The Osterman Weekend (1983) : Jebakan Maut di Akhir Pekan

the osterman weekend jebakan maut akhir pekan
20th Century Fox

Film drama thriller yang melibatkan peran agen rahasia atau intelijen serta konspirasi politik, selalu menarik perhatian saya, termasuk film The Osterman Weekend yang mengisahkan konflik dalam liburan akhir pekan berupa jebakan maut.

Film yang dibintangi ensemble cast ini merupakan penyutradaraan terakhir sosok kontroversial Sam Peckinpah sebelum ia meninggal. The Osterman Weekend diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama karya Robert Ludlum.


The Osterman Weekend mengangkat tema tentang konflik antara CIA dengan KGB dalam masa Perang Dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet.

Baca juga: Kingsman : The Secret Service (2015), dari Komik ke Kartun

Adegan pembuka film ini begitu ‘panas’ saat seorang agen CIA bernama Lawrence Fassett (John Hurt) sedang bersetubuh dengan istrinya yang berkebangsaan Perancis. Sesaat kemudian, istri Fassett tewas dibunuh oleh kedua orang tak dikenal.

Adegan tersebut terekam dalam video melalui kamera pengintai, yang kemudian disaksikan oleh Direktur CIA bernama Maxwell Danforth (Burt Lancaster) bersama dengan asistennya. Mereka membicarakan tentang Agen Omega, sebuah jaringan mata-mata KGB yang berada di Amerika.

Fassett yang memang sedang memburu Omega terkait pembunuhan istrinya, menginformasikan kepada Danforth, bahwa ada tiga orang yang dicurigai sebagai Agen Omega.


Mereka adalah Bernie Osterman (Craig. T Nelson), Richard Tremaye (Dennis Hopper) dan Joseph Cardone (Chris Sarandon), yang terekam dalam pengintaian kamera saat sedang berinteraksi dengan seseorang yang diidentifikasi sebagai agen KGB.

Fassett mengetahui bahwa ketiga orang tersebut adalah teman John Tanner, seorang jurnalis. Maka Tanner pun diminta oleh Danforth untuk bekerjasama dengan Fassett untuk menjebak ketiga temannya yang kebetulan akan berlibur akhir pekan di rumah Tanner.


Istri Tanner bernama Ali (Meg Foster) dan anaknya pun terpaksa berada di rumah, saat mereka hendak diamankan menuju lokasi lain, gagal sejak sekelompok orang berusaha menculik mereka.

review film the osterman weekend
20th Century Fox

Sementara Bernie, Richard dan Joseph masing-masing diteror oleh sejumlah petunjuk melalui tayangan video, surat dan penilangan, yang membongkar konspirasi mereka akan identitas Omega

Tanpa disadari sedang disadap, mereka lalu berdiskusi dengan seorang agen KGB dan mencurigai Tanner yang bekerjasama dengan pemerintah, sebagai pelakunya. Lalu mereka menyusun rencana untuk Tanner.

Maka ketika mereka tiba di rumah Tanner, berbagai kejutan pun terjadi.

Hingga akhir cerita, saya rasanya sulit mencerna, ada apa sebenarnya, dan siapa atau mengapa, serta bagaimana hal-hal tersebut bisa terjadi. Ada apa dibalik semua itu? Tentu saja jika ceritanya dibuat lebih sederhana, maka jadilah film kelas B.

Entahlah, rasanya logika saya mulai hilang, ketika terus mengikuti ceritanya hingga akhir. Berbagai pertanyaan dibalik semua permainan serta intrik antar karakter serta motivasinya, sulit terjelaskan.


Maksud ingin mencerna dengan jelas, malah cenderung mengambang. Banyak hal yang sulit dijelaskan secara nalar terhadap alur ceritanya.

Tampaknya Ian Masters membuat naskah yang agak dipaksakan berkenaan dengan durasi film yang dipersingkat, tanpa perlu dijelaskan alurnya secara detail. Begitu pula dengan arahan Peckinpah yang berada di bawah standarnya sendiri.

Dari semua adegan aksi, yang cukup menarik yakni terdapat beberapa gaya gerak lambat dalam pergulatan fisik antara Tanner dan Bernie, serta Bernie dengan salah satu agen CIA. 


Adegan tersebut dipadukan dengan efek suara yang direndahkan frekuensinya, jadi seakan terkesan seperti aksi laga martial arts khas era 70’an, mengingat karakter Bernie memang seorang jagoan bela diri.

Selain itu, sesuai gambar di poster filmnya, aktris Meg Foster yang berperan sebagai Ali, sedang membidik panah yang memang terdapat dalam dua adegan yang cukup impresif.

jebakan maut akhir pekan film the osterman weekend
20th Century Fox

Atmosfir intens yang dibangun dalam adegan di film ini juga kurang terasa gregetnya, meski adegan puncak berada di malam hari. Hanya di akhir adegan, kejutan terbesar pun terjadi, meski masih menyisakan pertanyaan bagi saya, mengapa bisa seperti itu dan bagaimana caranya?

Dibalik semua kelemahannya, film The Osterman Weekend mampu memberikan premis menjanjikan, melalui penyajian suspens thriller yang kompleks antar hubungan interpersonal karakternya. 

Ditambah dengan performa brilian John Hurt, meski cukup absurd sebagai seorang agen CIA dengan aksen British yang cukup kental, namun menyita perhatian. Selain itu, akting klasik dan tipikal nan berkarisma Burt Lancaster juga turut menyumbangkan kekuatan tema cerita.

Sedangkan Rutger Hauer dengan mimik muka yang unik penuh watak, cukup lumayan pengaruhnya, sebagai seorang karakter utama yang terjebak dalam kekacauan.


Baca juga: Blade Runner (1982) : Dampak Penciptaan 'Manusia'

Karakter kunci Bernie Osterman yang diperankan Craig. T Nelson juga tak kalah mengkilapnya, namun herannya posisi vital karakternya itu mengundang tanda tanya besar terhadap judul dari ceritanya sendiri.

Premis film ini memang menarik, namun sayangnya tidak diisi dengan kualitas penyajian cerita yang kuat dan jelas, setidaknya ada sedikit pemaparan logis tentang proses terjadinya hal tersebut menuju sebuah konklusi.

Sangat disayangkan memang, The Osterman Weekend tak lebih dari sebuah spy thriller reguler yang cukup menghibur namun kurang memuaskan, sehingga menjadi jebakan maut di akhir pekan untuk kisahnya sendiri.

Score : 2 / 4 stars

The Osterman Weekend | 1983 | Drama, Thriller, Spionase | Pemain: Rutger Hauer, John Hurt, Craig. T Nelson, Meg Foster, Dennis Hopper, Chris Sarandon, Burt Lancaster | Sutradara: Sam Peckinpah | Produser: Peter S. Davis, Wiliam N. Panzer | Penulis: Berdasarkan novel The Osterman Weekend karya Robert Ludlum. Naskah: Ian Masters | Musik: Lalo Schifrin | Sinematografi: John Coquillon | Distributor: 20th Century Fox | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 103 Menit

Comments