Review Sinema: Death of A Unicorn, Thunderbolts, Americana

review sinema death of unicorn thunderbolts americana
A24, Disney, Lionsgate

Review sinema kali ini yaitu Death of A Unicorn, Thunderbolts*, serta Americana.

Death of A Unicorn adalah film horor fantasi persembahan A24 yang diperankan Paul Rudd dan Jenna Ortega.

Thunderbolts* adalah film MCU tahun 2025, perjudian besar Disney yang sulit mengembalikan kejayaan MCU sejak Avengers: Endgame (2019).

Sedangkan Americana adalah film thriller independen dengan gaya western modern dengan pemeran utama Sydney Sweeney.

review sinopsis death of a unicorn
A24

Death of A Unicorn (2025)

Elliot (Paul Rudd) menuju kediaman keluarga sang majikan di area pegunungan indah. Ia mengajak putrinya, Ridley (Jenna Ortega) dan menjadi orangtua tunggal sepeninggal wafat sang istri. 

Dalam perjalanan, tak sengaja Elliot menabrak seekor anak unicorn. Dalam keadaan sekarat, Ridley memegang tanduk unicorn yang menyala dan mendapatkan visi aneh.

Elliot akhirnya menewaskan unicorn tersebut karena tidak tega, dan mereka membawa jasad tersebut dalam bagasi mobil.

Mengetahui hal tersebut, Keluarga Leopold segera meneliti unicorn yang dianggap sebagai keajaiban, dan bahkan menyembuhkan sang kepala keluarga.

Namun mereka tidak menyadari, bahwa induk dan pejantan unicorn muncul untuk kembali merebut jasad sang anak unicorn.

Premis Death of A Unicorn sebenarnya cukup menarik, meski ada kombinasi antara horor dan komedi dalam cerita fantasi tentang unicorn.

Tema tentang hubungan dalam keluarga dan keserakahan, merupakan titik berat film yang serba tanggung ini.

Death of A Unicorn adalah film ringan yang mengalir seadanya, meski cukup menghibur kala sosok unicorn dipelintir bagai monster menakutkan.

Sangat mudah, bahwa akhir cerita ini bisa ditebak tanpa kita harus mengetahui lebih banyak tentang keberadaan unicorn tersebut.

Film ini tak lebih sebagai tontonan teror dan pembantaian standar, lumayan sadis dan berdarah.

Score: 2 / 4 stars

review sinopsis thunderbotls mcu
Walt Disney Studios Motion Pictures

Thunderbolts* (2025)

Yelena (Florence Pugh) merasa kosong dan tidak memiliki tujuan hidup, tidak lagi berkomunikasi dengan sang ayah, Alexei (Dvid Harbour).

Ia terjebak atasannya, bos CIA yaitu Valentina (Julia Louis-Dreyfus) untuk saling menewaskan dalam unit fasilitas rahasia O.X.E. Group.

Selain Yelena, hadir dalam waktu bersamaan yaitu John Walker (Wyatt Russell), Ava Starr (Hannah Jphn-Kamen), serta si misterius Bob (Lewis Pullman).

Menyadari hal tersebut, mereka melawan yang didukung Bucky Barnes (Sebatian Stan), balik melawan Valentina yang sesungguhnya memiliki senjata pamungkas rahasia. 

Bersama dengan The Fantastic Four: First Steps, film Thunderbolts* adalah film terakhir MCU tahun 2025 ini, pemanasan menjelang film Avengers: Doomsday tahun depan.

Thunderbolts* sesungguhnya memiliki isu penting terhadap karakter figur utamanya, Yelena Belova, tentang upaya pemulihan jati diri dan hubungan keluarga.

Thunderbolts* bagaikan film Suicide Squad dalam DC Comics, bagaimana mereka yang tidak memiliki kekuatan super, harus menghadapi superhuman Sentry/Void.

Tapi penyelesaian dalam konflik tersebut hingga konklusi cerita, terasa kurang makna dan sulit saya terima.

Setengah awal cerita, Thunderbolts* juga terasa membosankan, meski kehadiran Entry itulah yang menarik sekaligus terasa ancaman teror nya.

Thunderbolts* aman dari agenda politik WOKE dan DEI, tapi tidak cukup memuaskan saya.

Score: 2 / 4 stars

review film americana sydney sweeney
Lionsgate

Americana (2025)

Duvall (Toby Huss) hendak mencuri barang keramat Suku Indian yaitu "Jubah Hantu" dari tangan seorang pengusaha kaya.

Aksi tersebut ia serahkan kepada sang eksekutor perampokan yaitu MacIntosh (Erica Dane) yang tinggal bersama Mandy (Halsey) dan putranya Cal (Gavin Maddox).

Percakapan rencana mereka diketahui Lefty (Paul Walter Hauser) yang kemudian membujuk serta mengajak Penny Jo (Sydney Sweeney) untuk merampas "Jubah Hantu" dari MacIntosh.

Sementara Mandy sudah muak dengan MacIntosh dan ingin melarikan diri, adapun Cal terobsesi dengan kultur Suku Indian akibat sering nonton film western.

Americana sesungguhnya film yang rilis tahun 2023, namun tayang umum pada Agustus 2025 kemarin.

Sebagai film drama thriller independen, Americana mampu membuat perbedaan dan jadi darah segar di tengah kejenuhan Hollywood yang semakin tidak kreatif dan membosankan.

Alur cerita film Americana yang terbagi dalam sejumlah babak bergerak non-linear pada babak pertama dan kedua, namun setelahnya kembali normal.

ulasan film americana
Lionsgate

Seperti biasa, dalam setiap sub plot awal, terdapat bebragai karakter figur berlainan dan semakin kompleks, hingga akhirnya berbaur.

Figur Penny Jo dan Lefty boleh dikatakan sebagai tokoh utama protagonis, meski tujuan mereka tidak mulia, hanya demi mengejar impian Penny Jo menjadi penyanyi menuju Kota Nashville.

Apa yang mereka alami, menimbukn konflik yan lebih besar dan luas, sejak insiden di rumah MacIntosh.

Dari situlah konflik meluas hingga melibatkan Komunitas Suku Indian modern, serta keluarga besar Mandy yang terisolasi.

Komunitas Suku Indian modern yang dipimpin Ghost Eye (Zahn McClannon) berada dalam area abu-abu diantara pelaku kekerasan ala geng atau komunitas yang memiliki moral.

Yang paling mengejutkan tentu saja keluarga besar Mandy yang opresif ala penyesatan doktrin yang berkenaan dengan komunits "keluarga".

Tak kalah menarik, yaitu si bocah Cal yang berpura-pura kerasukan roh kuno Suku Indian.

sinopsis alur film americana
Lionsgate

Americana mengingatkan saya akan banyak film sejenis anti klise yang subur pada era 1970'an berdasarkan krisis sekaligus kritik sosial dan jati diri.

Performa Sydney Sweeney sebagai si gagap Penny Jo istimewa dalam film ini, begitu pula Halsey sebagai Mandy sang single mom yang memiliki inisiasi melawan patriarki melebihi batas moral.

Pertemuan Cal dengan Komunitas Suku Indian seperti gangster juga menarik dan mungkin paling mengundang elemen komedi hitam.

Puncak konflik dalam babak akhir sudah semestinya terjadi ala film western yang penuh kejutan.

Americana meski terkadang ada rasa jenuh, terutama dari figur Lefty yang membosankan, secara keseluruhan patut diapresiasi.

Score: 3 / 4 stars

Itulah review sinema untuk tiga film yaitu Death of A Unicorn, Thunderbolts*, serta Americana.

Comments