A Bridge Too Far (1977): Sekutu Terlalu Percaya Diri, Operasi Market Garden Gagal

gagalnya operasi market garden a bridge too far
United Artists

Well as you know, I’ve always thought that we tried to go a bridge too far.

Sinema perang review A Bridge Too Far, tentang gagal nya Operasi Market Garden akibat Sekutu terlalu percaya diri.
 
Dibalik kemenangan Sekutu terhadap Jerman dalam Perang Dunia II, terdapat pula sejumlah operasi militer yang gagal mereka lakukan.

Alih-alih percaya diri yang tinggi serta target waktu yang hendak dicapai, malah menjadi bumerang bagi Sekutu..

Operasi Market Garden merupakan salah satu aksi Sekutu guna mengakhiri perang yang ditargetkan berakhir di bulan Desember 1944, dengan tujuan wilayah Jerman melalui pembebasan Belanda.

Operasi tersebut merupakan salah satu aksi perang terbesar yang digagas Marsekal Lapangan Jenderal Montgomery yang kala itu kerap bersaing dengan Jenderal Patton.

Aksi Operasi Market Garden mengerahkan banyak pasukan terjun payung Sekutu yang merupakan elemen “Market”, serta pasukan Kavaleri Inggris dari daratan yang merupakan elemen “Garden”.

Hal yang paling krusial dalam operasi tersebut yakni menguasai sembilan jembatan vital yang menghubungkan Sungai Rhine menuju wilayah Jerman, dengan pergerakan tentara sepanjang 103 kilometer. 

Meski mereka berhasil membebaskan beberapa kota, namun Sekutu gagal menyeberangi Sungai Rhine.

Operasi Market Garden dirangkum dalam sebuah buku berjudul A Bridge Too Far yang ditulis oleh sejarawan bernama Conelius Ryan di tahun 1974.

Lalu tiga tahun kemudian diadaptasi ke dalam bentuk film dengan jajaran para bintang Hollywood, Inggris, serta negara Eropa lainnya.

Flmnya sendiri mengisahkan aksi Operasi Market Garden dibawah arahan Letjen Browning (Dirk Bogarde) kepada Brigjen Gavin (Ryan O’ Neal) untuk mengamankan kota Nijmengen beserta jembatannya.

Sementara Mayjen Urquhart (Sean Connery) yang dibantu Mayjen Sosabowski (Gene Hackman), mengamankan kota Arnhem berserta kedua sisi jembatannya. 

review ulasan sinopsis film a bridge too far
United Artists

Di perbatasan Belgia-Belanda, pasukan darat Inggris yakni XXX Armoured Corps yang dipimpin Letjen Horrock (Edward Fox), mengamankan semua jembatan hingga kota Arnhem dalam dua hari setelah pendaratan. 

Urquhart terkejut mengetahui bahwa pasukannya bakal mendarat di titik lokasi yang jauh dari jembatan.

Atas dasar sejumlah operasi militer Montgomery kerap batal sebelumnya, Browning  dengan percaya diri menampik data intelijen Belanda yang memperlihatkan foto sejumlah tank Nazi.

Selain itu, masalah lainnya yakni keraguan radio komunikasi yang sulit dijangkau dalam jarak jauh.

Pasukan Urquhart mendapat masalah ketika mendarat, dan tidak mendapat pasokan kendaraan dan suplai makanan, rusaknya radio komunikasi, serta terkepung Nazi.

Sedangkan pasukan Amerika terhadang tatkala Jembatan Son diledakkan Nazi, sehingga membangun jembatan darurat dan terlambat dari jadwal yang seharusnya dibantu pasukan XXX.

Setibanya di Nijmegen pun mereka terhenti oleh perlawanan sengit Nazi yang dipimpin SS Karl Ludwig (Hardy Krüger), sehingga pasukan U.S. Airborne dengan nekat menggunakan perahu guna menggapai jembatan.

Adapun pasukan penerjun Inggris yang dipimpin Letkol Frost (Anthony Hopkins), kewalahan menahan gempuran Nazi yang dipimpin SS Wilhelm Bittrich (Maximilian Schell) di salah satu sisi jembatan Arnhem.

Pasukan Sosabowki masih terhalang kabut di Inggris, sehingga bantuannya sudah terlambat ketika berada di medan perang. 

Meski Sekutu meraih kemenangan di kota Endhoven dan Nijmegen, namun gagal merebut Arnhem, sejak pasukan Urquhart dipaksa mundur dan kehilangan banyak prajuritnya.

gagalnya sekutu a bridge too far
United Artists

Selama hampir 3 jam lamanya, film A Bridge Too Far cukup kompleks dalam menyajikan narasi yang melibatkan banyak figur beserta peranan mereka dalam sebuah operasi militer besar.

Film ini pun secara mengejutkan, memberikan akhir yang cukup impresif.

A Bridge Too Far saya rasa terlalu banyak diisi dengan mega-bintang, seakan mengalihkan atensi kepada performa daripada suasana pelik serta rumit nya Operasi Market Garden itu.

Seperti halnya film The Thin Red Line (1998), banyak bintang yang hanya memerankan peran kecil dan berdampak signifikan dalam naskahnya. 

Robert Redford dan Elliot Gould, maupun Denholm Elliot tak lebih sebagai pengisi figur atau karakter pendukung reguler saja. Sedangkan peran kecil Laurence Olivier juga tidak memiliki dampak apapun.

Namun performa tidak biasa dari Gene Hackman sebagai orang Polandia dengan aksen kentalnya, patut diacungi jempol, mirip dengan pembawaan figur pendiam dalam film The Conversation (1974).

James Caan memainkan perannya secara berkelas meski saya hanya ingat pada satu adegan saat ia menyelamatkan nyawa kaptennya.

Selebihnya ‘hilang’ begitu saja karena lebih didominasi oleh figur yang dimainkan Sean Connery, Anthony Hopkins, Edward Fox dan bahkan Michael Caine.

Sedangkan pihak yang memerankan perwira Nazi seperti Hardy Krüger dan Maximilian Schell, tetaplah impresif dengan karisma mereka sesuai kapasitasnya masing-masing.

kepercayaan diri sekutu a bridge too far
United Artists

Karena banyak hal yang terlibat dalam Operasi Market Garden, maka menikmati adegan pun terasa begitu rumit dengan upaya keras mencoba mengingatnya.

Saya kesuitan membedakan ini pasukan siapa yang sedang disorot dan berada di lokasi mana, sementara harus diingat dalam memori, akan kontinuitas alur selanjutnya secara bergiliran satu-sama lain.

Namun hal tersebut tertutupi dengan sejumlah aksi laga peperangan yang cukup intens dan mengejutkan.

Adegan sambutan muntahan peluru Nazi terhadap Sekutu saat mereka mendarat di sebuah titik lokasi, perebutan jembatan dan pertahanan di sebuah rumah bertingkat, serta pengejaran Nazi terhadap sejumlah perwira Inggris di komplek pemukiman, mengesankan.

Film A Bridge Too Far sepertinya dibuat cukup tragis sekaligus realistis di saat akhir cerita, sesuai dengan fakta kegagalan operasi tersebut. 

Hanya saja audiens harus fokus pada dialog yang terjadi di sepanjang adegan, agar memahami jalan cerita yang melibatkan banyak figur penting di dalamnya.

Sang sutradara sekaligus aktor veteran, Richard Attenborough pun sesungguhnya mampu mengarahkan film ini melalui sejumlah aksi laga pertempuran yang enak dinikmati.

Attenborough mampu mewujudkan kombinasi intensitas yang cukup brutal, sambil sesekali diselingi humor segar.

A Bridge Too Far terasa agak hambar dari sisi drama, namun cukup efektif dalam menyampaikan pesan bermakna dengan pembebasan Belanda dibalik kegagalan tembus wilayah Jerman.

Demikian sinema perang review A Bridge Too Far, tentang gagal nya Operasi Market Garden akibat Sekutu terlalu percaya diri.      

Score: 2.5 / 4 stars

A Bridge Too Far | 1977 | Perang, Aksi Laga | Pemain: Dirk Bogarde, James Caan, Michael Caine, Sean Connery, Edward Fox, Elliot Gould, Anthony Hopkins, Gene Hackman, Hardy Krüger, Laurence Olivier, Ryan O’ Neal, Robert Redford, Maximilian Schell, Liv Ullmann | Sutradara: Richard Attenborough | Produser: Joseph E. Levine, Richard P. Levine | Penulis: Berdasarkan buku A Bridge Too Far oleh Cornelius Ryan. Naskah: William Goldman | Musik: John Addison | Sinematografi: Geoffrey Unsworth | Distributor: United Artists | Negara: Amerika Serikat, Inggris Raya | Durasi: 176 Menit

Comments