Kingsman: The Secret Service (2015), Dari Komik ke Kartun

kingsman the secret service dari komik ke kartun
20th Century Fox

Semula saya anggap film Kingsman : The Secret Service merupakan tipikal bertemakan agen rahasia yang mungkin berupa parodi dari James Bond, Harry Palmer, Austin Powers, John Steed, XXX dan sebagainya. 

Setelah ditelusuri, ternyata Kingsman : The Secret Service berasal dari novel grafis dengan judul yang sama dan terbit di tahun 2012. Wajar saja jika penyajian filmnya pun sangat bergaya komik. yang sukses dalam raihan box office dan umumnya secara kualitas cukup baik.

Kingsman : The Secret Service mengisahkan tewasnya seorang agen Kingsman guna melindungi rekannya, Harry Hart (Collin Firth) dalam aksi mereka tahun 1997 di Timur Tengah.


Dengan rasa menyesal, Hart memberikan sebuah medali dengan tertera nomor telepon yang bisa dihubungi, kepada seorang putra rekannya yang tewas, yakni Gary “Eggsy” Unwin (Taron Egerton). 

17 tahun kemudian, seorang agen Kingsman dengan kode Lancelot, tewas saat menyelamatkan seroang profesor di tangan Gazelle (Sofia Boutella), seorang anak buah Richmond Valentine (Samuel L. Jackson), industrialis jahat yang memproduksi chip yang menanamkannya kepada orang tertentu guna patuh terhadapnya.

Sementara Eggsy yang telah dewasa dan terancam dipenjara karena perbuatannya,  diselamatkan oleh Hart yang mengetahui potensinya, lalu merekrut dan melatih Eggsy sebagai agen Kingsman. Dalam prosesnya sekaligus usaha untuk menangkap Valentine, ternyata tidak semudah dan sesederhana yang mereka kira.

Premis dan alur cerita Kingsman : The Secret Service menarik serta memiliki fondasi yang cukup kuat. Nilai filosofi yang bisa dipetik dari film ini yakni tentang pencarian dan pencapaian jati diri, keluarga, hutang budi serta penempaan diri dalam berprinsip.

review film kingsman the secret service
20th Century Fox

Berbagai adegan aksi cukup menghibur dan elemen thriller yang dibangun dengan oktan tinggi, mampu menmbangkitkan adrenalin, sehingga terjadilah sejumlah aksi yang cukup mendebarkan.

Aksi yang dibuat stylish, tentu saja hasil adaptasi dari komiknya. Berbagai koreografi perkelahian dan tembak-menembak, lengkap dengan jungkir-balik, salto, loncat, adegan parkour, pada dasarnya berasal bergaya film The Matrix (1999), lengkap dengan gerak lambat dan pegerakan sorotan kamera yang begitu dinamis serta eksploitatif.

Namun yang paling disayangkan, kekerasan berlebihan yang dihadirkan dengan mengagungkan kesadisan, sangat mengganggu mata.


Bagaimana diperlihatkan tubuh terbelah dua, pemotongan anggota tubuh lainnya atau kepala seseorang ditancap atau dihancurkan dengan cara apapun, adalah konyol, meski dengan gaya kartun melalui minimnya efek darah.

Puncaknya yakni adegan saling bantai di dalam gereja begitu mengganggu, alih-alih menghadirkan adegan kebrutalan meriah yang diiringi soundtrack lagu.

Kontras dengan berbagai adegan dalam perekrutan agen Kingsman, yang mampu membuat drama psikologis menjadi lebih hidup, baik dari pengembangan mentalitas karakter, hingga aksi-aksi yang cukup menegangkan.

Mungkin yang dikenang yakni adegan repetitif di sebuah bar, bagaimana Harry menghajar sekelompok orang dan beberapa waktu setelahnya, diulangi lagi oleh Eggsy dengan menghajar kelompok yang sama pula.

Performa Samuel L. Jackson sebagai karakter Valentine antagonis di film ini, sudah tidak aneh lagi, dalam membawakannya secara gaduh sekaligus meriah. Collin Firth sebagai Harry Hart, tak ubahnya sebagai James Bond versi kartun, yang mungkin terinspirasi karakter John Steed dari The Avengers (1998).

Sedangkan Michael Caine sebagai pemimpin Kingsman, sepertinya hanya dipasang untuk lebih mempopulerkan film ini, dengan mempertegas citranya sebagai tipikal aktor yang cukup sering memerankan sebagai agen rahasia Inggris. Caine sebelumnya cukup pupuler sebagai karakter Harry Palmer di era 60’an dan 70’an.

review film kingsman dari komik ke kartun
20th Century Fox

Adapun performa Taron Egerton sebagai Eggsy, terasa biasa saja bagaikan sebuah rutinitas dan klise dari film-film aksi laga umumnya. Aksi dan gayanya yang meniru film James Bond di akhir cerita film, saya rasa tidak perlu dilakukan, atau apakah hanya sebagai tribut saja?

Saat melihat adegan ibunya Eggsy dalam pengaruh hipnotis sinyal dari kartu chip Valentine, diperlihatkan ia berusaha membobol pintu dengan sebuah kapak, untuk membantai anaknya, tribut lainnya kepada film The Shinning (1979)?

Berbagai dialog yang dimunculkan pun terasa tidak ada yang catchy. Tapi mungkin, memang film ini mirip dengan komedi satir-nya Austin Powers saat Eggsy ditanya oleh Arthur, apa itu inisial "JB".


Baca juga: The Osterman Weeken (1983) : Jebakan Maut di Akhir Pekan

Juga ada sedikit referensi beberapa film klasik yang disinggung Harry ketika berdialog dengan Eggsy, tentang perekrutan dan hutang budi atau timbal balik, dari sebuah peristiwa, yang mengharuskan seseorang menjadi ‘orang baru’.

Tak banyak yang yang signifikan dan baru di film yang memakan waktu lebih dari dua jam ini, karena keseluruhan cukup menghibur walau dihadirkan dengan gaya kartun yang kejam dan brutal.

Sekuelnya pun lebih kurang memiliki kualitas yang sama, dengan penambahan kompleksitas cerita, namun digagalkan oleh karakterisasi antagonis yang tidak berkesan sama sekali. Dengan sajian komedi ala British, lumayan membuat saya tersenyum, yang mungkin cenderung mengarah ke black comedy.

Score : 2 / 4 stars

Kingsman : The Secret Service | 2015 | Aksi Laga, Petualangan, Komedi, Spionase | Pemain: Collin Firth, Samuel L. Jackson, Mark Strong, Taron Egerton, Sophie Cookson, Michael Caine, Sofia Boutella  | Sutradara: Matthew Vaughn |  Produser: Matthew Vaughn, David Reid, Adam Bohling | Penulis: Berdasarkan novel grafis Kingsman karya Mark Millar dan David Gibbons. Naskah: Jane Goldman, Matthew Vaughn | Musik: Henry Jackman dan Matthew Margeson | Sinematografi: George Richmond | Distributor: 20th Century Fox | Negara: Amerika Serikat, Inggris | Durasi: 129 Menit

Comments