan kejutan.

Melalui durasi 3,5 jam, alur cerita Seven Samurai terasa begitu solid dan terjaga dari awal hingga akhir.

Setidaknya ada lima bagian tertentu yang membagi kisah tersendiri dalam satu rangkaian utuh.

Bagian pertama menggambarkan suasana dan kegerahan warga desa yang frustasi dengan perlakuan kejam para bandit.

Nunasa kelam dan muram sangat kuat, terlebih disajikan melalui format hitam putih.

Adegan semua warga duduk di atas tanah, berkumpul melingkar melakukan argumen satu sama lain.

plot alur cerita seven samurai
Toho

Suasana di dalam kediaman sang tetua Gisaku sangat terasa akan karisma besar.

Saya tidak menyadari efek suara seperti dentuman yang berulang, berasal berasal dari pompa air kediaman Gisaku.

Sosok Gisaku sesungguhnya hanya seorang tetua bijak yang kerap diminta pnadangan nya terhadap keberlangsungan komunitas desa.   

Bagian kedua yakni perjalanan sekelompok warga desa dengan berbagai karakter berbeda.

Menariknya, ada sebuah pertentangan diantara mereka akan pandangan terhadap samurai dan pengaruh nya untuk desa mereka.

Bagian ketiga fokus terhadap upaya mengumpulkan para kastria samurai, melalui pengenalan karakter satu persatu.

Bagian ini cukup menyita waktu alur cerita, namun justru paling menarik.

Selain memiliki alur yang bercabang namun pararel, bagian ini pertama kali membawakan humor segar.

Aksi uji tangkas ksatria samurai, menghilangkan kejenuhan.

Puncaknya tentu saja hadir sosok Kikuchiyo dengan latar belakang misterius. Nantinya latar Kikuchiyo akan terungkap pada bagian keempat secara dramatis.  

seven samurai selamatkan desa
Toho

Bagian keempat adalah adaptasi dan pembauran diantara para ksatria samurai dengan warga desa, dalam rangka persiapan menghadapi bandit.

Adegan dan dialog saat salah satu ksatria samurai menjelaskan panji perang, sungguh berakhir dengan gelak tawa.

Lagi-lagi Kikuchiyo mendapatkan perundungan melalui gaya bercanda diantara para ksatria tersebut. 

Bumbu romansa diantara Okamoto dengan Shino tentu saja menjadi alur menarik pada bagian keempat ini.

Hubungan rahasia mereka bakal menjadi gaduh, apalagi pandangan negatif Manzō terhadap ksatria samurai.

Adegan penyerangan kamp kelompok bandit di suatu lembah, menjadi jembatan menuju bagian kelima.

Momen tersebut menjadi sebuah pengungkapan mengejutkan kepada motif Rikuchi, salah satu warga desa.

Aksi pembakaran kamp serta penumpasan bandit, terasa mengena meski jauh dari kesan brutal.

saga epik seven samurai
Toho

Bagian kelima adalah yang terakhir, berlangsung epik dan mampu menjaga momentum akan laga menghadapi kelompok bandit.

Ini adalah puncak narasi Seven Samurai dalam mengakhiri saga heroik yang cukup kompleks.

Serangan penutup dimulai saat hujan turun, intensitas dibangun perlahan dan meyakinkan.

Semangat pantang menyerah para ksatria samurai, memotivasi warga saat bertarung melawan para bandit ganas.

Aspek penting Seven Samurai tentu saja peran para aktor yang sangat meyakinkan dan emosional.

Toshiro Mifune sangat mendalami peran nya sebagai Kikuchiyo melalui watak temperamen, sekaligus tingkah yang kocak.

Figur nya menjadi bintang utama premis Seven Samurai, sementara Shinada sebagai figur pemimpin klise.

Dialog yang terucap emosional dari Kikuchiyo dihadapan para ksatria samurai, adalah yang terbaik di sepanjang film.

Okamoto adalah sosok anak muda dalam pencarian jati diri, memuja kepempinan Shinada.

Kyūzō menjadi favorit Okatomo atas aksi heroik mengejutkan menghadapi bandit.

ksatria samurai bela desa dari bandit
Toho

Okatomo mengagumi sikap bijak dan netral Kyūzō yang berdiam diri saat mengtahui hubungan rahasia nya dengan Shino.

Sosok Katayama yang diperankan Yoshio Inaba dengan senyuman khas nya, membuat aura nyaman dan sikap bijak yang disukai.

Semua latar visual adegan Seven Samurai impresif, sehingga pantas dinikmati menuju adegan demi adegan selanjutnya.    

Gaya Akira Kurosawa dalam menuliskan cerita, menjadi sutradara sekaligus penyunting adegan, memang luar biasa.

Film Seven Samurai disajikan secara apa adanya, tanpa harus ada aksi laga dan scoring berlebihan.

Itulah sinema drama petualangan review Seven Samurai, tentang tujuh ksatria bela sebuah desa hadapi bandit.

Score: 4 / 4 stars

Seven Samurai | Drama, Period, Petualangan | Pemain: Toshiro Mifune, Takashi Shimura, Keiko Tsushima, Isao Kimura, Daisuke Katō, Seiji Miyaguchi, Yoshio Inaba, Minoru Chiaki, Kamatari Fujiwara, Kokuten Kōdō, Yoshio Tsuchiya, Eijirō Tōno, Jun Tatara, Atsushi Watanabe, Yoshio Kosugi, Bokuzen Hidari, Yukiko Shimazaki | Sutradara: Akira Kurosawa | Produser: Sōjirō Motoki | Penulis: Akira Kurosawa, Shinobu Hashimoto, Hideo Oguni | Musik: Fumio Hayasaka | Sinematografi: Asakazu Nakai | Penyunting: Akira Kurosawa | Distributor: Toho | Negara: Jepang | Durasi: 207 menit

Comments