The Company of Wolves (1984) : Dongeng Unik Kawanan Serigala

film the company of wolves manusia serigala
ITC Entertainment

Sinema horor review The Company of Wolves, film dongeng unik kawanan serigala.

The Company of Wolves adalah film unik, dengan kisah tentang kawanan serigala dengan relevansi werewolf dalam dongeng.

Pengemasan The Company of Wolves dalam horor antologi, disajikan melalui dongeng dalam rangkaian kisah dongeng yang terjadi dalam satu mimpi saja.

Namun benarkah kisah The Company of Wolves itu hanya sebuah mimpi?

Dongeng unik kawanan serigala dalam film The Company of Wolves, menyampaikan penegasan terhadap mitologi manusia serigala atau werewolf.

Narasi film ini punya gaya yang tidak biasa, menghindari hal klise yang telah kita saksikan berulang kali tentang werewolf.

The Company of Wolves mengisahkan pada masa modern, saat sepasang suami istri (David Warner dan Tusse Silberg) baru saja pulang ke rumah, disambut putri sulung mereka, Sarah (Gerogia Slowe). 
 
Baca juga: Wolf (1994): Drama Manusia Serigala yang Agak Terlupakan

Mereka menyuruh Sarah untuk membangunkan adiknya yaitu Rosaleen (Sarah Patterson) yang tertidur pulas hingga terbawa mimpi.

Adapun mimpi Rosaleen yaitu:

Pada abad 18, Sarah ditemukan tewas karena kawanan serigala. Karena sang ibu tengah berduka, sang ayah meminta Rosaleen untuk sementara tinggal di rumah nenek nya (Angela Lansbury).

Rosaleen diperingati sang nenek untuk tetap berada di jalur setapak saat mereka menuju ke rumah dan waspada terhadap pria yang memiliki alis mata menyatu. 

Suatu malam pun sang nenek menceritakan tentang legenda manusia serigala yang mengisahkan:

Seorang pengembara menikahi gadis desa, hingga suatu malam saat bulan purnama, ia lari meninggalkan rumah. Gadis tersebut terus menunggu sang suami, hingga ia menikahi pria lain dan memiliki tiga anak. Hingga suatu malam sang suami kembali ke rumahnya …” 

dongeng unik kawanan serigala
ITC Entertainment
 
Sang nenek memberikan pakaian dengan tudung merah kepada Rosaleen yang akan kembali pulang ke rumah orangtua nya. 

Dalam perjalanan, Rosaleen bertemu dengan seorang anak lelaki yang tak lain adalah tetangga nya. Lelaki tersebut tertarik kepada Rosaleen, dan pada hari Minggu mereka berjalan menyusuri hutan.

Namun mereka terpisah hingga anak lelaki itu menemukan seekor sapi tewas karena serangan serigala.

Penduduk yang geram kemudian memasang jebakan untuk membunuh kawanan serigala, sementara Rosaleen bertemu dengan pemuda yang menarik saat ia dalam perjalanan menuju rumah sang nenek.

The Company of Wolves Adalah merupakan adaptasi dari novel karya Angela Carter dengna judul The Bloody Chamber, berupa kumpulan cerita pendek, lalu sempat diadaptasi ke dalam drama radio.

Bersama dengan sineas Neil Jordan, Angela Carter mengembangkan naskah untuk adaptasi ke dalam format film.

Saran saya, agar anda fokus untuk simak cerita film ini dari awal hingga akhir, karena poin penting dalam kisah tersebut berada di dunia mimpi Rosaleen.

Hal itu berkenaan dengan sejumlah narasi rumit selain yang dialami figur utama Rosaleen, seperti sang nenek, ayah dan ibu Rosaleen, bocah lelaki yang tertarik kepada Rosaleen, serta seorang pemuda yang menarik hati Rosaleen.

Setelah itu, maka setidaknya ada empat kisah dongeng yang diceritakan dalam The Company of Wolves.

Dua kisah pertama adalah yang diceritakan sang nenek kepada Rosaleen. Kisah pertama yaitu tentang seorang pengembara dan serigala, sedangkan kisah kedua yaitu tentang seorang anak muda yang bertemu dengan iblis.

review the company of wolves
ITC Entertainment

Kisah dongeng ketiga adalah cerita yang disampaikan Rosaleen kepada sang ibu, yaitu tentang seorang wanita hamil yang mendatangi pesta pernikahan pria selingkuhan nya.

Kisah dongeng terakhir adalah cerita yang disampaikan Rosaleen kepada seorang pemuda yang menarik hati Rosaleen, saat mereka bertemu di dalam hutan selagi dirinya dalam perjalanan menuju rumah sang nenek.

Kisah itu tentang tentang wanita serigala yang keluar dari sebuah sumur.

Saya tidak ingin membocorkan lebih lanjut bagaimana beberapa kisah tersebut disusun, dirangkai, serta dikemas dalam sebuah cerita The Company of Wolves keseluruhan.

Padahal durais film ini hanya sekitar 1,5 jam saja, namun mampu disajikan dengan solid dan impresif.

Momen saat Rosaleen mulai bermimpi, sangat terasa ada atmosfir kuat akan dongeng dengan nuansa horor gothic maupun dark fantasy, tipikal The Dark Crystal (1982) dan The Labyrinth (1986) sebagai tribut terhadap roman Little Red Riding Hood.

Nunansa kehidupan mereka di sebuah desa yang selalu diselimuti kabut tebal, berada di dekat hutan lebat dengan pepohonan besar, suasana suram, namun langit saat senja hari berawan yang indah.

Sejumlahi setting pun tampak seperti berada di dalam studio, lengkap dengan berbagai latar melalui visual mengagumkan berupa matte paintings, dengan sempurna mampu memanjakan mata.

Dengan mengandalkan teknik efek praktis jitu seperti film An American Werewolf in London (1981), adegan transformasi manusia serigala dieksekusi dengan cemerlang.

Ada pula visual penampakan sosok serigala itu sendiri dalam kegelapan, begitu terasa nyata sekaligus terasa mengerikan.

Berbagai adegan impresif itu ada berkat kelihaian permainan cahaya, teknik pewarnaan, serta pengambilan berbagai sudut akan sorotan kamera, didukung sejumlah prop menakjubkan, sehingga terlihat estetis.

ulasan sinopsis the company of wolves
ITC Entertainment
 
Dalam tiap segmen cerita, hampir semua terdapat banyak kejutan dan terkadang mengerikan, juga ada beberapa hal yang cenderung ambigu, diluar nalar termasuk dalam akhir cerita.

The Company of Wolves mampu padukan elemen surealisme diantara mimpi, fantasi atau kenyataan, dan memang sulit untuk dipahami dengan gamblang.

Performa Sarah Patterson sebagai seorang gadis lugu Rosaleen, membuktikan bahwa karakter nya memiliki pesona kuat, sekaligus membuat audiens jatuh hati dan bersimpati kepada nya.

Selain itu, performa aktris veteran Angela Lansbury sebagai sang nenek tak kalah menarik, sebagai seorang yang bijak dan punya karisma kuat, namun misterius.

Baca juga: An American Werewolf in London (1981) : Transformasi Sempurna Werewolf

Film The Company of Wolves mengambil basis dari tradisi dongeng klasik Eropa, melalui narasi sangat menarik dari premis yang tidak biasa, membuat penasaran hingga akhir cerita.

Hadir dalam berbagai dimensi kehidupan antara kenyataan atau realita, pengembangan narasi cerita tersebut disampaikan dengan teratur tanpa harus mengacak alur.

Penceritaan film The Company of Wolves juga mampu menghindari kesesatan jalan pikiran audien untuk bisa paham cerita.

Hanya saja mungkin perbedaan penafsiran tidak menjadikan film ini sulit untuk dinikmati, malah sebaliknya.

Bagi yang suka film horor, sangat direkomendasikan menonton The Company of Wolves, sebuah dongeng unik kawanan serigala sebagai tontonan dengan gaya yang berbeda.

Demikian sinema horor review The Company of Wolves, film dongeng unik kawanan serigala.

Score: 3.5 / 4 stars

The Company of Wolves | 1984 | Horor, Fantasi | Pemain: Angela Lansbury, David Warner, Micha Bergese, Sarah Patterson, Tusse Silberg | Sutradara: Neil Jordan | Produser: Chris Brown, Stephen Woolley | Penulis: Adaptasi dari beberapa cerita dalam novel The Bloody Chamber karya Angela Carter. Naskah: Angela Carter, Neil Jordan | Musik: George Fenton | Sinematografi: Bryan Loftus | Distributor: ITC Entertainment | Negara: Inggris | Durasi: 95 Menit

Comments