Review Tiga Semesta Film Spider-Man

review tiga semesta film spider-man
Sony Pictures, Marvel Studios

"With great power, comes great responsibility."

Sinema superhero, review tiga semesta film Spider-Man dari masing-masing film yang berdiri sendiri.

Tiga semesta film Spider-Man yang dimaksud yakni trilogi Sam Raimi, dua film Marc Webb, serta trilogi Marvel Cinematic Universe (MCU), tidak termasuk adaptasi awal tahun 1977. 

Ketiga versi dalam semesta film Spider-Man tersendiri, dirilis berdasarkan generasi yang berbeda.

Langsung saja menuju masing-masing review singkat terhadap review tiga semesta film Spider-Man:

review ulasan alur spider-man sam raimi tobey maguire
Sony Pictures

Spider-Man (2002)

Peter Parker (Tobey Maguire) remaja yang kerap mendapatkan bully, digigit seekor laba-laba rekayasa genetik, sehingga memiliki kekuatan super.

Sementara ilmuwan Norman Osborn (Willem Defoe) bereksperimen dengan cairan kimia yang membuatnya menjadi Green Goblin.

Parker sendiri memiliki kesulitan mendekati Mary Jane Watson (Kirsten Dunst) yang tengah dekat dengan sahabatnya yakni Harry Osborn (James Franco). 

Ia pun dalam pencarian jati dirinya bertransformasi menjadi Spider-Man.

Film perdana dari trilogi Spider-Man klasik ini, merupakan salah satu yang terbaik.

Jajaran cast filmnya sungguh pas menjalani perannya masing-masing, khusus untuk Maguire, Defoe, serta J.K. Simmons sebagai J. Jonah Jameson.

Arahan solid dan menakjubkan Sam Raimi, mampu memberikan kepuasan akan aksi Spider-Man, meski saat itu teknologi visual masih terbatas.

Kuatnya ikatan antar-karakter di film Spider-Man sangat terasa dan emosional, termasuk sisi suram Peter Parker dalam tahap awal sebelum menjadi Spider-Man.

Dinamika sorotan dan arah gerak kamera fantastis saat Spider-Man berayun diantara gedung-gedung tinggi di New York, sepertinya menjadi template bagi versi berikutnya.

Score: 3 / 4 stars

review ulasan alur spider-man 2 sam raimi
Sony Pictures

Spider-Man 2 (2004)

Peter Parker (Tobey Maguire) mengalami kendala dalam membagi waktu sebagai Spider-Man, studi kuiah, serta bekerja.

Hubungannya dengan MJ (Kirsten Dunst) mengalami pasang-surut sebagai sahabat meski Parker mencintainya sebagai kekasih.

Bersamaan dengan kekuatannya yang memudar, ilmuwan Doctor Octavius (Alfred Milina) yang didanai Harry (James Franco) mengalami insiden yang merubahnya menjadi Doctor Octopus.

Tak disangka, Spider-Man 2 sebagai sebuah sekuel mampu menyajikan hal yang lebih kompleks dari semua sisi.

Karakterisasi yang lebih dalam, chemistry yang lebih emosional, serta aksi laga fantastis mampu memberikan yang terbaik di film ini. 

Score: 3.5 / 4 stars

review ulasan alur spider-man 3 tobey maguire
Sony Pictures

Spider-Man 3 (2007)

Peter Parker (Tobey Maguire) sedang berada di puncaknya, kontras dengan MJ (Kirsten Dunst) yang sedang kecewa karena pekerjaannya.

Komunikasi mereka tidaklah mulus, sementara Harry (James Franco) yang mengetahui identitas Parker, berniat balas dendam atas kematian ayahnya.

Adapun simbiotik luar angkasa yang jatuh ke bumi, perlahan menguasai Parker dan merubah sikapnya.

Parker pula harus berhadapan dengan saingan sesama fotografer Eddie Brock, dan sebagai Spider-Man menghadapi Flint Marko alias Sandman.

Semakin kompleks dan terlalu banyak figur, Spider-Man 3 kewalahan dalam merangkum cerita berdurasi 2 jam 15 menit. 

Tidak seperti dua film sebelumnya, kali ini dieksekusi dengan pemaksaan alur terhadap banyaknya hubungan antar figur satu-sama lain.

Meski secara keseluruhan cukup dangkal, namun seperti hanya Doctor Octopus, figur Sandman mampu menjadikannya sebagai villain yang lebih baik daripada Venom. 

Begitu pula transformasi Parker dan Spider-Man menuju sisi gelapnya mampu menghibur audiens.

Score: 2.5 / 4 stars

review ulasan alur the amazing spider man
Sony Pictures

The Amazing Spider-Man (2012)

Peter Parker (Andrew Garfield) digigit laba-laba rekayasa genetik di Laboratorium Oscorp, sehingga ia mendapatkan kekuatan super.

Parker yang menginginkan balas dendam atas kematian Paman Ben, menjadi vigilante yang diburu polisi dan jatuh cinta kepada Gwen Stacy (Emma Stone). 

Sementara Dr. Curt Connors (Rhys Ifans) dalam keadaan tertekan, nekat melakukan percobaan yang malah bertransformasi menjadi monster kadal.

Andrew Garfield sebagai Peter Parker cukup baik dan mengesankan, tetap berkarisma.

Begitu juga performa Emma Stone sebagai Gwen Stacy yang jauh lebih menawan daripada Bryce Dallas Howard di Spider-Man 3.

Ikatan keduanya terasa sangat kuat di film ini.

Kontras dengan hubungan Parker dengan Uncle Ben dan Aunt May yang kurang memiliki emosi dalam hubungan keluarga.

Berkat kemajuan teknologi CGI, baik figur Lizard maupun aksi laga serta landskap New York jauh lebih baik.

Hanya saja The Amazing Spider-Man merupakan versi yang sulit dinikmati penuh, sebagai adaptasi komik superhero klasik.

Score: 2.5 / 4 stars

review ulasan alur the amazing spider-man 2
Sony Pictures

The Amazing Spider-Man 2 (2014)

Peter Parker (Andrew Garfield) kali ini menghadapi villain baru yakni Electro (Jamie Foxx) dan kedatangan kawan lamanya yakni Harry Osborn (Dane DeHaan) sebagai pewaris Oscorp.

Sementara Parker masih berjuang dalam hubungan pasang-surutnya dengan Gewn Stacy (Emma Stone), ia akhirnya mengetahui penyebab kedua orang tuanya menghilang.

The Amazing Spider-Man 2 melanjutkan rutinitas dari film sebelumnya, melalui formula dan gaya yang sama.

Menariknya, perspektif berbeda terhadap karakter keluarga Osborn di film ini menawarkan hal yang baru, meski pada akhirnya mudah ditebak.

Kejutan besar terjadi menjelang akhir cerita dan sangat tragis, meski secara keseluruhan film ini tidaklah sebaik dua film awal versi Sam Raimi.

Score: 2.5 / 4 stars

review ulasan alur spider-man homecoming
Sony Pictures, Marvel Studios

Spider-Man: Homecoming (2017)

Peter Parker (Tom Holland) menghadapi seorang villain yakni Shocker yang didalangi oleh Vulture (Michael Keaton).

Vulture merupakan rival yang menggunakan teknologi Chitaury yang dicuri dari Tony Stark (Robert Downey Jr.), untuk penjualan senjata ilegal.

Debut film utuh Spider-Man versi MCU ini tidaklah istimewa dan bahkan medioker, dalam arti tidak meninggalkan impresi yang dikenang.

Kembalinya duet Peter Parker/Spider-Man dengan Tony Stark/Iron Man sebagai mentornya, cukup menjenuhkan.

Hanya saja performa meyakinkan Michael Keaton sebagai Vulture, serta ada pelintiran kecil di film ini cukup menarik.

Ada sejumlah keseruan momen Parker beserta teman-teman sekolahnya dalam adegan tertentu, cukup menghibur. 

Score: 2 / 4 stars

review ulasan alur spider-man far from home
Sony Pictures, Marvel Studios

Spider-Man: Far From Home (2019)

Nick Fury (Samuel L. Jackson) menyelidiki ancaman para Elemental terhadap Bumi, dibantu oleh Quentin Beck (Jack Gyllenhaal).

Peter Parker/Spider-Man (Tom Holland) bersama dengan kelompok studinya berada di Eropa dan juga menghadapi ancaman Elemental tersebut.

Meski tertolong dengan sebuah kejutan akan pelintiran besar, film ini terasa sangat standar pada akhirnya.

Sekuel dari Spider-Man versi MCU yang bersifat rutin, dengan suguhan aksi spektakuler berlebihan.

Score: 1.5 / 4 stars

review ulasan alur spider-man no way home
Sony Pictures, Marvel Studios

Spider-Man: No Way Home (2021)

Identitas Peter Parker sebagai Spider-Man terbongkar di depan publik, dan citra negatif karena insiden pada peristiwa sebelumnya. 

Demi kelolosan menuju kuliah, Parker meminta bantuan kepada Doctor Strange agar semua orang lupa akan hal tersebut. 

Kesalahan ucapan mantera mengakibatkan munculnya para villain dari masing-masing semesta yang berbeda.

Klik Disini untuk ulasan lengkapnya.

Demikian sinema superhero, review singkat terhadap tiga semesta film Spider-Man

Comments