Eyes of Laura Mars (1978) : Mata Seorang Pembunuh

film eyes of laura mars
Columbia Pictures

Sinema horor thriller review Eyes of Laura Mars, kisah sudut pandang mata seorang pembunuh.

Eyes of Laura Mars adalah film thriller dengan nuansa horor psikologi dengan kisah sudut pandang mata seorang pembunuh berantai.

Seseorang merasakan ada visi melalui mata sendiri, seakan ia sedang melakukan aksi pembunuhan.

Film tentang pembunuhan bergaya misteri atau suspens dengan elemen horor supranatural adalah salah satu keahlian John Carpenter.

Eyes of Laura Mars ditulis John Carpenter, namun setelah batal ia sutradarai, naskah nya disempurnakan David Zelag Goodman serta Irvin Kershner bertindak sebagai sutradara.

Film ini malah diproduksi studio besar, sementara John Carpenter sendiri menulis cerita sekaligus menjadi sutradara melalui Halloween melalui studio independen.

Baca juga: Halloween (1978): Format Awal Trendsetter Horor Slasher

Cerita 
Eyes of Laura Mars sendiri cukup unik, karena melibatkan kekuatan psikis dari figur utama yang mendapatkan penglihatan dari mata seorang pembunuh.

Eyes of Laura Mars juga merupakan salah satu contoh tipikal film Giallo versi Amerika, yang sebelum nya populer melalui sejumlah film horro asal Italia.

Narasi fIlm ini juga terdapat “Red Herring” atau kesesatan pikiran, dalam alur kisah menarik itu.

Eyes of Laura Mars mengisahkan seorang fotografer busana glamor, Laura Mars (Faye Dunaway) yang dikenal kontroversial atas sejumlah karya dengan gaya vulgar, sensual, serta paduan kekerasan.

Suatu malam ia mengalami visi atau penglihatan, seakan ia adalah seorang pembunuh berantai, melakukan aksi membunuh seorang editor buku biografi nya sendiri.

Sang editor tersebut memang tewas terbunuh, kemudian polisi melakukan investigasi yang dipimpin 
John Neville (Tommy Lee Jones).

John memperlihatkan kedua kedua foto korban pembunuhan, tampak ada adegan dengan gaya yang sama terhadap hasil dari pemotretan Laura.

review eyes of laura mars
Columbia Pictures

Hal tersebut mengarah kepada asumsi, apakah mungkin Laura mengambil inspirasi gaya pemotretan dari pembunuhan yang telah terjadi sebelum nya?

Lalu sejumlah pembunuhan pun terjadi lagi, satu persatu kolega Laura dibunuh secara misterius, meninggalkan tanda melalui mata yang tertusuk benda tajam. 

Laura sendiri pun nyaris didatangi sang pembunuh di dalam penglihatan nya sendiri.

Ia pun semakin khawatir akan ancaman terhadap diri nya, atau memang dia sendiri pembunuh nya?

Saat pertama kali membaca premis cerita 
Eyes of Laura Mars, saya menduga bahwa film ini superior dari segala sisi dan menjanjikan.

FIlm ini juga dibintangi nama besar saat itu, Faye Dunaway dan Tommy Lee Jones, selain basis tulisan karya John Carpenter, juga reputasi sutradara Irvin Kershner. 

Eyes of Laura Mars dimulai dalam adegan pembuka, tampak sebuah foto dengan format hitam putih, perlahan sorotan kamera mendekati foto itu, dan perlahan mengalami transisi menjadi foto negatif.

Adegan pembuka tersebut diiringi lagu power ballad emosional dengan judul "Prisoner" dari Barbra Streisand.

ulasan eyes of laura mars
Columbia Pictures

Irvin Kershner yang dikenal melalui The Empire Strikes Back (1980), piawai sajikan berbagai visual adegan sepanjang cerita film, terlihat dramatis dan grandeur, sangat menarik sekaligus impresif.

Baca juga: Trilogi Orisinal 'Star Wars' yang Wajib Anda Tonton

Keunggulan 
Eyes of Laura Mars memang ada pada aspek visual adegan, saat figur Laura Mars ‘melihat’ melalui mata seorang pembunuh, dengan cara penggunaan lensa kamera yang dibuat "blur" alias kabur, serta pengurangan saturasi warna.

Dalam awal cerita pun, adegan saat Laura hadiri acara peluncuran karya terbaru nya sebuah galeri, tampak trik sorot kamera dengan tajam tertuju pada berbagai hasil cetak foto dengan ukuran tubuh manusia.

Sejumlah foto itu terlihat seperti nyata atau hidup, seakan diperankan langsung oleh aktor dan aktris yang diam tak bergerak, padahal itu hanyalah sebuah foto. 

Adegan itu juga didukung permainan cahaya lampu interior dan tata letak display foto itu sendiri.

Adegan lain yaitu sesi pemotretan yang diatur Laura adalah di tengah sudut kota dekat jalan raya, dengan melibatkan skenario berupa perkelahian beberapa wanita seksi sebagai modelnya.

Melalui latar kedua unit mobil yang terbakar, seakan memberikan narasi aksi laga saling bantai. Brutal namun estetis!

Sejumlah lokasi syuting film ini kebanyakan dilakukan di sebuah apartemen, jalanan, serta kantor polisi di Kota New York.

Eksploitasi latar visual adegan film ini menekankan hal yang glamor, megah, nyaman, gemerlap, sekaligus juga gaya arsitektur klasik, maupun aktivitas serta suasana kota besar.

Penggunaan sebuah gudang tua yang luas dan megah, dengan lokasi dekat pelabuhan, bagaikan sebuah loft luas yang disulap menjadi kantor sekaligus studio pemotretan Laura.

mata seorang pembunuh
Columbia Pictures
 
Tak ketinggalan sebuah adegan romantis saat John dan Laura sedang berada di sebuah taman, dikelilingi pepohonan rimbun dan dedaunan hijau kuning cokelat dalam musim gugur atau semi, dalam getaran melankolis.

Semua visual dan gaya yang hadirkan dalam 
Eyes of Laura Mars, tak luput dari aura misteri dan berbagai kengerian yang cukup mengejutkan.

Senjata yang digunakan sang pembunuh yang memakai alat penghancur es batu itu, mengingatkan saya akan film Basic Instinct (1992).

AWAS, ADA SEDIKIT BUMBU SPOILER YANG MENGGANGGU!

Namun kelemahan film ini adalah kebocoran akan sebuah petunjuk secara implisit, sehingga saya bisa tebak siapa sosok pembunuh sebenarnya.

Lucu nya durasi film ini masih berjalan cukup lama untuk hadirkan kembali menuju aksi pembunuhan berikut nya, meski masih tetap misterius.

Sejak saat itulah hasrat saya turun cukup drastis untuk ikuti alur selanjut nya, meski beberapa kejutan lumayan menghadang, serta ada satu adegan yang membuat saya kaget tak karuan

Mungkin pengaruh gaya John Carpenter menjelang akhir cerita, sengaja membiarkan aspek supranatural tidak dapat dijelaskan secara nalar dan gamblang.

Misalnya seperti mengapa semua itu bisa ada koneksi dan apa sebab dari semua itu, sehingga hanya bisa timbul asumsi dari audien saja.

sinopsis eyes of laura mars
Columbia Pictures
 
Kelemahan di atas untung saja mampu ditutupi dengan kehebatan akting para pemain film ini, sehingga siapa saja bisa menjadi sosok seorang pembunuh.

Figur Laura Mars yang diperankan Faye Dunaway, adalah sosok misterius, paranoid, serta sedikit delusi, terutama saat jadi saksi melalui mata seorang pembunuh.

Aksi pembunuhan itu yang menjadi inspirasi terhadap sejumlah karya nya, apa mungkin ia sedang halusinasi di tempat lain dengan aktivitas berbeda, dana apa memang ia sendiri yang melakukan sejumlah pembunuhan itu?

Beberapa figur kunci juga hadir, seperti detektif John Neville yang diperankan Tommy Lee Jones, mampu membangun ikatan kuat dan romantis dengan Laura Mars.

Lalu ada figur Tommy yang diperankan Brad Douriff sebagai seorang supir yang memiliki latar belakang kriminal dan pernah berada di penjara, memiliki kepribadian tertutup, cenderung anti sosial.

Baca juga: Child's Play (1988) : Legenda Chucky Berawal Disini

Juga ada figur Donald yang diperankan René Auberjonois sebagai agen Laura, yang temperamen, sedikit pendendam atau cemburu, serta tidak menyukai Tommy.

Sedangkan yang terakhir yaitu Michael yang diperankan Raul Juliá, mantan suami Laura yang sedang kesulitan keuangan dan ingin kembali rujuk setelah kekasih nya terbunuh.

Sebenarnya Eyes of Laura Mars bisa menjadi salah satu film terbaik dari genre horor suspens, jika detail naskah nya dieksekusi lebih cermat dan jalan cerita yang lebih masuk akal, sehingga lebih mudah pula dipahami.

Kesimpulan di akhir cerita yang kurang memuaskan itu, masih bisa ditutupi melalui penuturan visual yang mengesankan.

Demikian sinema horor thriller review Eyes of Laura Mars, kisah sudut pandang mata seorang pembunuh.

Score: 2.5 / 4 stars

Eyes of Laura Mars | 1978 | Drama, Thriller, Horor, Misteri | Pemain: Faye Dunaway, Tommy Lee Jones, Brad Douriff, René Auberjonois, Raul Juliá | Sutradara: Irvin Kershner | Produser: Jack H. Harris, Jon Peters, Laura Ziskin | Penulis: John Carpenter | Musik: Artie Kane | Sinematografi: Victor J. Kemper | Distributor: Columbia Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 104 Menit

Comments