The Wizard of Oz (1939): Petualangan Dorothy Hadapi Penyihir
Metro-Goldwyn-Meyer |
Sinema drama musikal fantasi review The Wizard of Oz, film tentang petualangan Dorothy hadapi penyihir.
Kisah Dorothy sebagai gadis belia tiba di negeri dongeng dan hadapi sang penyihir jahat dalam The Wizard of Oz.
The Wizard of Oz adalah film klasik signifikan era Keemasan Hollywood yang rilis pada tahun 1939.
Film ini merupakan adaptasi The Wonderful Wizard of Oz karya L. Frank Baum tentang petualangan gadis cilik Dorothy Gale.
The Wizard of Oz awalnya kesulitan dalam box office dengan biaya termahal yang pernah diproduksi MGM kala itu.
Dari lima nominasi, The Wizard of Oz mampu meraih Oscar sebagai "Best Original Song" untuk lagu "Over the Rainbow", serta akhirnya masuk dalam National Film Registry.
The Wizard of Oz mengisahkan Dorothy Gale (Judy Garland), seorang gadis yang tinggal di peternakan wilayah Kansas.
Dorothy tinggal bersama Paman Henry (Charley Grapewin) dan Bibi Em (Clara Blandick) yang memiliki tiga pekerja, Hunk (Ray Bolger), Zeke (Bert Lahr), serta Hickory (Jack Haley).
Metro-Goldwyn-Meyer |
Dorothy pun melarikan diri bersama Toto, karena Almira hanya membuat fitnah dengan pengaduan membawa sheriff.
Ia pun kecewa terhadap Paman Henry dan Bibi Em karena tidak berdaya melindungi Toto.
Dalam perjalanan kabur dari rumah, Dorothy bertemu dengan Profesor Marvel (Frank Morgan), peramal gadungan yang menerawang sesuatu.
Dorothy diminta untuk kembali ke rumah karena Bibi Em patah hati dengan kepergian dirinya.
Dalam perjalanan pulang, ada tornado menghampiri rumah, saat para penghuni melindungi diri di dalam bunker, Dorothy tidak bisa masuk.
Dalam keadaan panik, Dorothy kembali ke rumah dan terbawa angin puting beliung, hingga ia terdampar di Tanah Oz.
Metro-Goldwyn-Meyer |
Dorothy terbangun dan berada di pemukiman Munchkies, tak lama kemudian datang peri baik hati yaitu Glinda (Billie Burke).
Nasihat Glinda terhadap Dorothy agar bisa kembali ke Kansas dengan mendatangi seorang penyihir bernama Oz.
Wizard of Oz tinggal di Emerald City, Glinda memberikan petunjuk kepada Dorothy untuk mengikuti jalur berwarna kuning.
Dalam perjalanan, Dorothy bertemu dengan tiga figur yaitu Scarecrow, Tin Man, serta Singa.
Mereka bersedia menemani Dorothy menemui Wizard of Oz karena Scarecrow ingin memiliki otak untuk berpikir.
Tin Man ingin memiliki hati untuk merasakan sesuatu, sedangkan Singa ingin punya keberanian.
Sejak awal kedatangan Dorothy, tanpa sengaja Penyihir Timur yang jahat tewas karena angin tornado.
Penyihir Barat yang jahat lalu menuduh Dorothy telah membunuh Penyihir Timur, sehingga ia menuntut dendam.
Cukup hanya dalam waktu 1,5 jam durasi film, sajian The Wizard of Oz sangat efektif dalam segala hal.
Pesan yang disampaikan dalam film ini sangat jelas, bahwa Dorothy mendapatkan pelajaran berharga setelah alami dunia luar.
Metro-Goldwyn-Meyer |
Kehidupan nyata Dorothy baik adanya, hingga ia hadapi sang penyihir jahat dengan segala cara.
Dorothy juga mendapatkan pelajaran bagaimana ia memiliki empati setelah menjumpai sejumlah karakter unik.
Karakterisasi figur berlainan dalam The Wizard of Oz memang kuat, terutama Scarecrow, Singa, serta Tin Man.
Mereka bertiga adalah cerminan sosok tiga pekerja dalam dunia nyata di peternakan yaitu Hunk, Zeke, dan Hickory.
Sementara sang penyihir jahat adalah cerminan sang tetangga yaitu Almira di dunia nyata.
Krisis jati diri dan pubertas yang dialami Dorothy menjadi tema krusial seperti halnya yang dialami semua remaja.
Figur "the Wizard" sendiri akan terungkap menjelang akhir cerita, secara mengejutkan.
Narasi The Wizard of Oz dengan jeli menangkap isu tersebut melalui kemasan dongeng jitu.
Semua pemeran film The Wizard of Oz memiliki performa unggul, terutama figur Singa yang diperankan Bert Lahr, banyak menyita perhatian.
Metro-Goldwyn-Meyer |
Sang penyihir jahat merupakan sosok ikon dalam film ini, sebuah template standar dengan penampilan jubah dan topi panjang hitam lengkap dengan sapu terbang.
Performa impresif Margaret Hamilton sebagai sang penyihir, juga tak kalah bersinar.
Transisi warna antara dunia nyata hitam putih dengan dunia dongeng berwarna, menggambarkan kontradiksi melalui rasa dan suasana.
Visual dalam Dunia Oz tampak sederhana melalui latar, prop, serta efek praktis, namun terasa kuat dengan suasana ceria.
Tema The Wizard of Oz adalah krisis jati diri terhadap pubertas remaja, penyesalan, penebusan, serta keluarga.
Oleh karena itu, kisah The Wizard of Oz bukan hanya soal Dorothy hadapi sang penyihir jahat.
Cerita The Wizard of Oz juga menjadi rekonsiliasi dirinya dengan keluarga dan para sahabat di peternakan.
Sebagai film klasik dengan keterbatasan teknologi, The Wizard of Oz adalah jalan pembuka perfilman modern dengan versi terbaru seperti film Wicked.
Itulah sinema drama musikal fantasi review The Wizard of Oz, film tentang petualangan Dorothy hadapi penyihir.
Score: 4 / 4 stars
The Wizard of Oz | 1939 | Drama, Musikal, Fantasi | Pemain: Judy Garland, Frank Morgan, Ray Bolger, Bert Lahr, Jack Haley, Billie Burke, Margaret Hamilton, Charley Grapewin, The Munchkins | Sutradara: Victor Flemming | Produser: Mervyn LeRoy | Penulis: Berdasarkan Novel The Wonderful Wizard of Oz karya L. Frank Baum. Naskah: Npel Langley, Florence Ruerson, Edgar Allan Woolf | Musik: Herbert Stothart | Sinematografi: Harold Rosson | Penyunting: Blanche Sewell | Distributor: Metro-Goldwyn-Meyer | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 101 menit
Comments
Post a Comment