Groundhog Day (1993) : Intropeksi dalam Pusaran Waktu

groundhog day intropeksi pusaran waktu
Columbia Pictures

Konsep cerita time loop dalam sebuah film, biasanya selalu menarik sekaligus unik serta membuat penasaran audiens akan hasil akhir ceritanya, termasuk Groundhog Day dengan mengisahkan intropeksi seseorang dalam pusaran waktu yang tiada akhir.

Film Groundhog Day boleh jadi yang pertama kali mempopulerkan hal tersebut terhadap sejumlah film sejenis seperti 50 First Dates (2004), The Last Day of Summer (2007), Edge of Tomorrow (2014) hingga Happy Death Day (2017).


Baca juga: Horor Rasa Baru itu ada di Film 'Happy Death Day'

Kelebihan film ini yakni memiliki narasi kuat berdasarkan premis yang mirip dengan kisah A Christmas Carol karya Charles Dickens, bahwa inti kisahnya adalah sebuah penebusan dari makna perayaan penting dalam kehidupan manusia, mengingat aktor Bill Murray pun pernah membintangi tema serupa dalam film Scrooged (1988).

Selain itu, Groundhog Day juga melibatkan unsur romantis antara kedua karakter utamanya. Film ini disutradarai oleh mendiang Harold Ramis, yang juga aktor populer melalui dua film Ghostbusters.

Di tahun 2006, Groundhog Day terpilih oleh United States National Film Registry sebagai sesuatu yang signifikan secara kultural, historis dan estetis.

Groundhog Day sendiri adalah festival nyata yang berakar dari tradisi Kekristenan akan perayaan Candlemas Day di bulan Februari, sebagai berkah di musim dingin.

Saat tradisi tersebut diperkenalkan di Jerman, maka berkembanglah cerita rakyat yang melibatkan seekor landak yang bisa melihat bayangannya sendiri di Candlemas Day, sehingga terjadilah prediksi “musim dingin ke-2” atau cuaca buruk di enam minggu ke depan.

Maka tradisi rakyat itu pun dibawa oleh para imigran Jerman ke Amerika, tepatnya di kota kecil bernama Punxsutawney, hingga akhirnya tradisi tersebut berkembang menjadi sebuah festival perayaan bernama Groundhog Day yang rutin diadakan sejak tahun 1887 hingga kini.

Kisah dalam film ini sendiri yakni Phil (Bill Murray), seorang jurnalis angkuh dan egois sekaligus ambisius terhadap karir yang ia jalani. Ia jenuh meliput Groundhog Day di Punxsutawney, hingga suatu ketika Phil bersama dengan juru kamera bernama Larry (Chris Elliott) datang untuk meliput yang kesekian kalinya, dan kali ini bersama dengan manajer Phil bernama Rita (Andie MacDowell).

review film groundhog day
Columbia Pictures

Mereka menginap di kota tersebut dan saat ia bangun di pagi harinya, rutinitas liputan akan kegiatan utama Groundhog Day berjalan seperti biasanya. Begitu selesai, Rita ingin meliput kegiatan lainnya, namun Phil bersikeras untuk kembali pulang menuju Pittsburgh.

Dalam perjalanan, mereka terjebak badai salju yang memaksa mereka menginap di sebuah hotel. Keesokan harinya, Phil terbangun dengan kondisi yang sama persis saat ia di dalam penginapan dan hendak meliput acara Groundhog Day.


Begitupun keesokan harinya, Phil mengalami hal yang sama berulang kali.

Tidak seperti film sejenis lainnya, Groundhog Day menyuguhkan sebuah alur cerita yang diisi dengan berbagai adegan fantastis yang dialami oleh karakter Phil selama ia terjebak dalam pusaran waktu yang terus berulang.

Banyak hal menarik selama Phil terjebak dalam situasi sama persis setiap harinya, seperti bertemu dengan beberapa karakter yang sama selain Rita dan Larry, dengan kondisi berlainan.

Misalnya saat Phil keluar dari kamarnya, tiba-tiba seorang pria paruh baya menyapanya dengan nada riang, lalu saat Phil hendak sarapan, ia disapa dengan ramah oleh ibu sang pemilik penginapan.

Saat menuju lokasi liputan acara, Phil bertemu dengan teman lamanya seorang tenaga penjual asuransi bernama Ned, yang terkesan sok akrab dan mengganggu.

Hal-hal itulah yang membuat Phil kesal sehingga merespon mereka dengan sikap sentimen, termasuk saat ia meliput ritual ramalan seekor landak di acara Groundhog Day.

Yang seru dalam film ini yakni jalan cerita yang bervariasi saat Phil terjebak dalam pusaran waktu dengan tetap berada di hari yang sama. Ia lalu mengatur skenario terhadap segala tindakannya keesokan harinya, karena telah hafal dengan situasinya, sehingga ia terus berusaha menyiasatinya dengan harapan bisa keluar.

Lucunya yakni saat Phil memanfaatkan keadaan akibat rasa frustasi terperangkap pusaran waktu, ia meniduri seorang wanita dalam kafe dengan berpura-pura sebagai mantan teman sekolahnya.

ulasan sinopsis film groundhog day
Columbia Pictures

Bahkan Phil sempat putus asa hingga melakukan aksi bunuh diri, karena tak kunjung berakhir. Ia yang sering berinteraksi dengan Rita akhirnya menyadari, akhirnya menemukan sebuah perasaan terhadapnya.

Maka timbullah intropeksi diri yang ditindaklanjuti melalui sejumlah kebaikan terhadap orang-orang yang mungkin tersakiti olehnya, termasuk Rita dalam adegan sert dialog yang berulang, namun menghadirkan beberapa kejutan menggelikan.

Itulah yang membuat film Groundhog Day menarik untuk diikuti hingga adegan paling akhir sekalipun, karena saya tidak mengetahui persis apakah segala tindakan Phil sudah dilakukan dengan semestinya, terbesit perasaaan khawatir dirinya masih terjebak ketika bangun di pagi hari.

Performa Bill Murray sebagai Phil memang pas untuk film sekelas komedi ini, seperti mengulang dari film Scrooged, sebagai seseorang yang menyebalkan dan tidak pernah bersimpati terhadap orang lain, ia yang acuh serta angkuh, dengan raut mukanya yang sinis serta terkadang pesimis.

Kontras dengan karakter Rita yang rendah hati sekaligus mempesonakan, yang memang cocok diperankan Andie MacDowell.

Setting yang indah dan suasana festival Groundhog Day terhadap penggambaran kota Punxsutawney, sangat mendukung visual dalam cerita film ini, meski lokasi syuting bukan di kota yang sesungguhnya.

Bagaimana suasana di puncak musim dingin bersalju di bulan Februari, dihangatkan oleh suasana ramainya berbagai kegiatan dalam festival Groundhog Day, belum lagi keramah-tamahan penduduk lokalnya.

Tak lupa pemandangan landskap dari jendela penginapan mungil Phil bernama Cherry Street Inn, serta penginapannya itu sendiri berupa rumah bertingkat dengan gaya klasik seperti Victorian.

Film Groundhog Day sepertinya memang terkesan sebagai drama komedi fantasi yang tidak istimewa, namun sekalinya anda tonton, maka akan terasa menyenangkan sekaligus menjadi intropeksi akan nilai hubungan sosial, berkenaan dengan hukuman berupa jebakan pusaran waktu.

Score : 3.5 / 4 stars

Groundhog Day | 1993 | Drama, Fantasi, Komedi | Pemain: Bill Murray, Andie MacDowell, Chris Elliott | Sutradara: Harold Ramis | Produser: Trevor Albert, Harold Ramis | Penulis: Danny Rubin. Naskah: Danny Rubin, Harold Ramis | Musik: George Fenton | Sinematografi: John Bailey | Distributor: Columbia Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 101 Menit

Comments