Dirty Harry : The Dead Pool (1988)

review film the dead pool
Warner Bros Pictures

Callahan       : “You forgot your fortune cookie
Penjahat        : “What??
Callahan       : “It says … (sambil membuka kertas)  “You’re sh*t outta luck!

DOR!!! Callahan pun menembak penjahat tersebut

Mungkin dialog dalam adegan tersebut merupakan salah satu yang dikenang dari seri ke-5 Dirty Harry atau yang terakhir, yakni The Dead Pool. Karena faktor usia, mungkin memang sudah saatnya Callahan memasuki masa pensiun sebagai polisi vigilante yang disegani.

Ironisnya, melalui film inilah pertama kali saya mengenal Harry Callahan saat menontonnya di depan layar bioskop, namun belum mengetahui bahwa film tersebut merupakan sekuel Dirty Harry.


Film The Dead Pool disutradarai oleh Buddy Van Horn, seorang stunt coordinator dan pernah bertugas sebagai 2nd unit director di film Magnum Force (1973).

Istilah “Dead Pool (Death Pool)” sendiri adalah sebuah permainan yang memprediksikan atau menebak kematian seseorang. Jadi, film ini mengisahkan tentang permainan kematian yang dibuat oleh seseorang misterius, melalui berbagai pembunuhan yang ia lakukan.

The Dead Pool mengawali cerita, saat Callahan bersaksi dalam persidangan atas seorang terdakwa bernama Lou Janero yang merupakan kepala gangster. Namun Callahan berhasil lolos setelah beberapa anak buah Janero mencoba membunuhnya.


Baca juga: Dirty Harry : Sudden Impact (1983)

Sementara di tempat lain, seorang rocker bernama Johnny Squares (Jim Carrey) yang kecanduan narkoba, bertengkar dengan sineas film horor kelas B, yakni Peter Swan (Liam Neeson).


Tak lama kemudian Johnny tewas terbunuh. Bersama partner barunya yakni Al Quan (Evan Kim), Callahan menyelidiki kasus pembunuhan tersebut, termasuk menginterogasi Peter yang emosional.

Melalui pembunuhan kedua, Callahan dan Quan menemukan sebuah daftar “Dead Pool” yang berisikan beberapa nama selebriti yang menjadi target pembunuhan, termasuk dirinya sendiri.


Masalah menjadi runyam, tatkala ia dihampiri oleh seorang jurnalis bernama Samantha Walker (Patricia Clarkson) yang ingin membuat artikel tentang profilnya yang kontroversial tersebut, ditambah dengan ancaman dari Janero.

Tema cemerlang dan unik dari film The Dead Pool yang mengangkat tema permainan kematian tersebut, konsisten dengan aura thriller suspens khas Dirty Harry, yang sama sekali tidak menyoroti muka sang pembunuh. Artinya audiens dipaksa penasaran hingga menjelang akhir cerita, sekaligus menebak siapa pembunuh sebenarnya.


review dirty harry the dead pool
Warner Bros Pictures

Beberapa kejutan manipulatif juga dimainkan dengan cermat, membuat saya menduga-duga beberapa karakter yang berpotensial. Masih dengan nada yang sama dan tetap terjaga seperti di keempat seri sebelumnya, film ini juga memiliki kemiripan atmosfir seperti pada film sebelumnya. 

Karena diceritakan sosok pembunuh tersebut memang ada relevansinya dengan film horor yang berkaitan dengan karya Peter Swan, jadi terkesan lebih mengerikan dibandingkan film Sudden Impact (1983).

Berbagai sorotan kamera yang diarahkan kepada beberapa poster serta merchandise film horor karya Peter Swan, dengan pencahayaan yang minim, serta diiringi score yang membuat bulu kuduk merinding.

Hal tersebut diperlihatkan dalam beberapa adegan seperti saat Johnny sedang teler setelah menggunakan narkoba sesaat sebelum terbunuh dalam trailer-nya, pembunuhan mencekam ala horor slasher terhadap kritikus film bernama Molly Fisher, serta saat sosok pembunuh itu sendiri sedang mengetik sesuatu dengan mesin ketik.

Gaya penyutradaraan Van Horn cukup impresif dari semua sisi, terutama visualisasi yang memikat serta gaya aksi serta akting yang penuh gaya.


Baca juga: Dirty Harry Series : Dirty Harry (1971)

Adegan di pemakaman Johnny misalnya, berbagai sorotan dan pengambilan sudut kamera dengan latar belakang hijaunya dataran pemakaman, memberikan rasa yang sangat kuat, di tengah cuaca yang sepertinya mendung dalam suasana berkabung.

Juga saat adegan saat Peter sedang mengarahkan syuting di dalam dek kapal, dengan latar langit biru, lengkap dengan birunya laut serta deretan kapal dan bangunan dari kejauhan.

Adegan tersebut memperlihatkan sekelompok rock star, sedang membidik sesuatu dengan sebuah harpoon, dan jika diperhatikan, tiga dari empat orang itu adalah personil band Guns N’ Roses sebagai cameo. Mereka berlima juga hadir dalam adegan pemakaman Johnny Squares.

Lagu hits mereka, Welcome to the Jungle diputar dalam sebuah adegan, saat Johnny sedang syuting sebuah klip video untuk film horornya Peter Swan.


Tampak di adegan yang menghentak bersamaan dengan lagunya tersebut, terdapat seorang wanita diatas ranjang, yang mirip dengan film The Exorcist (1973). Lucunya, saya mengetahui lagu dan artisnya tersebut melalui film ini.

ulasan sinopsis the dead pool
Warner Bros Pictures

Meski hanya sedikit dalam beberapa adegan, pergerakkan shaky camera cukup terasa, seperti halnya di film Magnum Force (1976). Dan saya akui, berbagai gerakan dan kamera yang direkam, terasa lebih dinamis dibandingkan film-film Dirty Harry terdahulu, namun tidak mengganggu secara signifikan.

Contoh yang paling nyata, saat Callahan dengan gusar melempar sebuah kamera video milik seorang jurnalis. Untuk beberapa adegan aksi laga, film ini masih memiliki porsi yang sama dengan semua seri-nya terdahulu.

Adegan paling menegangkan tentu saja, yakni hadirnya sebuah Remote Control (RC) Die-Cast berupa mobil-mobilan, yang digunakan oleh pembunuh. Bagaimana miniatur mobil tersebut dapat diledakkan, maka Callahan dan Al Quin yang mengendarai mobil, dikejar olehnya, di jalanan San Fransisco. Tribut terhadap film Bullitt (1968)?

Sayangnya, kualitas dialog cerdas di film ini mengalami penurunan, karena tidak ada quotes atau catchphrase yang mengena. Dialog humor masih cukup baik disajikan, meski tidak setajam sebelumnya. 

Yang paling kocak bermula dari perkataan Quan kepada Callahan, ketika mereka memeriksa jenazah Johnny Squares : “You know, Harry, they always die in threes”, lanjutnya : “When celebrity dies, two more always go in a week or two. Well, it’s a fact, Harry. Celebrities always die in threes”.

film dirty harry the dead pool
Warner Bros Pictures
 
Dan ketika mereka memeriksa jenazah Nolan Kennard, terjadilah dialog:
Al Quann: “It’s like I was telling you, Harry. Celebrities, they always die in …
Callahan : “…in threes
Al Quan : “At least the guy went out with …
Callahan : “… a bang, yeah I know

Adegan kocak dan dialog humor lainnya yakni ketika Callahan memanfaatkan seorang napi buas untuk menakut-nakuti Lou Janero, agar berhenti mengganggunya. Wajar, jika julukan Callahan adalah "Dirty Harry".

Karakter Letnan Ackerman (Michael Goodwin) kali ini menjadi target bully-nya Callahan, kembali dibuat agak konyol, menggantikan karakter yang dimainkan oleh Bradofrd Dillman.
 
Aktor Evan Kim sebagai Al Quan, tak lebih sebagai pelangkap yang jago bela diri dan diperagakan ketika mereka di Chinatown.

Guyonan dan sindiran pun muncul di kalimat “Teaming up with a Chinese American is good for the department’s image”, mirip dengan film The Enforcer dan Callahan pun terdiam namun tak bisa menahan raut mukanya yang sinis.

Performa Liam Neeson di film ini sebagai seorang yang emosional dan sensitif, mudah meledak. Tidak seperti sekarang, suaranya lebih rendah dan kalem, yang gemar berteriak memaki-maki para kru.


Nama Jim Carrey yang berperan sebagai Johnny Squares, tentu saja belum dikenal luas, serta belum memperlihatkan sedikit ciri khas gaya komedinya.

Film The Dead Pool mungkin memang pantas sebagai penutup manis dari franchise Dirty Harry yang cukup impresif, mengingat faktor usia serta terlihat penurunan gairah akan karakterisasinya, namun tetap saja masih menjadi salah satu bagian solid dan menghibur.

Score : 3.5 / 4 stars

The Dead Pool | 1988 | Aksi Laga, Thriller, Misteri, Suspens | Pemain: Clint Eastwood, Patricia Clarkson, Liam Neeson, Evan Kim, David Hunt, Michael Currie, Michael Goodwin | Sutradara: Buddy Van Horn |  Produser: David Valdes | Penulis: Berdasarkan karakter karya Harry Julian Fink dan R.M. Fink, Jo Heims. Naskah: Steve Sharon, Durk Pearson, Sandy Shaw | Musik: Lalo Schifrin | Sinematografi: Jack N. Green | Distributor: Warner Bros Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 91 Menit

Comments