The Guns of Navarone (1961) : Upaya Menghancurkan Senjata Raksasa Nazi

the guns of navarone hancurkan senjata raksasa nazi
Columbia Pictures Corporation

Sinema perang review film Perang Dunia II yakni, 
The Guns of Navarone dalam upaya menghancurkan senjata raksasa Nazi.

Nama Alistair MacLean sebagai seorang novelis top, biasanya menghasilkan karya berkualitas yang tidak main-main.

Sejumlah karya populer MacLean mengandalkan temakan seperti Perang Dunia II, intelijen dan spionase, serta petualangan yang kental dengan unsur konspirasi politik. 

Sebagian dari novelnya telah diadaptasi ke dalam bentuk film, salah satunya yakni The Guns of Navarone yang terbit di tahun 1957.

Materi cerita terinspirasi dari pertempuran di Kepulauan Leros saat Perang Dunia II, sedangkan premisnya sekilas mirip dengan Where Eagles Dare (1968).

The Guns of Navarone fokus terhadap upaya beberapa tentara sekutu berkemampuan khusus untuk menghancurkan senjata raksasa Nazi.

Senjata tersebut berupa peluncur rudal yang mampu menghancurkan armada laut Sekutu, di kepulauan wilayah perbatasan Yunani dan Turki.

Baca juga: Where Eagles Dare (1968): Misi Sederhana Menuju Kekacauan 

Film The Guns of Navarone disutradarai oleh J. Lee Thompson yang aktif sejak era 50’an, termasuk beberapa filmnya Charles Bronson dan Anthony Quinn, sedangkan aktor veteran Gregory Peck dan David Niven turut membintangi film ini.

1943, aliansi Axis yakni Jerman, Italia, Jepang hendak menyerang Pulau Kheros yang terdapat dua ribu tentara Inggris tertahan disana.

Guna menunjukkan kekuatannya, mereka juga ingin meyakinkan Turki yang netral untuk bergabung dengan aliansi tersebut. 

Saat Angkatan Laut Inggris berusaha menyelamatkan tentaranya, armada mereka dihancurkan oleh dua unit peluncur rudal yang dimiliki Nazi.

Senjata raksasa tersebut berlokasi di sebuah pulau fiktif bernama Navarone, di perairan Aegea, wilayah Mediterania, dekat Yunani dan Turki. 

Sementara Sekutu pun kesulitan dalam serangan udara, karena senjata tersebut berlindung dibalik batu karang berbentuk gua.

Maka dibentuklah tim kecil guna menyusup ke dalam instalasi militer tersebut yang dipimpin oleh Mayor Inggris, Roy Franklin (Anthony Quayle).

Ia merekrut Kapten Amerika, Keith Mallory (Gregory Peck) yang ahli intelijen dan kemampuan memanjat tebing, serta fasih Bahasa Yunani dan Jerman.

sinopsis the guns of navarone
Columbia Pictures Corporation

Juga bergabung Kolonel Yunani, Andrea Stavrou (Anthony Quinn), Kopral Inggris, Miller (David Niven) yang ahli kimia dan bahan peledak. 

Lalu selebihnya ada dua tentara Amerika, yakni Spyros (James Darren) keturunan Yunani penduduk asli Navarone, serta “Butcher” Brown (Stanley Baker) insinyur mekanik yang piawai menggunakan pisau.

Dalam perjalanannya, mereka bertemu dengan kelompok gerilyawan Yunani yang diwakili oleh Maria (Irene Papas) dan Anna (Gia Scala). 

Namun petualangan mereka mengalami hambatan ketika tiba di desa Mandrakos, karena harus menghadapi pasukan Nazi yang telah mengetahui dan malah memburu mereka.

Selama dua jam setengah, audiens disuguhkan melalui pace yang cenderung lamban, mulai dari briefing kepada figur utama Mallory mengenai misi tersebut.

Selain itu dalam alur awal cerita, disajikan pengalaman Angkatan Udara Australia yang menjelaskan betapa sulitnya menembus pertahanan instalasi senjata Nazi di Navarone.

Intrik mulai terasa saat pertemuan Mallory dengan Andrea, hingga awal perjalanan tim yang dipimpin Franklin dalam sebuah perahu nelayan ketika mereka berkonfrontasi dengan kapal patroli Nazi.

Adegan cukup menegangkan mulai muncul ketika mereka menghadapi badai di malam hari, lalu kesulitan mendarat di pulau tersebut yang dikelilingi batu karang terjal.

Mallory yang pertama kali memanjat tebing, membuka jalan bagi rekan-rekannya, namun diperlambat dengan terlukanya Franklin yang menimbulkan argumen diantara mereka.

Maka timbul sebuah dilema yang menghasilkan tiga opsi.

Ritme kembali menurun saat mereka bertemu dengan Maria dan Anna di reruntuhan bangunan peninggalan sejarah khas Yunani.

Alur mulai semakin menarik saat mereka mulai dikejar-kejar oleh pasukan Nazi, terutama dalam lokasi di desa Mandrakos.

Rombongan Mallory terpencar menjadi dua kelompok, yang satu bersembunyi di sebuah bangunan, sedangkan yang lain membaur dalam kerumunan pesta pernikahan salah satu penduduk desa.

Bahkan diselingi oleh adegan mereka bernyanyi massal dalam bahasa daerah mereka, termasuk figur Spyros, tepat sebelum diketahui Nazi dan ditangkap. 

Adegan interogasi oleh Nazi pun berlangsung penuh kejutan dan penuh trik, sekaligus mempertonotnkan selingan humor segar, terutama saat Andrea mulai bertingkah.

review film the guns of navarone
Columbia Pictures Corporation

Saat menjelang adegan puncak itulah, bersamaan dengan persiapan menyerang instalasi senjata tersebut, Miller tiba-tiba geram mengetahui ada yang sabotase peralatan miliknya, sehingga timbul fitnah.

Adegan pamungkas ketika mereka melakukan aksi untuk menghancurkan instalasi militer berikut dua unit senjata raksasa itulah yang paling gereget serta begitu seru.

Meski demikian, elemen thriller-nya kurang menonjol, dalam arti cenderung mudah diprediksi.

Penyajian 
The Guns of Navaronei berdasarkan materi dari novelnya itu sendiri, memang bukan kisah biasa. 

Drama dan tragedi, beberapa kejutan tak disangka, penggunaan trik cerdas untuk manipulasi, sabotase dan spionase, merupakan sajian utama film ini.

Belum lagi ada keseruan berbagai adegan aksi laga, serta tentu saja kuatnya karakterisasi dan hubungan antar-figur yang begitu berkesan, bukan sebagai sebuah petualangan klise.

Baca juga: Spionase, Kriminal, Aksi Petualangan: Mengenal Sejumlah Film Adaptasi Alistair MacLean 

Keenam figur utama yang unik satu sama lain, ditambah dengan intrik diantara mereka sepanjang jalan cerita, terjalin begitu dinamis serta menarik. 

Bagaimana masa lalu Andrea yang begitu dendam secara personal terhadap Mallory, terungkap melalui dialog Mallory dengan Franklin. 

Begitu pula saat Franklin terluka setelah mendaki tebing karang, Mallory, Miller, serta Andrea berargumen untuk segera mengambil keputusan kritis.

Saat interogasi oleh Nazi, tingkah laku serta motif Andrea pun sulit ditebak, mengakibatkan audiens bertanya-tanya, apakah ia benar-benar seorang pengkhianat atau bukan. 

Figur Miller pun terlihat paling vokal menentang dan berargumen terkait beberapa keputusan yang diambil Mallory, sejak Franklin terluka. 

Sementara Mallory sendiri saat audiens menebak bahwa ia terpojokkan, lalu beberapa kali menimpalnya dengan jawaban menohok.

ulasan film the guns of navarone
Columbia Pictures Corporation
 
Sebuah beban berat dan tanggung jawab yang berada di pundak Mallory, tampaknya tidak disadari oleh Miller yang terkesan sebagai tukang protes dan menggerutu.

Figur misterius Andrea tampaknya juga terkesan sebagai seorang oportunis.

Lain halnya dengan kecurigaan Mallory terhadap “Butcher” Brown yang pendiam dan terlihat ragu-ragu membunuh tentara Nazi dalam keadaan terjepit, ketika mereka berada di kapal nelayan. 

Adapun figur Spyros yang paling netral dan terlihat loyal menjalankan misi. 

Dua figur pendukung, yakni Maria digambarkan sebagai pejuang tangguh dan pemberani, sedangkan Anna memiliki trauma akan masa lalu dan dendamnya terhadap Nazi sehingga membuatnya bisu.

Performa David Niven-lah sebagai Miller adalah yang terbaik di film ini, selain akting aktor kelahiran Meksiko, Anthony Quinn sebagai Andrea yang berkarisma sekaligus hilarious saat diinterogasi pihak Nazi. 

Aktris Yunani, Irene Papas juga bermain cemerlang dan emosional sebagai Maria.

Setting indah landskap khas Yunani area Mediterania, melalui penggambaran desa serta kultur dan aktivitas penduduknya, juga terlihat mengesankan.

The Guns of Navarone merupakan potret fiktif berdasarkan teori perkembangan teknologi Nazi Jerman untuk mengembangkan kekuatan militernya, melalui instalasi berupa dua unit senjata raksasa canggih saat itu.

Seperti halnya Where Eagles Dare atau Saving Private Ryan (1998), bahwa sebuah misi dilakukan dengan merekrut para spesialis, namun motif para petinggi yang menggagasnya pun diragukan tingkat keberhasilannya.

Apakah cenderung spekulatif?

Untung saja kompleksitas struktur cerita 
The Guns of Navarone begitu rapih dan sangat menarik untuk diikuti, sehingga disambut dengan baik. 

MacLean kemudian membuat sekuelnya berjudul Force 10 from Navarone di tahun 1968, yang kemudian diadaptasi lepas dalam film dengan judul yang sama di tahun 1978 yang dierpankan Robert Shaw dan Harrison Ford.

Demikian sinema perang review film Perang Dunia II yakni, The Guns of Navarone dalam upaya menghancurkan senjata raksasa Nazi.

Score : 3.5 / 4 stars

The Guns of Navarone | 1961 | Petualangan, Perang | Pemain: Gregory Peck, David Niven, Anthony Quinn, Stanley Baker, Anthony Quayle, James Darren, Irene Papas, Gia Scala, Richard Harris | Sutradara: J. Lee Thompson | Produser: Carl Foreman | Penulis: Berdasarkan novel The Guns of Navarone karya Alistair MacLean. Skenario: Carl Foreman | Musik: Dimitri Tiomkin | Sinematografi: Oswald Morris, B.S.C. | Distributor: Columbia Pictures Corporation | Negara: Inggris, Amerika Serikat | Durasi: 158 Menit

Comments