The Last Starfighter (1984) : Pemain Game yang Menjadi Pilot Luar Angkasa

the last starfighter pemaon game pilot luar angkasa
Universal Pictures

Sinema fiksi ilmiah, review film The Last Starfighter, mengisahkan tentang seorang pemain game yang menjadi pilot luar angkasa.

Berkat kesuksesan besar trilogi Star Wars, maka mulai bermunculan sejumlah film sejenis, melalui karakter utama dewasa, remaja hingga anak-anak.

Film E.T. (1982), Enemy Mine (1985), Spaceballs (1986) atau Flight of the Navigator (1986) adalah contohnya, dan film The Last Starfighter sepertinya terlewatkan.

Premisnya sangat menarik, yakni seorang remaja pemain game yang akhirnya terpilih menjadi seorang pilot luar angkasa, guna menyelamatkan kaum mahluk asing dari ancaman peradaban. 

Terdengar klise, namun justru itulah kehebatan film tipikal era 80’an yang biasanya ‘fun’ dan pantas dinikmati. 

Uniknya, film tersebut disutradarai oleh Nick Castle, sosok yang memerankan figur Michael Myers dalam film Halloween.

Bersama dengan Tron (1982), film The Last Starfighter merupakan salah satu terobosan penting akan inovasi awal penggunaan CGI, m
eski saat itu terasa impresif sesuai dengan keterbatasan teknologi. 

Karena di Indonesia sendiri film tersebut kurang dikenal, maka bisa jadi berstatus cult, mengingat adanya kesan underrated tapi cukup mendapat sambutan hangat kritik.

review the last starfighter
Universal Pictures

Film ini mengisahkan seorang remaja bernama Alex (Lance Guest) yang tinggal dalam pemukiman trailer park, bersama keluarganya. 

Ia mengisi waktu luang dengan memainkan video game berupa mesin arcade (dingdong) bernama “Starfighter”.
  
Alex berperan sebagai seorang pilot tempur Starfighter, armada dari Rylan Star League, guna mempertahankan wilayah “The Frontier” dari serangan Xu dan Ko-Dan Empire. 

Suatu malam, ia mampu memecahkan rekor baru, setelah menghancurkan armada Ko-Dan.

Keesokan harinya, tiba-tiba muncul Centauri (Robert Preston), pria pencipta game tersebut dan mengajak Alex hingga ke luar angkasa, dengan menggunakan mobil futuristik.

Centauri merekrutnya menjadi pilot tempur sungguhan, berdasarkan skenario dari permainan video game tersebut, sedangkan ia meninggalkan android bernama Beta untuk menyamar menjadi Alex di Bumi. 

Awalnya Alex enggan dan kembali ke Bumi, hingga salah satu markas Starfighter berhasil dihancurkan oleh armada pimpinan Xur, lalu menyerang Alex dan Centauri di Bumi.

Alex menyadari bahwa dirinya menjadi incaran Xur dan Ko-Dan Empire sekaligus Bumi menjadi salah satu target mereka selanjutnya, mengakibatkan jiwa perlawanannya terpicu untuk memerangi mereka.

Seperti halnya dalam Tron, kisah film ini terbagi dalam dua bagian lokasi, yakni di Bumi dan luar angkasa. 

alur film the last starfighter
Universal Pictures

Alur The Last Starfighter dilakukan bergantian antara Bumi dan luar angkasa di sepanjang film.

Di awal kisah, audiens diberikan gambaran kehidupan Alex yang tinggal dalam pemukiman trailer yang tenang dan damai jauh dari keramaian kota, malah sepertinya terisolasi.

Menariknya, lokasi tempat tinggal Alex berada di puncak perbukitan yang sangat dekat dengan pemukiman trailer tersebut.

Hanya dihubungkan dengan tangga layaknya sebuah resor, terdapat sebuah kafe yang dinamakan “Starlite, Starbrite” dengan halaman parkir luas dan sebuah mesin arcade

Sementara, dalam berbagai adegan di luar angkasa, terlihat jelas animasi CGI era 80’an yang khas melalui berbagai setting dalam adegan pertempurannya.

Meski penyajian film ini bagaikan seorang Luke Skywalker yang berperan menjadi sebagai pilot pesawat tempur Rebellion, beberapa hal menarik tentu saja berkaitan dengan adegan Beta sebagai duplikat Alex.


Berbagai humor akan bagaimana kakunya Alex beradaptasi sebagai manusia yang memiliki emosi dan rasa, serta komedi segar yang membuat syok adik laki-lakinya Alex yang terbangun saat tidur, karena ia tidak menyadari bahwa Beta bukanlah Alex. 

Objek Starcar yang dikendarai oleh Centauri juga terlihat impresif, dengan tampilan streamline melalui desain futuristik yang sederhana dan elegan tipikal film Blade Runner dan Back to the Future.

sinopsis the last starfighter
Universal Pictures

Selain itu, desain pesawat luar angkasa terutama Gunstar One dan Ko-Dan Swarm tak kalah  kerennya. 

Berbagai efek digital yang maju di jamannya dalam berbagai adegan, diperlihatkan secara halus dan detail, terutama pada pencahayaan.

Rupa mahluk luar angkasa, terutama pada figur Grig selewat mirip dengan karakter Jeriba Shigan dalam film Enemy Mine, sedangkan Lord Kril juga meyakinkan sebagai antagonis dengan muka kejam.


Tak kalah uniknya penampilan fisik bangsa Rylan baik melalui figur Xur maupun Enduran, dengan rambut putih namun pelontos di tengahnya, seperti mahluk menyerupai manusia yang memiliki kecerdasan tinggi.

The Last Starfighter
merupakan sebuah bukti kreativitas fiksi ilmiah fantasi buah karya Jonathan R. Betuel.

Tanpa perlu mengadaptasi dari sumber manapun, film ini meski ceritanya sederhana dengan efek spesial animasi, namun tetap saja pantas untuk ditonton.

Jika anda penggemar film bertemakan luar angkasa, maka The Last Starfighter menjadi referensi orisinal yang layak dan kreatif, tentang seorang pemain game yang menjadi pilot luar angkasa.

Score : 3 / 4 stars

The Last Starfighter | 1984 | Fiksi Ilmiah, Petualangan | Pemain: Lance Guest, Dan O’ Herlihy, Caherine Mary Stuart, Robert Preston, Norman Snow | Sutradara: Nick Castle | Produser: Gary Adelson, Edward O. Denault | Penulis: Jonathan R. Betuel | Musik: Craig Safan | Sinematografi: King Baggot | Distributor: Universal Pictures Distribution | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 101 Menit

Comments