Review The First Omen: Asal Mula Sosok Antikristus di Roma

the first omen asal mula antikristus roma
20th Century Studios

Sinema horor review The First Omen tentang asal mula sosok antikristus di Roma.

The First Omen adalah prekuel dari film horor ikonik klasik, The Omen (1976) yang disutradarai Richard Donner.

Film ini juga sekaligus jadi film ketujuh dalam waralaba The Omen, termasuk tiga sekuel dan satu remake.

Baca juga: 5 Film The Omen: Saga Sang Antikristus dalam Horor Fiktif

The First Omen dibintangi Nell Tiger Free, serta disutradarai Arkasha Stevenson merangkap sebagai salah satu penulis naskah.

Selain sekuel nostalgia, fenomena prekuel juga tengah jadi tren di Hollywood daripada kreasi kisah baru yang menarik.

ulasan film prekuel the first omen antikristus
20th Century Studios

Film The First Omen ini mengingatkan saya akan waralaba The Exorcist, saat tahun lalu rilis sekuel nya, namun gagal total.

Baca juga: The Exorcist: Believer, Paksa Narasi Sekuel dari Horor Terbaik

The First Omen mengisahkan Pastur Brennan (Ralph Inneson) mendatangi Pastur Harris.

Brennan khawatir dengan kehadiran Scianna yang dipandang sebagai ancaman untuk gereja dan umat manusia.

Cerita beralih pada tahun 1971 di Kota Roma, saat Margaret (Nell Tiger Free) tiba dari Amerika untuk menjadi biarawati.

Margaret disambut Kepala Biarawati, Suster Silvia (Sônia Braga) dan Kardinal Lawrence (Bill Nighy) di sebuah biara yang mendidik anak yatim piatu.

Dari sekian anak, hanya Carlita (Nicole Sorace) seorang gadis belia penyendiri yang terkesan janggal.

Melalui sejumlah gambar Carlita, terasa ada hal supranatural serta peristiwa yang tidak normal.

sinposis alur cerita the first omen
20th Century Studios

Suatu hari, Margaret didatangi Pastur Brennan yang mengingatkan akan bahaya di sekitar biara tersebut, termasuk sosok Carlita.

Terdengar tidak masuk akal karena dipandang sebagai konspirasi, Margaret tidak percaya.

Serangkaian peristiwa tragis pun terjadi, sehingga Margaret dinilai ceroboh oleh Suster Silvia dan belum pantas jadi biarawati.

Hal itu malah memicu Margaret untuk membuktikan ucapan Pastur Brennan tentang konspirasi biara terhadap Carlita.

Lantas, apakah ada hubungan terhadap konspirasi tentang sosok antikristus dalam biara tersebut?

The First Omen adalah film prekuel yang mengungkapkan asal mula sosok antikristus dengan setting cerita di Kota Roma.

Berdasarkan narasi dari The Omen, film ini memang seharusnya mengisahkan suatu peristiwa hingga kelahiran figur Damien Thorn.

Ben Jacoby sang penulis cerita The First Omen, saya rasa berada di jalur yang tepat meneruskan warisan dari penulis The Omen, yaitu David Seltzer.

Benang merah narasi film ini berasal dari salah satu adegan seram dalam The Omen di Kota Roma.

Dalam adegan tersebut, Robert Thorn dan Keith Jennings membongkar kuburan sang ibu kandung dari Damien Thorn.

Terbukti, bahwa premis The First Omen memang menarik sejak hadir nya trailer, hingga akhir nya bisa dinikmati saat tayang sekarang di bioskop.

Tampak kru utama film ini, khusus nya sineas Arkasha Stevenson dengan setia meneruskan nilai tradisi superior film The Omen.

review film prekuel the first omen nell tiger free
20th Century Studios

Dari sisi naskah dan penyutradaraan, sang sienas saya anggap mampu memberikan nuansa yang sama dengan film perdana nya.

Dalam adegan pembuka, tampak ada kesan nostalgia saat lukisan dengan bingkai kaca terjatuh dari atas bangunan gereja.

Begitu pula, adegan nostalgia referensi lain juga sudah bukan kejutan lagi, saat figur Suster Luz melakukan aksi nekat yang bikin syok.

Selebihnya adalah perwujudan independen sang sutradara melalui sajian adegan film horor dengan gaya old school.

Tidak perlu ada kelebihan jump scare norak yang malah membuat tensi horor seperti wahana theme park.

The First Omen memang menjual atmosfir horor supranatural yang cenderung psikologis, ditambah elemen suspens cemerlang.

Hanya saja, alur cerita yang agak berantakan terkesan ada paksaan terhadap konklusi cerita menuju akhir.

Adegan petunjuk terdapat dalam sebuah penemuan mengejutkan yang dilakukan Margaret di ruang bawah tanah, meski jadi misteri yang belum bisa ditebak.

Contohnya yaitu saat seketika Margaret melabrak Paolo akibat peristiwa sebelum nya yang pernah mereka lalui.

Secara keseluruhan, konsep cerita The First Omen sebagai prekuel memang tetap bisa diterima, berdasarkan adegan dalam The Omen di atas.

Kekurangan lain film ini juga tidak disajikan dengan format wide screen, entah sengaja sebagai nostalgia film lawas klasik berdasarkan trailer versi 1970'an, bisa jadi!

the first omen prekuel horor misteri supranatural psikologis
20th Century Studios

Beberapa adegan yang cukup mengganggu juga disajikan dengan baik, sebagai prekuel anti klise.

Mulai dari adegan pembuka, Margaret menyaksikan kelahiran bayi, kekacauan dalam aksi protes, sosok gaib antagonis yang memang tidak perlu tampil penuh, aksi mengerikan menuju akhir cerita.

Penggunaan CGI film ini masih terasa manipulatif dan perlu dikurangi secara visual, tapi lagu tema "Ave Satani" kembali hadir dan membuat saya kembali bergidik!

Nuansa Kota Roma era 1970'an dalam film ini juga terasa kuat, terlebih dalam suasana aksi protes yang bisa saja jadi satir terhadap kondisi sosial politik saat ini.

Gaya visual dan atmosfir untuk narasi film ini juga mengingatkan saya akan horor cult classic seperti Suspiria (1977) serta sejumlah horor psikologis Eropa semacam film Possession (1981). 

Tidak seperti film Exorcist: The Believer dengan politik identitas sampah itu, The First Omen bebas racun.

Film ini tetap jadi rekomendasi tontonan prekuel horor ikonik yang meneruskan tradisi nya secara alamiah.

The First Omen cukup baik dalam sajian horor suspens psikologis dan supranatural melalui ungkapan asal mula sosok antikristus di Roma.

Itulah sinema horor review The First Omen tentang asal mula sosok antikristus di Roma.

Score: 3 / 4 stars

The First Omen | 2024 | Horor, Misteri | Pemain: Nell Tiger Free, Tawfeek Barhom, Sônia Braga, Ralph Ineson, Bill Nighy | Sutradara: Arkasha Stevenson | Produser: David S. Goyer, Keith Levine | Penulis: Berdasarkan karakter karya David Seltzer. Pengembangan cerita: Ben Jacoby. Naskah: Tim Smith, Arkasha Stevenson, Keith Thomas | Musik: Mark Korven | Sinematografi: Aaron Morton | Penyunting: Bob Murawski, Amy E. Duddleston | Distributor: 20th Century Studios | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 119 menit

Comments