10 Film Adaptasi Stephen King Terfavorit

sepuluh film adaptasi stephen king terfavorit

Sejak era 70’an hingga kini, banyak sekali film yang diadaptasi dari novelnya Stephen King, melalui berbagai genre mulai dari horor, supranatural, psikologis, thriller, suspens dan misteri, drama, bahkan monster dan mahluk asing.

Dari sekian banyak film tersebut, sejumlah sineas terkenal yang handal beserta sedikit aktor dan aktris populer telah terlibat di dalamnya.

Meski hampir semua filmnya memang menarik untuk dinikmati, namun tidak semuanya mengalami kesuksesan dalam hal pendapatan dan penilaian kritik secara umum. 

King sendiri memiliki daftar beberapa film adaptasinya yang ia anggap suka, sebagian pula yang ia anggap mengecewakan, karena tidak sesuai dengan visi dari novelnya itu sendiri.

Baca juga: Doctor Sleep (2019) : Visi Brilian Sekuel 'The Shining'

Sejujurnya cukup sulit untuk mengumpulkan dan menyeleksi daftar dari 10 film adaptasi Stephen King yang saya pertimbangkan sebagai favorit, sesuai selera pribadi yang terkadang mengacuhkan objektivitas dalam menilai sebuah film dari berbagai aspek yang ada.

Kriteria utama yang digunakan dalam daftar ini, selain tema dan premis cerita yang menarik, juga sebesar apa atmosfir yang dihadirkan, berdasarkan genre terkait. Kriteria lain dalam daftar berikut yakni ketidakbosanan saya untuk menonton berulang kali, terutama mise-en-scéne yang begitu impresif dan selalu diingat. Beikut adalah urutannya:


review film the running man
TriStar Pictures
10. The Running Man (1987)

Mungkin tidak banyak yang mengetahui, jika aksi laga ala 80’an yang dibintangi Schwarzenegger ini, memang hasil adaptasi lepas dari novelnya yang berjudul sama. Hanya saja King memakai nama pena Richard Bachman. 

Kisahnya berada di masa depan era dystopian, ketika sebuah acara live show di televisi menghadirkan para kriminal ke dalam arena gladiator diburu oleh para penjagal ganas. 

Berbagai adegan aksi sangat menghibur, cukup brutal, sedikit sadis, diselingi humor segar, penuh gaya, seksi (Amber Mendez dengan pakaian super ketat-nya) serta tentunya berbagai quote khas Arnie dan kekuatan ototnya!


review film children of the corn
New World Pictures
9. Children of the Corn (1984)

Misteri dengan tema aliran kultus sadis yang dipimpin seorang bocah bernama Isaac yang memiliki pasukan bocah kejam, bermarkas di sebuah ladang jagung, adalah hal yang menarik. 

Salah satu adegan dikenang yang mengganggu di awal cerita, begitu mengerikan. Penggambaran sebuah kota kecil yang relijius dan tenang, diusik oleh teror dari kelompok kultus yang sangat kuat pengaruhnya, diiringi scoring yang mampu membuat bulu kuduk merinding, adalah ciri khas serta identitas nyata akan roman horor-nya Stephen King. 

Film cult classic yang disutradarai oleh Firtz Kiersch ini menelurkan banyak sekuel dan dibuatkan ulang pula.


review film 1408
Dimension Films, MGM
8. 1408 (2007)
 
Film yang dibintangi oleh John Cusack dan Samuel L. Jackson tersebut mengisahkan tentang seorang penulis yang skeptis dan sinis terhadap hal supranatural, menantang dirinya sendiri dengan menginap di sebuah kamar hotel nomor 1408 yang angker, di kota New York. 

Film ini terasa menegangkan dan menyeramkan yang hanya terjadi di dalam satu unit kamar hotel, ketika dimulainya berbagai kejadian aneh. 

Dikarenakan lebih menekankan sisi psikologis dalam menghadapai berbagai ketakutan dan konflik disekitarnya, banyak terjadi berbagai kejutan yang tidak disangka, sehingga sulit menarik kesimpulan dan hanya menduga, apakah ilusi yang mempermainkan pikiran atau memang ada hal supranatural.


review film it
Warner Bros Television Distribution
7. It (1990)
 
Film miniseri ini memang kenangan tersendiri sewaktu saya remaja, sebagai salah satu yang terseram hadir di salah satu televisi swasta saat itu. 

Performa Tim Curry sebagai Pennywise begitu impresif dalam meneror sekumpulan bocah The Lucky Seven atau The Losers Club, yang disambung saat mereka telah dewasa. Ikatan yang terjalin dalam ikatan kuat diantara para protagonis tersebut, menjadi salah satu keunggulan film ini, melalui efek praktis dan riasan karakter Pennywise, kecuali monster dalam adegan akhir.


review singkat film pet sematary
Paramount Pictures
6. Pet Sematary (1989)

Mungkin ini adalah film adaptasi yang paling menyeramkan, mulai dari premis, atmosfir yang dibangun, visual, sound, efek, riasan, hingga penataan kameranya dalam berbagai adegan. 

Tema tentang membangkitkan jasad mahluk hidup melalui kuburan magis peninggalan suku Indian tersebut, memang menarik sekaligus yang paling menakutkan sepanjang masa. Suasana yang dihadirkan terasa creepy dan merinding, tragedi yang berujung pada kegilaan absurd, hingga efek spesial yang begitu impresif.

Mau tau ulasan lengkapnya? klik disini
 

review film stand by me
Columbia Pictures
5. Stand by Me (1986)

Salah satu film drama petualangan pra-remaja terbaik dari novelnya King berjudul The Body, berkisah tentang keempat karakter yang menemukan jasad di tepi sungai, dengan setting pada sebuah kota kecil. 

Banyak adegan dan dialog dikenang terjadi, selain dari keunikan karakter, gaya penceritaan, humor, berbagai aksi, semuanya itu dikemas dengan brilian oleh sineas Rob Reiner sebagai tontonan yang sangat menghibur. Arti yang mendalam dan sangat bermakna akan persahabatan yang erat bagaikan persaudaraan.


review film christine
Columbia Pictures
4. Christine (1983)
 
Tidak perlu diragukan lagi, jika adaptasi King digarap oleh John Carpenter yang memiliki visi unik dengan hasil yang menakjubkan, sehingga menjadi cult classic. Maka objek berupa mobil Plymouth Fury merah keluaran tahun 1958 yang gentayangan itu, menjadi ikonik. 

Dengan setting di tahun 70’an, film ini mengisahkan bagaimana sebuah mobil iblis tersebut dapat mempengaruhi pribadi seorang anak muda hingga menjadi jahat. Efek spesial transformasi bentuk mobil secara drastis, sungguh fantastis, tanpa perlu CGI!


review film salems lot
Warner Bros Television Distribution
3. Salem’s Lot (1979)
 
Selain film It, sebuah miniseri garapan Tobe Hooper ini begitu impresif baik dari penceritaan, karakterisasi maupun berbagai atmosfir yang kuat, meski penampilan sang vampir cukup konyol. 

Adegan akhirnya begitu dikenang dan tidak disangka. Film ini sempat dibuat ulang tahun 2004 dengan format miniseri. Performa James Mason begitu impresif dan manipulatif, melalui saga sang protagonis yang diperankan David Soul harus berhadapan dengan masa lalu, dengan kembali ke kota kelahirannya yang misterius.


review singkat film the shining
Warner Bros Pictures
2. The Shining (1980)
 
Sudah tidak perlu diragukan lagi, jika film ini merupakan salah satu horor terbaik  dan berpengaruh sepanjang masa, meski King sendiri kurang menyukainya. Aspek psikologis yang dicampur dengan elemen supranatural dan surealisme tersebut, mampu dibangun secara perlahan dan pasti, terhadap transformasi karakter ikonik Jack Torrance saat berada dalam Overlook Hotel sambil berteriak : “Heeeree’s Johnny!

Mau tau ulasan lengkapnya? klik disini


Sebelum sampai pada peringkat 1, berikut terdapat sejumlah film yang menjadi Honorable Mention, yakni:  Carrie (1976), Misery (1990), The Shawshank Redemption (1994), Dolores Clairborne (1995), The Green Mile (1999) dan It (2017).

Sedangkan sejumlah film yang cukup menghibur untuk dinikmati seperti: Creepshow (1982), Firestarter (1984), Silver Bullet (1985), Apt Pupil (1998),The Mist (2007) dan 1922 (2017).



review film the dead zone
Paramount Pictures
1. The Dead Zone (1983)
 
Kombinasi David Cronenberg dan Christopher Walken, yang mengadaptasi novelnya King, merupakan hal terbaik yang pernah ada. 

Film yang mengisahkan kemampuan psikis seseorang yang mampu melihat masa depan, gara-gara kecelakaan mobil yang dialaminya itu, mampu mengalihkan proses kehidupan karakter utamanya menjadi sesuatu yang begitu tragis, sulit menerima perubahan, frustasi dan cenderung anti-sosial, hingga tindakan ekstrim menuju akhir cerita. 

Aspek psikologis dan efek spesial melalui serangkaian adegan dalam alurnya pun sangat terasa, terkadang mengejutkan dari sisi sound, setting lokasi yang cenderung terisolasi akibat musim salju, serta elemen humanism yang begitu kentara, menjadikan film ini adalah yang terfavorit.

Comments