Child’s Play (1988) : Legenda Chucky Berawal Disini

childs play awal legenda chucky
MGM/UA Communication Co.

Hi, I’m Chucky. Wanna play?

Film horor tidak ada matinya!

Sebentar lagi film Child’s Play (2019) akan segera tayang di bioskop. Sama nasibnya dengan sejumlah waralaba horor ikonik, film yang mempopulerkan karakter Chucky tersebut pembuatan ulang yang menurut saya tidak perlu eksis.

Saya pribadi tidak menaruh ekspektasi apapun terhadap film versi terbarunya itu, terlebih sentuhan CGI Chucky yang mengapa tidak sekalian saja dibuatkan versi animasinya?

Melalui sebuah ide segar dari Don Mancini, maka legenda karakter Chucky berawal di film ini yang menjadi sebuah terobosan populer berkenaan dengan horor tentang boneka pembunuh.

Sineas Charles Band sebenarnya tertarik untuk mewujudkannya, yang kemudian ia akhirnya memubuat film berjudul Puppet Master sehingga menjadi warlaba melalui sejumlah sekuelnya.

Penamaan karakter Charles Lee Ray sebelum bertransformasi menjadi Chucky, terinspirasikan dari pembunuh nyata Charles Manson, Lee Harvey Oswald dan James Earl Ray.

Meski sempat terjadi kontroversi terkait kekerasan pada karakter anak kecil, kesuksesan film Child’s Play di tahun 1988 yang disutradarai oleh Tom Holland yang sukses lewat horor Fright Night (1985), diteruskan oleh enam sekuel berikutnya.

Baca juga: Head to Head : Fright Night 1985 vs 2011 

review film childs play
MGM/UA Communication Co.

Adapun ke-6 sekuelnya yakni Child’s Play 2 (1990), Child’s Play 3 (1991), sedangkan elemen komedi kemudian ditambahkan dalam film Bride of Chucky (1998) dan Seed of Chucky (2004).

Dua sekuel selanjutnya memiliki format direct-to-video yakni Curse of Chucky (2013) dan Cult of Chucky (2017) yang sekaligus kembali menuju akar horor murni, meski ada sedikit elemen humor.

Baca juga: Film untuk Video Kok Diputar di Bioskop?

Rencananya di tahun 2020, film berjudul Chucky akan tayang dalam format film seri televisi, yang masih diproduseri oleh David Kirschner bersama dengan sang kreator Don Mancini.

Film Child’s Play mengisahkan Andy (Alex Vincent), seorang bocah berusia enam tahun, oleh ibunya bernama Karen (Catherine Hicks) dihadiahi sebuah boneka Good Guys Doll yang dibelinya dari penjual barang bekas.

Saat Karen pergi di suatu malam, Andy diasuh oleh sahabat Karen bernama Maggie, namun saat Maggie tengah menjaga Andy, ia tewas diserang oleh sosok boneka tersebut.

Detektif polisi Mike Norris (Chris Sarandon) yang menyelidiki pembunuhan tersebut, menduga bahwa Andy adalah pelaku pembunuhan Maggie, namun Andy mengklaim bahwa sosok boneka itulah yang membunuh Maggie.

Akhirnya boneka tersebut melakukan komunikasi dengan Andy, yang memperkenalkan dirinya sebagai Chucky (Brad Dourif), serta mempengaruhi Andy dengan niat jahatnya.

sinopsis film childs play
MGM/UA Communication Co.

Maka teror pembunuhan pun dimulai, saat satu persatu orang yang menyebabkan jiwa Chucky terperangkap dalam sebuah boneka, harus dibunuh.

Ditinjau dari premisnya meski sejak awal cerita, audiens disuguhkan proses magis saat jiwa Charles Lee Ray sepertinya masuk ke salah satu boneka Good Guys Dolls.

Namun dalam rangkaian kisah selanjutnya, film ini secara perlahan mampu mengekplorasi elemen psikologis, terutama melalui visual adegan yang sengaja dibuat seperti horor suspens.

Dampak psikologisnya jelas terhadap karakter Karen sebagai ibunya Andy yang sibuk bekerja, seorang detektif polisi Norris yang sebelumnya sempat melakukan aksi baku-tembak dengan Lee Ray, serta rekan Norris dan seorang dokter ahli jiwa.

Psikologi anak seusia Andy tentu saja sudah lumrah, karena karakter tipikal seperti itu sering digunakan melalui film horor supranatural, berkenaan dengan masih kuatnya tingkat imajinasi dan fantasi seorang bocah seusia Andy.

Akibatnya, setelah Maggie tewas dibunuh oleh Chucky, tidak ada seorang saksi mata yang diperparah oleh pakaian dan sepatu yang dipakai oleh Andy, sama persis dengan yang dikenakan karakter Good Guys Dolls (dalam hal ini Chucky).

Jadi, seakan Andy menirukan karakter Good Guys Dolls melalui penampilan yang sama persis. Hal itulah yang menimbulkan kecurigaan Norris terhadap Andy, sekaligus mempertanyakan kondisi kejiwaannya.

ulasan film childs play
MGM/UA Communication Co.
 
Film horor yang menggunakan karakter anak kecil –tergantung dari konteksnya- memang kerap kali menimbulkan kontroversi, yang dikaitkan dengan psikologi anak terhadap kekerasan dan perbuatan jahat atau kejam. Itulah resiko bisnis industri perfilman yang selalu menimbulkan pro dan kontra.

Dibandingkan dengan semua sekuelnya, film Child’s Play yang umumnya berlaku di seluruh waralaba horor ikonik, terkesan begitu unggul dalam menghadirkan suasana serta ritme yang stabil, serta tersusun rapih.

Film ini mampu memainkan tempo seimbang dari satu adegan menuju adegan lain secara sistematis, yang enak untuk diikuti alurnya, sehingga audiens dapat menikmati keasyikan karakter protagonis dalam usaha memecahkan misteri, yang diselingi dengan beberapa adegan pembunuhan yang dilakukan Chucky.

Baca juga: Eyes of Laura Mars (1978) : Mata Seorang Pembunuh 

Tentu saja aspek kekerasan yang berdarah-darah di film ini terlihat sangat minim, sehingga terkesan seperti horor slasher biasa.

Sekali lagi, yang ditekankan di film ini cenderung memainkan drama suspens dengan kombinasi horor supranatural sekaligus sisi psikologis. Maka dalam sejumlah sekuel berikutnya, film Child’s Play dibuat melalui kreativitas berbagai adegan kematian atas penggunaan efek yang lebih maksimal.

Kesalutan saya terhadap film yang dirilis pada era 80’an ini terletak pada efek spesial serta visual yang mampu memanipulasi mata audiens, sehingga bisa menghidupkan boneka Chucky persis seperti manusia, terutama dalam berbagai gerakan muka atau wajah secara halus mulus.

Meski belum ada CGI, pemanfaatan optimal akan animatronic puppet, performa peran pengganti berupa anak kecil, serta one-stop motion animation terlihat begitu sempurna, tanpa kelihatan jelas mana efek yang dirasa kaku atau sebaliknya.

film childs play ikonik
MGM/UA Communication Co.
 
Performa aktor cilik Alex Vincent sebagai Andy sungguh menggemaskan dan brilian, selain itu aktor watak Brad Dourif sendiri karirnya mulai terangkat kembali sejak secara reguler mengisi suara Chucky.

Aktor Chris Sarandon kembali hadir sebagai detektif Norris, setelah sebelumnya pernah bekerjasama dengan Holland sebagai vampir di film Fright Night.

Tema musik saat akhir kredit pun terdengar unik, melalui alat synthesizer yang diaransemen Renzetti, membangkitkan emosi sekaligus merefleksikan kembali kisah dalam film, eksploitasi psikologi Andy terhadap Chucky sebagai dua karakter sentral yang tadinya kawan menjadi lawan.

Meski sebelumnya terdapat sejumlah film horor yang mengangkat tema serupa, namun Child’s Play mampu menggali kedalaman ikatan emosional antara Andy dan Chucky dalam durasi yang cukup singkat dan efektif, sekaligus menghantarkan Chucky menjadi ikon horor baru saat itu.

Jika film horor tertentu telah menjadi sebuah waralaba dalam rentang beberapa dekade lamanya, maka anda wajib nonton film Child’s Play orisinal ini.

Sehingga anda mendapatkan rasa yang begitu kuat dan otentik, guna menyambut legenda Chucky yang berawal disini.

Score : 4 / 4 stars

Child’s Play | 1988 | Horor | Pemain: Alex Vincent, Catherine Hicks, Chris Sarandon, Brad Dourif, Dinah Manoff | Sutradara: Tom Holland | Produser: David Kirschner | Penulis: Don Mancini. Skenario: Don Mancini, John Lafia, Tom Holland | Musik: Joe Renzetti | Sinematografi: Bill Butler | Distributor: MGM/UA Communication Co. | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 87 Menit

Comments