Game Night (2018) : Permainan Malam yang Merubah Semuanya
![]() |
Warner Bros Pictures |
Dari judulnya memang menarik atensi saya yang penasaran langsung nonton filmnya, tanpa pernah membaca sinopsis cerita, apalagi menyimak trailer-nya terlebih dulu.
Film Game Night adalah kisah black comedy thriller tentang permainan malam yang merubah semuanya terhadap sekelompok orang, sehingga sulit diterka apakah memang nyata atau hanya manipulasi belaka.
Dari semua jajaran cast-nya, yang saya kenal hanya Rachel McAdams dan tentunya Jason Bateman yang pernah menjadi idola remaja di era 80’an dan 90’an.
Film Game Night disutradarai oleh dua orang yang tidak saya kenal yakni John Francis Daley dan Jonathan Goldstein, namun mereka ternyata spesialis dalam film dengan genre komedi.
Game Night mengisahkan Max (Jason Bateman), seorang partisipan permainan tebakan yang biasanya dilakukan oleh sekelompok orang di sebuah kafe, bar atau di rumah.
Max yang berkompetisi dengan Annie (Rachel McAdams) akhirnya saling tertarik, pacaran dan akhirnya menikah. Mereka masih aktif dalam melakukan permainan di malam hari bersama dengan teman-temannya.
Saat permainan berlangsung di rumah Max dan Annie, merkea melakukannya diam-diam, demi menghindar Gary, seorang polisi sekaligus tetangga yang kurang disukai karena dianggap tidak menyenangkan dalam melakukan permainan.
Suatu hari, Max kedatangan seorang kakaknya yang sukses sebagai seorang pebisnis yang baru saja datang dari Eropa, yakni Brooks (Kyle Chandler) yang mengundang untuk melakukan permainan di rumah yang ia sewa.
Saat semua telah hadir termasuk Ryan (Billy Magnussen) dan rekan kerjanya, Sarah (Sharon Horgan) serta suami-istri Kevin (Lamorne Morris) dan Michelle (Kylie Bunbury), maka permainan pun dimulai.
Brooks menjelaskan bahwa permainannya bergaya detektif dalam memecahkan sebuah kasus misterius, bahwa nanti ia akan diculik, kemudian mereka akan mendapatkan petunjuk tersembunyi untuk mencari dan membebaskan dirinya dengan hadiah berupa mobil mewah miliknya.
Saat permainan dimulai dengan diculiknya Brooks, mereka semua kagum sekaligus mentertawakannya, namun apa yang terjadi sesungguhnya bukanlah yang mereka sangka selama ini.
Ditinjau dari premis dan kerangka cerita, sebenarnya film ini memiliki keunikan serta daya tarik tersendiri dengan sebuah pelintiran menarik, yang mengingatkan saya terhadap film The Game (1997).
Baca juga: The Game (1997) : Permainan yang Tidak Main-Main
Berbagai skenario atau drama yang manipulatif, dirangkai dalam berbagai adegan yang berhasil menyajikan sesuatu yang sulit dibedakan antara sungguhan atau rekayasa, selalu membuat penasaran.
Eksplorasi masing-masing karakter dalam film Game Night, digali cukup dalam dari masing-masing dialog yang terpapar dalam berbagai situasi yang mereka hadapi.
Seperti Max yang merasa inferior terhadap sang kakak yakni Brooks yang terlihat lebih sukses dalam segala hal. Ryan yang diperlihatkan lugu namun terkadang sok tahu, ada pula Kevin yang cemburu terhadap istrinya, Michelle yang pernah mengencani seorang selebritis.
Masing-masing aktor/aktris mengerjakan tugasnya dengan cukup baik, meski terkesan standar dan agak monoton.
Namun yang disayangkan adalah jenis humor dan komedi yang diperlihatkan, tidaklah sebaik dari alur cerita, setting dan berbagai adegan aksi mendebarkan sekaligus meriah.
Jenis black comedy yang diimplementasikan dalam film ini rasanya tidak masuk dan sesuai dengan apa yang saya seharusnya nikmati.
Sejumlah humor kering dalam dialog, disampaikan seadanya tanpa ekspresi yang lebih pantas, juga beberapa adegan konyol dirasa tanggung tanpa slapstick. Hal ini kembali mengingatkan saya akan beberapa film black comedy-nya Martin Scorsese terutama After Hours (1985) yang jauh lebih unggul dan pantas.
Baca juga: After Hours (1985) : Petualangan Mengejutkan Semalam
Beberapa karakter antagonis pun digambarkan cukup konyol dan kurang berdaya atau tepatnya, kurang kejam saat menghadapi aksi Max, Annie dan kelompoknya.
Aksi laga yang disajikan ala komik sepertinya juga serba tanggung, antara adegan yang lebih realistis atau adegan spektakuler berlebihan ala CGI misalnya.
Elemen thriller suspens yang dibangun cukup meyakinkan, sesuai ritme berdasarkan jalan ceritanya. Seperti di awal cerita saat Max dan Annie bertemu dan saling tertarik, tampak ikatan kuat diantara mereka begitu cepat merekat, yang diiringi oleh lagu Queen, Don’t Stop Me Now.
Film Game Night adalah kisah black comedy thriller tentang permainan malam yang merubah semuanya terhadap sekelompok orang, sehingga sulit diterka apakah memang nyata atau hanya manipulasi belaka.
Dari semua jajaran cast-nya, yang saya kenal hanya Rachel McAdams dan tentunya Jason Bateman yang pernah menjadi idola remaja di era 80’an dan 90’an.
Film Game Night disutradarai oleh dua orang yang tidak saya kenal yakni John Francis Daley dan Jonathan Goldstein, namun mereka ternyata spesialis dalam film dengan genre komedi.
Game Night mengisahkan Max (Jason Bateman), seorang partisipan permainan tebakan yang biasanya dilakukan oleh sekelompok orang di sebuah kafe, bar atau di rumah.
Max yang berkompetisi dengan Annie (Rachel McAdams) akhirnya saling tertarik, pacaran dan akhirnya menikah. Mereka masih aktif dalam melakukan permainan di malam hari bersama dengan teman-temannya.
Saat permainan berlangsung di rumah Max dan Annie, merkea melakukannya diam-diam, demi menghindar Gary, seorang polisi sekaligus tetangga yang kurang disukai karena dianggap tidak menyenangkan dalam melakukan permainan.
![]() |
Warner Bros Pictures |
Suatu hari, Max kedatangan seorang kakaknya yang sukses sebagai seorang pebisnis yang baru saja datang dari Eropa, yakni Brooks (Kyle Chandler) yang mengundang untuk melakukan permainan di rumah yang ia sewa.
Saat semua telah hadir termasuk Ryan (Billy Magnussen) dan rekan kerjanya, Sarah (Sharon Horgan) serta suami-istri Kevin (Lamorne Morris) dan Michelle (Kylie Bunbury), maka permainan pun dimulai.
Brooks menjelaskan bahwa permainannya bergaya detektif dalam memecahkan sebuah kasus misterius, bahwa nanti ia akan diculik, kemudian mereka akan mendapatkan petunjuk tersembunyi untuk mencari dan membebaskan dirinya dengan hadiah berupa mobil mewah miliknya.
Saat permainan dimulai dengan diculiknya Brooks, mereka semua kagum sekaligus mentertawakannya, namun apa yang terjadi sesungguhnya bukanlah yang mereka sangka selama ini.
Ditinjau dari premis dan kerangka cerita, sebenarnya film ini memiliki keunikan serta daya tarik tersendiri dengan sebuah pelintiran menarik, yang mengingatkan saya terhadap film The Game (1997).
Baca juga: The Game (1997) : Permainan yang Tidak Main-Main
Berbagai skenario atau drama yang manipulatif, dirangkai dalam berbagai adegan yang berhasil menyajikan sesuatu yang sulit dibedakan antara sungguhan atau rekayasa, selalu membuat penasaran.
Eksplorasi masing-masing karakter dalam film Game Night, digali cukup dalam dari masing-masing dialog yang terpapar dalam berbagai situasi yang mereka hadapi.
Seperti Max yang merasa inferior terhadap sang kakak yakni Brooks yang terlihat lebih sukses dalam segala hal. Ryan yang diperlihatkan lugu namun terkadang sok tahu, ada pula Kevin yang cemburu terhadap istrinya, Michelle yang pernah mengencani seorang selebritis.
![]() |
Warner Bros Pictures |
Masing-masing aktor/aktris mengerjakan tugasnya dengan cukup baik, meski terkesan standar dan agak monoton.
Namun yang disayangkan adalah jenis humor dan komedi yang diperlihatkan, tidaklah sebaik dari alur cerita, setting dan berbagai adegan aksi mendebarkan sekaligus meriah.
Jenis black comedy yang diimplementasikan dalam film ini rasanya tidak masuk dan sesuai dengan apa yang saya seharusnya nikmati.
Sejumlah humor kering dalam dialog, disampaikan seadanya tanpa ekspresi yang lebih pantas, juga beberapa adegan konyol dirasa tanggung tanpa slapstick. Hal ini kembali mengingatkan saya akan beberapa film black comedy-nya Martin Scorsese terutama After Hours (1985) yang jauh lebih unggul dan pantas.
Baca juga: After Hours (1985) : Petualangan Mengejutkan Semalam
Beberapa karakter antagonis pun digambarkan cukup konyol dan kurang berdaya atau tepatnya, kurang kejam saat menghadapi aksi Max, Annie dan kelompoknya.
Aksi laga yang disajikan ala komik sepertinya juga serba tanggung, antara adegan yang lebih realistis atau adegan spektakuler berlebihan ala CGI misalnya.
Elemen thriller suspens yang dibangun cukup meyakinkan, sesuai ritme berdasarkan jalan ceritanya. Seperti di awal cerita saat Max dan Annie bertemu dan saling tertarik, tampak ikatan kuat diantara mereka begitu cepat merekat, yang diiringi oleh lagu Queen, Don’t Stop Me Now.
Lalu tempo bergerak melambat seperti halnya film drama komedi, tentang bagaimana problema Max dan Annie ketika berkonsultasi dengan dokter, berinteraksi dengan Gary, bertemu dengan Brooks atau ketika sedang melakukan permainan rutin mereka.
Selanjutnya, saya pun tidak bisa menerka berbagai kejutan apalagi yang hadir, mulai saat Brooks diculik, berbagai insiden berikutnya terjadi.
Penurunan kadar thriller mulai terasa hingga akhir cerita, ketika para karakter portagonis ini dengan santainya begitu menikmati permainan mereka. Dalam prosesnya, masing-masing sisi pribadi mereka tereksplorasi melalui dialog diantara aksi petualangannya, meski tidak sadar bahaya yang mengancam.
Visualisasi dan permainan optik dari beberapa adegan tertentu, menjadi catatan apik tersendiri di film ini.
Mungkin karena sesuai temanya, yakni bagaikan sebuah permainan seperti halnya Monopoli atau Catur yang berupa minatur itu, ada dua adegan yang cukup dikenang secara visual.
Yang pertama berkenaan dengan transisi sorotan kamera terhadap sekuen antara miniatur dengan hal nyata, saat mengekspos lingkungan pemukiman Max dan Annie mulai dari kejauhan hingga kamera mendekat.
Sedangkan yang kedua yakni adegan saat Max, Annie dan kawan-kawan yang mengendarai mobil, sedang menghampiri Brooks yang disandera oleh kedua penculik dengan posisi di dekat sebuah mobil van, dengan gaya yang sama.
Film Game Night mengangkat tema akan sebuah permainan yang merubah semuanya,
sehingga menyadarkan karakter sekaligus mempermainkan pikiran audiens tentang sesungguhnya apa yang terjadi.
Film ini mungkin menjadi sebuah kemasan yang lebih menarik, seandainya level komedi atau humor ditingkatkan, melalui dialog yang lebih segar dan akting yang lebih ekspresif.
Score : 2 / 4 stars
Game Night | 2018 | Drama, Thriller, Komedi | Pemain: Jason Bateman, Rachel McAdams, Kyle Chandler, Billy Magnussen, Sharon Horgan, Lamorne Morris, Kylie Bunbury, Jesse Plemons | Sutradara: John Francis Daley, Jonathan Goldstein | Produser: John Davis, John Fox, Jason Bateman, James Garavente | Penulis: Mark Perez | Sinematografi: Barry Peterson | Musik: Cliff Martinez | Distributor: Warner Bros Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 100 Menit
![]() |
Warner Bros Pictures |
Selanjutnya, saya pun tidak bisa menerka berbagai kejutan apalagi yang hadir, mulai saat Brooks diculik, berbagai insiden berikutnya terjadi.
Penurunan kadar thriller mulai terasa hingga akhir cerita, ketika para karakter portagonis ini dengan santainya begitu menikmati permainan mereka. Dalam prosesnya, masing-masing sisi pribadi mereka tereksplorasi melalui dialog diantara aksi petualangannya, meski tidak sadar bahaya yang mengancam.
Visualisasi dan permainan optik dari beberapa adegan tertentu, menjadi catatan apik tersendiri di film ini.
Mungkin karena sesuai temanya, yakni bagaikan sebuah permainan seperti halnya Monopoli atau Catur yang berupa minatur itu, ada dua adegan yang cukup dikenang secara visual.
Yang pertama berkenaan dengan transisi sorotan kamera terhadap sekuen antara miniatur dengan hal nyata, saat mengekspos lingkungan pemukiman Max dan Annie mulai dari kejauhan hingga kamera mendekat.
Sedangkan yang kedua yakni adegan saat Max, Annie dan kawan-kawan yang mengendarai mobil, sedang menghampiri Brooks yang disandera oleh kedua penculik dengan posisi di dekat sebuah mobil van, dengan gaya yang sama.
Film Game Night mengangkat tema akan sebuah permainan yang merubah semuanya,
sehingga menyadarkan karakter sekaligus mempermainkan pikiran audiens tentang sesungguhnya apa yang terjadi.
Film ini mungkin menjadi sebuah kemasan yang lebih menarik, seandainya level komedi atau humor ditingkatkan, melalui dialog yang lebih segar dan akting yang lebih ekspresif.
Score : 2 / 4 stars
Game Night | 2018 | Drama, Thriller, Komedi | Pemain: Jason Bateman, Rachel McAdams, Kyle Chandler, Billy Magnussen, Sharon Horgan, Lamorne Morris, Kylie Bunbury, Jesse Plemons | Sutradara: John Francis Daley, Jonathan Goldstein | Produser: John Davis, John Fox, Jason Bateman, James Garavente | Penulis: Mark Perez | Sinematografi: Barry Peterson | Musik: Cliff Martinez | Distributor: Warner Bros Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 100 Menit
Boleh juga filmnya, jadi pengen nonton juga.
ReplyDeletesilahkan ditonton, karena premis nya memang menarik.
Delete